What kind of God do we worship?

  


Pdt Victor Liu
20 Desember 2015

Rekaman Praise & Worship

  1. What child is this
  2. How great Thou art
  3. Joyful
  4. The Stand

Siapakah bayi yang lahir ribuan tahun ini? Yang dimana orang orang majus dan malaikat menyembahNya? Dia lah Tuhan kita. Namun Tuhan macam apa yang kita sembah? Apakah bayi yang kita mau atur semau kita? Atau bayi yang kita lihat sebagai Raja di atas segala raja?

Baca Matius 2:7-11
Terjemahan Inggris: “they fell down/bowed down and worshipped Him”

Orang orang majus datang dari tempat yang sangat jauh, dan saat mereka datang, mereka sudah punya tekad sebelumnya bahwa bayi yang lahir itu adalah bukan bayi sembarangan dan akan menyembahNya.

Buku Matius menulis dan menunjukkan bahwa bayi ini seorang Raja, dari Abraham sampai Daud (fokus Daud yang mau menunjukkan bahwa Dia adalah keturunan Raja); yang menebus dosa manusia dan juga nantinya akan datang lagi menjadi Raja di atas segala raja. Mikah 5:1-2 juga menunjukkan bahwa penguasa/raja yang akan datang ini ada di Betlehem. Penyembahan yang benar dimulai dari pengenalan akan Yesus yang sebagai Tuhan, sang Raja yang datang ke dalam dunia dan mati di kayu salib untuk kita.

Dari orang orang majus ini kita bisa belajar woship yang sejati:
– Pengenalan yang benar
Worship kita bukan dimulai dengan perasaan kita, tapi dengan pengenalan akan Yesus yang benar dan secara pribadi. Natal tidak akan punya arti buat kita kalau kita tidak tahu siapa Yesus Kristus sebenarnya!
– Dedikasi, kesungguhan hati
Mereka punya kesungguhan hati dan penuh suka cita. Mereka jalan ribuan kilometer meninggalkan kenyamanan mereka hanya untuk menyembah seorang bayi.

Kalau kita ikut Yesus tetapi tidak ada pengorbanan apa apa, kita harus mempertanyakan diri kita: apakah kita sungguh-sungguh ikut Dia? Karena kalau kita ikut Dia, itu berarti ada pengabdian, ada dedikasi, ada pengorbanan yang kita berikan untuk Dia, bukan? Kita bilang ikut Tuhan, tapi tidak mau menyangkal diri. Atau kita bilang ikut Tuhan, tapi tidak mau berikan dedikasi bagi Dia. Jadi, Tuhan macam apa yang kita sembah?

Raja Herodes tidak percaya secara pribadi pada Yesus Kristus, walaupun dia percaya pada nubuatan Nabi Mikah. Ahli-ahli Taurat pun demikian, mereka tahu Mikah 5:1-2 tetapi tidak percaya pada Dia.
Kadang kita bisa seperti itu. Kita ikut Yesus, dan suka cita hanya kalau saya bahagia waktu ikut Yesus; Kita tidak pernah mempertanyakan apakah Tuhan berkenan atas apa yang kita lakukan/katakan/pikirkan atau tidak. Menyedihkan kalau hal ini sampai terjadi pada kita yang menyatakan diri bahwa kita sudah percaya pada Yesus Kristus!

Kenapa kita harus menyembah Tuhan?

KENAPA KITA HARUS MENYEMBAH TUHAN DAN IKUT DIA DENGAN SUNGGUH SUNGGUH?

Tuhan ingin hanya kepada Dia saja kita harus menyembah (Matius 4:10)

Kalau kita ikut Tuhan, maka kita harus menyembah Tuhan! Tuhan sendiri berkata bahwa Dia adalah Allah yang cemburu, yang ingin kita kalau ikut Dia bahwa kita hanya menyembah sungguh-sungguh hanya kepada Dia saja!

Kita akan menjadi apa yang kita sembah

Kalau kita menyembah uang, maka kita akan selalu rakus. Kalau kita menyembah posisi, kita akan selalu mengejar dan ambil jalan pintas. Kalau kita menyembah kecantikan, kita akan melakukan apa saja supaya terus terlihat cantik. Kalau kita menyembah hawa nafsu seksual, maka setiap hari kita akan terus mencari-cari sesuatu untuk memuaskan hawa nafsu seksual kita.

We become what we worship! Lihat Mazmur 115:8, 135:18.
Mungkin kita tidak menyembah patung-patung, tetapi kalau kita menyembah hal-hal lainnya seperti contoh tadi di atas, maka itu sama saja sebenarnya dengan penyembahan berhala di mata Tuhan!

Kita tidak hanya menyembah berhala kita, tetapi kita juga akan dihancurkan oleh berhala itu!!

Kita tidak bisa menyembah pada 2 tuan

Matius 6:24 – we cannot serve two masters! Karena manusia umumnya adalah manusia yang berdosa, maka kita kalau tidak hati-hati, akan mudah menyeleweng kesana kemari. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, kita pun tidak bisa mendua hati: punya istri 1, punya kerjaan full time 1, dan sebagainya. Apalagi dalam menyembah kepada Tuhan kita!

—-
Kalau kita refleksikan sungguh-sungguh dalam setahun ini, apakah hati kita sungguh-sungguh menyembah kepada Tuhan? Dan saat kita menyembah Dia pun, apakah kita sungguh-sungguh sudah mengenal Tuhan kita yang benar?

Tuhan macam apa yang kita sembah? Tuhan macam apa yang kita kenal sampai pada hari ini?

Menjelang akhir tahun ini, kiranya kita bisa merefleksikan diri kita secara pribadi – macam apa penyembahan kita pada Tuhan sampai saat ini?

Post a comment

X