The Spies and the Prostitute

  


Stephanus Pradhana
Ringkasan khotbah 10 Februari 2019
Yosua 2

Rekaman Praise & Worship

Tempat Rahab bukan lah sebuah pelacuran, tetapi lebih kepada rumah penginapan yang menawarkan jasa pelacuran, dan banyak orang-orang asing yang datang menginap di sana. Karena itu, ini adalah tempat yang strategis untuk pengintai Israel mencari informasi.

Tindakan Rahab yang berbohong dan menyembunyikan kedua pengintai Israel tidak terlihat masuk akal. Di sini sepertinya tidak ada alasan bagi Rahab untuk takut melaporkan kedua pengintai, apalagi mengetahui bahwa mereka akan diserang oleh bangsa Israel. Dan berbohong pada raja Yerikho juga merupakan sebuah resiko yang sangat besar (kalau rumah nya di geledah dan ketahuan, habislah nasib Rahab). Lalu apa yang menyebabkan Rahab melakukan hal yang di luar akal ini?

Ayat 9-11 menjelaskan alasan perbuatan Rahab, yaitu kebesaran dan kedahsyatan Allah mengeluarkan Israel dari Mesir, dan juga saat melawan raja-raja Amori dalam Bilangan 21). Dia juga tahu tanah Kanaan sudah diserahkan oleh Tuhan pada orang Isarel (bukan “akan”). Rahab percaya Allah adalah satu satu nya Allah yang benar dan sejati, dan akan menghukum bangsa itu akan kejahatannya. Karena itu lah Rahab berani mengambil resiko yang besar, mencari perlindungan pada Allah bangsa Israel.

Kenapa bangsa Kanaan dihukum? Karena bangsa Kanaan adalah bangsa yang sangat jahat (menyembah berbagai macam allah dengan pesta seks, penyimpangan seksual, mengorbankan anak, dan sebagainya). Tuhan telah bersabar menunggu mereka bertobat selama sekitar 400 an tahun, tapi mereka tidak mau bertobat.

[- ] Rahab mencari kemurahan Allah – satu satunya harapan bagi Rahab (ayat 12-13).
Kata “ramah” sama dengan kata yang dipakai untuk menggambarkan kesetiaan Tuhan pada umatNya (jadi Rahab ingin menyatakan keinginannya untuk menjadi umat kepunyaan Allah).

Sekilas, kita melihat sepertinya Rahab melakukan ini hanya untuk supaya dibebaskan dari kehancuran/kematian. Tetapi Rahab tidak cuma ingin bebas dari kematian (akan kita bahas sebentar lagi), tapi dia ingin hidup sebagai umat kepunyaan Allah. Dalam Yosua 6:22-23, 25 kita bisa melihat Allah mencurahkan anugerahNya pada Rahab dan keluarganya; dan Rahab berdiam bersama bangsa Israel setelah diselamatkan, bukan pergi. Dan bersama bangsa Israel, dia menyembah Allah yang benar dan sejati.

Kalau dibandingkan dengan kita, apakah kita seperti Rahab? Atau kita hanya mempercayai Kristus hanya supaya kita mendapatkan “tiket ke surga”? Atau hidup kita mencerminkan seperti orang kepunyaan Allah?

Apa yang kita bisa pelajari dari cerita Rahab?

God’s mercy towards sinners

Rahab tahu hukuman perbuatan jahat orang Kanaan akan datang, sehingga dia mencari kemurahan Allah bagi dirinya. Penghukuman Allah bagi orang berdosa juga akan segera datang (Kis 17:31)! Apa yang akan saudara lakukan? Akan samakah seperti orang Yerikho atau seperti Rahab yang mencari perlindungan Allah? Mana yang akan kau pilih?

Masalah kita adalah kita sering melihat diri kita seperti Rahab; kita jarang melihat diri kita sama berdosa nya seperti Rahab. Dunia mengajarkan kita to feel good about ourselves, sehingga sadar tidak sadar, kita jadi merasa kita adalah orang yang baik. Karena itu susah bagi kita yang hidup di jaman sekarang untuk merasakan diri kita seorang berdosa!

Seolah-olah standar kekudusan Tuhan di jaman sekarang sudah diturunkan begitu jauhnya sehingga kita jarang merasakan diri kita sebagai orang berdosa. Dan jarang yang merasakan bahwa dia layak untuk mendapatkan hukuman Allah.

Kita mungkin tidak melacur seperti Rahab, tapi kita sering melacur secara rohani. Kita sering tidak mengindahkan Allah dan memberikan hidup kita pada ilah ilah lain – kesuksesan, kenyamanan hidup, dan bahkan terkadang keluarga kita!

Hukuman Tuhan akan datang, tapi Dia selalu memberikan kesempatan bagi kita yang tahu diri kita berdosa, untuk bertobat dan kembali kepadaNya. Kira nya kita terus berdoa, meminta Roh Kudus menunjukkan siapa diri kita sebenarnya, yang tidak jauh berbeda dengan kondisi Rahab!

Tanpa merasa betapa bobroknya diri kita di hadapan Allah, kita tidak akan bisa merasakan kasih anugerah Allah dan pengampunanNya! Allah telah menyediakan kasih perlindungan itu pada Yesus Kristus.

True faith always leads to works

“Faith is never passive, it’s always active”. Lihat Ibrani 11:31. Rahab tidak melihat secara langsung tapi dia percaya, bahwa Tuhan Allah bangsa Israel adalah Allah yang sejati (dari mendengar tentang berita akan bangsa Israel). Tuhan membukakan mata rohani Rahab utk percaya dan dari imannya, Rahab menghasilkan perbuatan dari yang dia percayai.

Apakah perbuatan kita sejajar dengan iman yang kita percayai? Yakobus 2:26b “iman tanpa perbuatan adalah mati”; Iman kita harus nyata, aktif, dan menghasilkan perbuatan yang sesuai dengan pertobatan kita!

Dalam kemurahan Tuhan, Tuhan mencurahkan berkat pengampunan, kepada siapa pun yang mau datang menyembahNya. Dia menyelamatkan Rahab, seorang pendosa dari bangsa yang jahat. Allah tidak akan memandang rendah saudara, apa pun latar belakang kita. Dia mau dan mampu mengubah hidup kita; memakai kita untuk pekerjaan dan kemuliaanNya.

Rahab akhirnya menikah dengan Salmon (orang Israel), dan dari Salmon melahirkan Boas, yg menikah dengan Ruth. Dan dari keturunan mereka, akhirnya memperanakkan Daud, dan Yesus Kristus, juru selamat kita! Tuhan kita tidak malu, punya nenek moyang dari seorang pelacur.

Post a comment

X