Waktu Tuhan, bukan waktuku – Saul vs Daud

  


His way and His time, not my way and my time
1 Sam 10:22, 1 Sam 22:6-23; 23, 24,26
Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 13 September 2020

Intro : Prinsip atau cara & waktu Allah berbeda dengan pikiran, cara dan waktu manusia.

Melalui kisah-kisah di Alkitab kita banyak diajarkan tentang bagaimana waktu dan prinsip Tuhan berbeda dengan waktu dan prinsip manusia. Manusia fokus pada hal yang di luar (kecantikan, kekayaan, kedudukan, dll), sementara Tuhan fokus pada hal yang di dalam (hati manusia).

Manusia fokus pada hal yang sekarang terjadi, sedangkan Tuhan fokus pada hal yang menyangkut masa depan/kekekalan. Dunia berfokus pada kekayaan, sementara Tuhan berfokus pada karakter. Dunia menjunjung tinggi jalan pintas (hal yang instan), sementara Tuhan mengajarkan kesabaran dengan beriman penuh pada kehendak Tuhan.

Yesus mengajar “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya..” (Matius 6:33-34), namun dunia mengajarkan kita untuk mencari dan membangun ‘kerajaan’ di dunia ini. Hal-hal demikian menjadi bukti bahwa kehendak manusia begitu bertolak-belakang dengan kehendak Tuhan dan cara kerjaNya.

Pagi ini kita bahas waktu Tuhan & cara Tuhan dalam kehidupan Daud dan Saul.
Dari kisah Daud yang sudah kita bahas selama beberapa minggu terakhir, kita bisa melihat bahwa ia begitu memahami waktu dan cara Tuhan yang berbeda dengan waktu dan cara manusia. Dari 1 Samuel 24, dikatakan bahwa Daud sedang bersembunyi dari Saul di sebuah gua, namun ternyata Saul justru memasuki gua yang sama untuk membuang hajat, tanpa menyadari bahwa Daud, orang yang sedang dikejarnya, sedang berasa di sana juga.

Di saat itulah Daud memiliki kesempatan besar untuk membunuh Saul secara diam diam, namun ia memilih untuk hanya memotong ujung jubahnya saja. Dan tidak hanya sekali saja, dicatat di 1 Samuel 26 dimana Daud juga punya kesempatan kedua untuk membunuh Saul namun ia tidak melakukannya.

SAUL: TIDAK ADA WAKTU & CARA TUHAN; yang ada adalah CARA SAYA & WAKTU SAYA

Ada perbedaan yang kontras antara pribadi Saul dan Daud. Saul merasa ia adalah seorang raja yang berhak punya cara dan jalannya sendiri. Saul, meskipun di dalam mulutnya ia menyebutkan nama Tuhan di dalam perkataan dan kehendaknya (1 Samuel 23:7), merasa bahwa ia tetap bisa melakukan apapun yang ia inginkan.

Yang menjadi akar masalah Saul adalah rasa ketakutan (insecurity) yang ia miliki. Masalah yang dimiliki Saul terlihat saat Saul begitu marah saat bangsa Israel mengagungkan Daud akan kemenangannya terhadap Goliat dan bangsa Filistin. Saul takut akan kehilangan kedudukannya sebagai raja. Ketakutannya yang selama ini menumbuhkan rasa iri hati terhadap Daud sehinga membuat dia lupa dengan apa yang sudah Tuhan berikan kepada Saul.

Pada awalnya Saul adalah orang yang rendah hati (1 Samuel 10:22), namun kerendahan diri yang berlebihan telah membuatnya menjadi rendah diri sehingga ingin mencari keamanan dan penerimaan dari orang lain (1 Samuel 13, 15). Saul menjadi orang yang ingin menyenangkan orang lain dan lupa akan kehendak Tuhan.

Kelemahan kita di masa lampau tentu akan mempengaruhi kehidupan kita. Tanpa sadar, insecurity yg dimiliki Saul telah mempengaruhi kehidupan Saul seterusnya secara negatif (1 Samuel 22:6-23). Contol lainnya, Musa, masalah tentang sifat pemarah yang tidak dibereskan telah membuat dia marah dan akhirnya Tuhan tidak mengijinkan ia masuk kedalam tanah perjanjian (Bilangan 20:8-13). Yudas, masalahnya akan cinta uang telah membuatnya menjual gurunya (Yesus) sendiri (Matius 26-27). Jalan pintas yang Yudas ambil telah menghancurkan hidupnya.

Sebab itu, berhati-hatilah dalam kelemahan kita! Kelemahan atau karakter yang jelek atau dosa yang dianggap “kecil” dibiarkan akan jadi besar dan menguasai hidupmu. Dosa yg dibiarkan akan menjadi makin besar dan menghancurkan hidup kita. Saul menyuruh membunuh para imam dan ia juga ikut membunuh semua orang dan binatang di kota Nob (Lalu berkatalah raja kepada Doëg: “Majulah engkau dan paranglah para imam itu.” Maka majulah Doëg, orang Edom itu, lalu memarang para imam itu. Ia membunuh pada hari itu delapan puluh lima orang, yang memakai baju efod dari kain lenan. Juga penduduk Nob, kota imam itu, dibunuh raja dengan mata pedang; laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak yang menyusu, pula lembu, keledai dan domba dibunuhnya dengan mata pedang.
1 Samuel 22:18‭-‬19)

Ini sebabnya kita membutuh anugrahNya Tuhan setiap hari untuk membantu kita mengatasi kelemahan kita dan memberikan kekuatan. Apa yang dilakukan Saul, kita juga lakukan. Seperti Saul yang merasa dirinya seorang raja yang dapat melakukan apa saja, diri kitapun seperti itu. Kita ingin menjadi raja, boss, prnguasa atas diri kita. Apa yang kita pikir baik dan suka, kita lakukan dengan waktu kita. Masa bodoh dengan waktu Tuhan dan cara Tuhan.

Dosa yang dibiarkan akan bertumbuh menjadi hal yang mematikan pada akhirnya. Dan karena Tuhan mengerti betul tentang kelemahan kita, itu sebabnya Ia datang ke dunia untuk menyelamatkan kita. Kita butuh kasih karuniaNya untuk mengubah hidup kita.

DAUD: HIS TIME is my time, HIS WAY is my way.

Di sisi lain, Daud sungguh memahami kedaulatan Tuhan dalam hidupnya. Daud tidak ingin mendendam, membalas, sakit hati dan membunuh Saul. 2x kesempatan utk membunuh Saul, dia tidak mau menyenangkan orang seperti Saul. 3 prinsip hidup yang sesuai cara Tuhan dihidupkan oleh Daud. Ketika ikut prinsip ini, ia dengan tenang menanti waktu Tuhan baginya untuk menjadi seorang raja bagi Israel.

1. Saul adalah seorang yang diurapi Tuhan ( imam & raja yang diurapi Tuhan waktu jaman itu), 1 Samuel 24:7; 26:9, 23

Ia mengerti bahwa Saul adalah orang yang diurapi Tuhan menjadi raja Israel, sehingga dia tidak mau membunuh Saul. Daud juga tidak mau menjatuhkan atau menghancurkan hidup Saul sebagai raja. Biar ia mati, mungkin karena perang. Ia tetap menghargainya.
Daud tdk setuju dg cara Saul; dia mengkonfrontasi Saul; dia menyatakan kebenaran pada Saul dan menasehatinya ( 1 Sam 26:20). Tapi Daud tidak mau kudeta Saul. Bagi Daud, hal itu bukan cara Tuhan dan waktu Tuhan baginya dan khususnya melanggar prinsip bahwa raja dipilih Tuhan dan Dialah yang berhak menjatuhkannya.

2.Daud membiarkan Tuhan yang melakukan keadilanNya dan mengerti bahwa Tuhan sendiri yang akan menjaga jiwanya sesuai dengan waktu dan kehendak Tuhan (1 Sam 26:9-12). Daud mempercayakan pada penghakiman & keadilan Tuhan ( 1 Sam 26:23-24)

3. Tanggung jawab Daud adalah melakukan kebaikan; melakukan apa yang benar dan menanti dengan sabar waktu dan cara Tuhan untuknya agar menjadi seorang raja bagi Israel (1 Sam 36:23).

Daud memang bergumul dengan apa yang terjadi dalam hidup dia, namun Daud tetap bisa tunduk dan percaya kepada kehendak Tuhan.
Dia tekun, bertahan dan tidak menyerah walau dalam pelarian.
Darpada membalas dengan kebencian dan membunuh, Daud memberikan pengampunan dan kasih.

GAMBARAN YESUS KRISTUS: CHRIST IS THE BETTER DAVID

Kisah antara Daud dan Saul menggambarkan kisah antara Yesus dan diri kita. Daud yang layak membunuh Saul namun ia memilih untuk mengampuni Saul. Jesus is the better David. Tuhan yang layak membunuh kita karena dosa kita namun Ia memilih untuk menyelamatkan kita melalui Yesus.

Biarlah mata kita bisa terfokus kepada Tuhan sehingga hidup kita bisa terus diperbaharui menjadi semakin serupa Kristus. Terlebih lagi, biarlah kita terus menyadari ada waktu dan cara yang sudah Tuhan tetapkan bagi hidup kita, sehingga kita bisa tenang dalam menjalani hidup ini tanpa perlu menggunakan shortcut. By His grace, Jesus’ way is my way, Jesus’ time is my time.

Post a comment

X