The Spiritual Struggle

  


Seri Justification by Faith
Pdt Victor Liu
Roma 7:14-25
Ringkasan khotbah 26 Mei 2019

Peperangan akan selalu ada di dalam dunia ini – apakah itu peperangan secara fisik, perang dingin antar negara, dan bahkan kita pun ada peperangan rohani yang harus kita gumulkan setiap hari.

Kenapa kita sebagai anak Tuhan selalu bergumul? Karena dalam diri kita sekarang sudah berbeda dengan sebelumnya; kita bukan lagi di dalam Adam, tetapi di dalam Kristus. Di dalam Kristus, ada kerinduan dalam hati kita untuk dekat sama Tuhan, hidup suci, dan punya karakter seperti Kristus.

Kalau kita menikmati dan suka tinggal di dalam dunia ini, berarti jangan-jangan kita belum percaya pada Yesus sungguh-sungguh (karena akan selalu ada pergumulan dengan dosa). Yesus menghapuskan dosa kita melalui pengorbananNya di kayu salib, membenarkan kita, TETAPI pergumulan kita dengan dosa dan proses penyucian hidup (sanctification) kita tidak dihapuskan.

Roma 7 berbicara tentang pergumulan seseorang yang ingin bertumbuh dalam Kristus. Pergumulan hidup yang kita alami, juga di gumulkan oleh Rasul Paulus.

Dalam Roma 7:14-25, Paulus menyatakan pergumulannya dalam bentuk present, menunjukkan bahwa pergumulan-pergumulan dirinya ini dialami dia pada saat itu (saat dia sudah percaya Kristus, bukan hidup dia yang lama).

Kuasa dosa sudah dikalahkan Kristus, tapi masih ada di dalam hidup kita, karena kita masih di dalam daging. Mungkin kita sering mengambil keputusan dan komitmen, tetapi kita lakukan lagi, dan kita lakukan lagi.

Musa, dipersiapkan selama 40 tahun menjadi seorang gembala, untuk melatih kesabaran nya karena dia punya watak yang suka kesal dan marah. Dan memang dia dipakai luar biasa untuk memimpin bangsa Israel. Namun pada akhir hidupnya, dalam kekesalannya, dia berbuat dosa (sombong dan marah) dan akhirnya Tuhan menghukum dia, tidak lagi masuk ke tanah Kanaan.

Apa penyebab konflik pergumulan kita ini? Lihat ayat 16-18, dan di ulang lagi dalam ayat 19-20: yaitu dosa yang diam di dalam diri kita, kedagingan kita.

Lalu Paulus memperjelas lagi dalam ayat 21-23. Ayat 21 bukan berbicara tentang hukum taurat, tetapi prinsip dari Paulus, bahwa di dalam dirinya ada kesukaan untuk dekat dengan Tuhan, untuk menyenangkan Tuhan. Tapi waktu kita melakukan ini, (lihat ayat 23), tubuh kita sudah terkotori dengan dosa (emosi kita, pikiran, hati, dan anggota tubuh [mata, dan sebagainya]).

Jadi Paulus menulis, ada 2 prinsip yang bergumul secara terus menerus (prinsip kita yang ingin dekat dengan Tuhan, tapi prinsip daging mau kita jauh dari Tuhan). Paulus mengutarakan kefrustrasian nya dalam ayat 24. Dia tahu perbuatan baik tidak bisa menyelamatkan nya, dan tidak bisa menyucikan hidup. Menarik dia berkata “siapa” yang bisa (“who will deliver me from this body of death?”); dia tidak menuliskan apa cara-cara praktis dan sebagainya.

Ayat 25 adalah jawaban dari pergumulan Paulus – yaitu Yesus Kristus (yaitu hati dan pikiran yang kita berikan pada Kristus, karena Kristus sudah menang atas kuasa dosa!)

Yesus datang bukan untuk membuat kita kaya, punya keluarga dan anak, tetapi Dia datang untuk menyelamatkan, dan terlebih lagi, untuk memberikan kita kuasa untuk mengalahkan dosa, dan membawa kita pada kemenangan atas dosa!

Kalau kita sudah jauh dari Yesus, kita akan terus bergumul dengan dosa yang sama terus menerus. Teruslah datang pada Yesus, tumbuhkan kelekatan padaNya setiap hari, tidak hanya pada hari Minggu saja!

Bagaimana kedagingan bisa dikalahkan? Tuhan sudah memberikan Penolong yang lain, yaitu Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita dan punya kuasa yang besar!

 

 

 

Post a comment

X