The Stubborn Encounters with The Unconditional God

  


Pdt Victor Liu
2 Chronicles 33:1-20
Ringkasan khotbah
Perayaan Natal 2019 (17 November 2019)

Sermon Translation in English:

Praise & Worship:


Setiap orang butuh penerimaan – apakah itu dalam rumah tangga, dalam berelasi satu sama lain, atau pun dalam mencari sebuah pekerjaan. Sungguh menarik bahwa Tuhan tahu kita butuh diterima dan dicintai, karena itu adalah sebuah kebutuhan yang penting.

Di tengah-tengah kita berusaha menerima satu sama lain, dosa membuat kita egois, dan relasi tidak akan pernah sesuai dengan apa yang setiap orang harapkan. Namun hanya Tuhan lah yang mampu memberikan kasih yang tidak bersyarat.

Hari ini kita mau belajar dari Raja Manasye yang berdosa besar, yang sangat jahat. Baca 2Chronicles 33:1-2, 9. (2Raja-Raja 21 dan Tawarikh juga menceritakan hal yang sama). Cerita Manasye adalah cerita hidup kita juga!

Apa dosa Manasye? Dalam Tawarikh, disebutkan dia menghancurkan tempat penyembahan Tuhan dan diganti tempat penyembahan berhala, dia juga membunuh massal, dan bahkan anak-anaknya dipersembahkan untuk penyembahan berhala.

Sama hal nya dengan Manasye, kita pun sering menggantikan penyembahan pada Tuhan dengan penyembahan berhala-berhala kita (dengan apa yang kita mau, tidak lagi perduli pada Tuhan)!

Manasye adalah seorang raja – yang mempunyai posisi, kuasa, dan kekayaaan. Semakin banyak yang orang punyai, akan semakin banyak kesempatan untuk berbuat dosa dan meninggalkan Tuhan. Dan ini pun terjadi pada kita.

Hizkia, ayah Manasye, cinta pada firman Tuhan & menyembahNya. Namun ternyata keluarga dan lingkungan tidak menjamin seseorang akan menjadi baik. Kadang-kadang pilihan yang menentukan, atau fokus yang salah, atau hawa nafsu yang akhirnya membuat kita jauh dari Tuhan.

Alkitab berkata Tuhan masih mengasihi Manasye dan menegurnya, bahkan mengirimkan nabi-nabi untuk memberitahu dia, tapi dibunuh oleh dia (termasuk nabi Yesaya). Dosa membutakan mata Manasye dan tidak mau bertobat (padahal dia puluhan tahun menjadi raja).

C.S Lewis berkata kita adalah manusia yang mendua hati – kita mendengar Tuhan, tapi kita juga mudah terpikat oleh kenikmatan dunia. Bahkan banyak anak Tuhan yang bermain-main dengan Tuhan, memuaskan hawa nafsu mereka.

Banyak orang yang menyesali dosa dan perbuatannya, namun hanya karena sudah ketahuan! Bertahun-tahun kita melakukan dosa diam-diam dan tidak menyesal! Tuhan tahu semua dosa dan diri kita, Dia menunggu kita untuk kembali datang kepadaNya, apa pun dosa kita!

Tuhan tidak mengingat dosa dan masa lalu mu saat engkau datang sungguh-sungguh padaNya.

Dalam ayat 11-12, Manasye akhirnya datang pada Tuhan saat keadaan dia terdesak dengan segala kerendahan hatinya. Dan kita bisa membaca betapa Tuhan mengampuni dia.

Tuhan selalu memburu kita, namun Dia terkadang membiarkan kita dalam keadaan kita yang terpuruk, sampai kita siap bertemu denganNya.

Tuhan, dengan kasihNya yang tidak bersyarat, menerima siapa saja yang sungguh-sungguh kembali kepadaNya dalam kondisi apa pun. Dalam ayat 13 kita bahkan bisa melihat Tuhan mendengar doa Manasye, diampuni, dan diperbaharui kembali hidupnya.

Manasye bertemu dengan Tuhan saat hati nya hancur dan dengan jujur & kerendahan hati datang kepada Tuhan. Ini bukan cerita hanya untuk Manasye atau tokoh alkitab siapa saja, tapi untuk kita juga.

Tuhan menerima apa ada nya kita, mau mengampuni kita, dan memperbaharui hati dan hidup kita.

Natal adalah kasih Allah yang diberikan pada kita, kasih yang tidak bersyarat diberikan di kayu salib bagi kita manusia yang berdosa dan menolakNya! Biarpun kita munafik, jahat, Tuhan mengasihi kita!

KasihNya lebih besar daripada dosa kita! Ayat 1-9 berbicara tentang dosa Manasye, namun ayat 10-13 kita bisa melihat kasih anugerah Allah yang memanggil, mendengar, dan mengampuni!

Buka dirimu dan hatimu pada Tuhan saat ini. Tuhan mau menerima dan menjamah hatimu. Datang padaNya!

Post a comment

X