Walk by faith in the midst of uncertainties

  


Pdt Victor Liu
21 September 2014

Rekaman khotbah:

Ringkasan khotbah:

Kisah Abraham merupakan hal yang menarik dimana Abraham menanti selama 25 tahun di tengah situasi yang tak menentu penuh iman. Banyak juga masalah-masalah yang terjadi yang terus menempa iman dan kehidupan Abraham, seperti masalah antara Lot dan Abraham dengan gembala-gembala mereka. Cepat atau lambat, masalah pasti terjadi dalam kehidupan kita. Itu sudah menjadi bagian dari hidup kita, dan konflik pasti akan kita alami. Pertanyaannya adalah, apakah kita mengerti dan menyiapkan diri kita untuk menghadapi konflik-konflik ini?

Cara kita menghadapi konflik memperlihatkan kedewasaan kita.

Bagaimana mengatasi konflik (Kejadian 13)

Kita tidak akan bisa melakukan praktek atau prinsip yang praktis pada saat kita tidak/belum mengerti alasan fondasinya mengapa.

[1] Kita harus mengetahui dahulu mengapa tidak boleh ada pertengkaran dalam konflik

Abraham sendiri berkata supaya jangan ada pertengkaran di antara mereka, karena kemungkinan besar waktu itu para gembala satu sama lain sudah ribut. Abraham mengerti bahwa perkelahian akan memisahkan dan merusak hubungan persaudaraan mereka. Pertengkaran dipakai iblis untuk merusak suasana harmonis, termasuk gerejaNya. Padahal Tuhan memberkati pada saat ada persatuan (lihat jemaat Korintus yang tidak punya unity). Alkitab berkata betapa pentingnya kita menjaga persatuan!

Saat kita tidak mengerti mengapa kita tidak boleh bertengkar, kita cenderung akan egois, hanya mementingkan kepentingan diri kita.

Kalau kita melihat bahwa kita adalah saudara satu sama lain, dibawah satu Tuhan yang kita sembah dan bahwa kita adalah sesama anaknya, maka kita akan bisa mengatasi konflik dengan lebih baik. Filosofi ini harus kita pegang dan dalami dengan sungguh-sungguh, baru kita bisa melakukan praktek “bagaimana” nya.

[2] Tidak mempertahankan hak

Kita juga tidak akan bisa melakukan praktek atau prinsip yang praktis pada saat kita selalu mau mempertahankan hak kita.

Abraham tidak mempertahankan haknya dan mengalah pada Lot, padahal dia lebih tua, lebih dahulu diberkati Tuhan, dan yang juga mengajak Lot untuk ikut bersama-sama. Sedihnya adalah bahwa Lot justru merasa sebaliknya.

Perhatikan juga bahwa Abraham melakukan ini bukan karena terpaksa dan ia tidak menggerutu. Dia tidak merasa seperti keset atau self-pity. Tapi dia melakukannya dengan suka rela. Suatu sikap yang tidak egois. Baca Filipi 2:5-8. Yesus pun tidak mempertahankan hakNya! Prinsip Tuhan Yesus ini pun dipegang oleh Abraham.

Kita tidak mungkin bisa sama satu sama lain (uniformity) tapi di tengah perbedaan satu sama lain, kita bisa bersatu dengan perbedaan yang ada (unity). Sama halnya seperti suami istri yang dari latar belakang dan pribadi yang berbeda, untuk bisa menjadi satu.

Lot memilih karena kepentingan & keuntungan pribadi vs Abraham. Pilihan Lot malah akhirnya menghancurkan hidupnya sendiri di masa depan.

[3] Mengatasi konflik dengan aktif dan bijaksana

Kita tidak bisa melakukan point ketiga ini kalau kita tidak mempunyai point pertama dan kedua. Kita tidak bisa mengatasi konflik dengan baik kalau hati kita panas/kesal dan penuh dengan keegoisan. Saat hati kita bersih dan dipenuhi kasih Kristus, kita bisa menyelesaikan konflik dengan baik.

Ibrani 12:14 menekankan pentingnya kita untuk mengejar perdamaian! Mengejar merupakan gaya perintah dan terus menerus (aktif) harus kita lakukan. Yesus berkata berbahagialah orang yang berbuat damai, yang mengejar perdamaian. Orang yang disebut anak Allah, adalah orang yang mengejar perdamaian! Ciri-ciri anak Iblis suka menjelekkan dan menjatuhkan!

Abraham aktif, dia memanggil Lot untuk diskusi mata dengan mata. Kita harus berbicara langsung pada orang yang bisa menyelesaikan masalah. Kalau kita berbicara kesana kemari pada orang lain yang tidak menyelesaikan masalah, itu adalah gosip! Dan akhirnya biasanya tujuannya hanya supaya kita mengeluarkan uneg-uneg dan menjelekkan orang tersebut.

Perhatikan sebuah ayat yang menarik:

Karena itu terjadilah perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu – Kejadian 13:7

Apa hubungannya sebuah pertengkaran dan bagian terakhir dari ayat ini? Orang yang bukan mengenal Tuhan selalu melihat hidup kita, dan Musa mau memberitahu kita bahwa apa yang dilakukan Abraham, anak Tuhan, waktu itu berbeda dengan orang-orang pada umumnya!

Setelah Lot berpisah dari Abraham, Tuhan berkata bahwa Dia akan memberkati Abraham. Sebuah tempat yang padahal kelihatan tandus dan gersang. Abraham membuat mezbah bagi Tuhan di Hebron (dia sudah membangun 3 altar) dan menyembahNya. Hebron disebut sebagai “relasi” – Abraham mempercayakan dirinya pada janji Tuhan.

Demikian Yesus Kristus yang tidak mempertahankan hakNya, Ia ditinggikan oleh Allah, yang melihat dan campur tangan. Dia melihat kita pada saat kita ada konflik dan masalah. Biarlah kita punya hati bersih, yang tidak mempertahankan hak kita. Tuhan akan mengangkat orang-orang yang mencari perdamaian, karena merekalah yang disebut sebagai anak-anak Allah!

Post a comment

X