Transformasi (Perubahan Hidup)

  


Australian painted lady feeding
Foter.com / GNU Free Documentation License

Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 5 Januari 2014
Seri “New Year, New Me, New Life”

Dalam merencanakan masa depan, kita sering tidak melibatkan Tuhan, menganggap remeh masa depan, dan menunda-nunda.

Perubahan hidup bukan sesuatu hal yang mudah. Kita ingin semua serba instan, tanpa pergumulan, tanpa perjalanan (proses). Dan di dalam diri kita, kita orang berdosa menolak perubahan (melawan perubahan yang baik).

Lukas 19:1-10 mengajarkan sebuah transformasi, dimana kita belajar dari Zakheus. Zakheus adalah seorang pemungut cukai (bahkan kepala pemungut cukai) yang biasa untuk korupsi (penjilat penjajah dan memakan uang dari bangsanya sendiri). Pemungut cukai diasingkan dan tidak diijinkan untuk ikut dalam kebaktian. Zakheus kaya raya (apalagi dia kepala dari pemungut cukai dan di kota Yerikho yang cukup besar).

[1] TUHAN KITA ADALAH TUHAN YANG MENGUBAH
Dia mau campur tangan atas hidup kita, termasuk perubahan hidup kita. Keselamatan dalam Kristus Yesus menjadi satu dengan transformasi (perubahan terjadi karena ada keselamatan dari Yesus). Dia tidak tinggal diam dan berinisiatif mengubah kita.

Yesus datang melewati kota Yerikho (sama seperti Yesus sengaja melewati Samaria dan duduk di dekat sumur); Dia berinisiatif untuk mengubah Zakheus (ayat 5). Tuhan yang melihat dan berkata lebih dahulu pada Zakheus. His Love and Grace transform us, because He is Love, He is Grace.

Saat manusia jatuh dalam dosa, Tuhan lah yang berinisiatif atas karya keselamatan. Tuhan lah yang memilih bangsa Israel, di tengah-tengah keberdosaan dan pemberontakan mereka pada Tuhan. Tuhan lah yang memberikan janji pada Abraham.

[2] KASIHNYA TIDAK BERKESUDAHAN
Tuhan tahu dan melihat Zakheus (dan kita) yang berdosa, yang terus menerus melakukan dosa. Tapi Dia bukan Tuhan yang langsung menghukum secara langsung pada saat kita berdosa. Kasih Tuhan lebih dari itu semua! Dimana kita yang seharusnya dihukum atas dosa kita, Dia malah memberikan Yesus Kristus yang mati di kayu salib untuk menebus dosa kita. Kasih Tuhan tak bersyarat! Baca Roma 5:8. Tidak ada orang yang mau mati untuk penjahat, tapi itulah Kristus bagi kita!

Pada saat bersamaan, anugerahNya juga memanggil kita untuk bertumbuh, meninggalkan kefasikan (Titus 2:11-12). Kasih Tuhan berarti juga ada disiplin dalam hidup kita, supaya kita berubah dan semakin dekat dengan Tuhan.

Berapa kali kita berdosa? Seberapa sering kita meremehkan dosa dan kebiasaan kita yang buruk, dan melakukannya terus menerus tanpa merasa bersalah? Kembalilah kepada Tuhan karena Dia mau kita berubah dan bertumbuh, punya transformasi hidup. Sama seperti Zakheus yang bersyukur karena Tuhan mau datang ke rumahNya dan punya transformasi yang drastis, kita pun harus demikian! KasihNya besar dan tidak terbatas, tapi bukan murahan! Mari kita tinggalkan kefasikan kita di masa lalu dan sekarang!

Post a comment

X