The Seriousness of Sin: The need for Justification by faith

  


Seri Justification by faith (buku Roma)
Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 7 April 2019
Roma 1:18-32

Buku Roma yang ditulis oleh rasul Paulus umumnya bisa dibagi menjadi beberapa bagian:
1-3: kebutuhan kebenaran dengan iman (keselamatan)
3b-5: Apa maksudnya pembenaran dengan iman
6-8: Bagaimana orang Kristen harus hidup setelah dia dibenarkan
9-11: Bagaimana pembenaran oleh iman/kedaulatan Tuhan dalam keselamatan dinyatakan pada orang Israel
12-16: Penerapan; bagaimana anak Tuhan hidup sehari-hari

Keseriusan akan dosa diterjemahkan dari prinsip “total depravity” atau kebejatan total akan manusia, atau rusak total. Kalau kita melihat berita-berita, kita bisa melihat banyak tindakan kriminal yang di luar pikiran kita. Dan mungkin kita sering berpikir kalau kita adalah orang yang baik dan tidak pernah melakukan itu semua. Tapi kita pun tidak jauh lebih baik dari mereka.

Baca Roma 1:18-32

[1] The Essence of Sin (Hakikat Dosa) – Roma 1:18-20

A. Manusia tidak mempermuliakan Tuhan
Melalui ciptaanNya, manusia sudah tahu tentang Allah & ciptaanNya, tapi mereka memilih untuk memberontak. Hasil pekerjaan kita akan menunjukkan siapa diri kita, dan Paulus berkata bahwa ketika kita melihat ciptaan-ciptaan Tuhan di dunia ini, kita seharusnya bisa melihat Tuhan di belakang itu semua.

John Stott: Hanya orang bodoh yang tidak percaya adanya Tuhan (karena ciptaanNya yang kompleks dan hebat, bisa terlihat dengan jelas sekali, bukan kebetulan).

Apa arti murka Allah? Dalam bahasa Yunani ada 2 istilah untuk menunjukkan emosi orang yang tidak stabil:
Murka (orge): marah seperti gunung berapi (diam saja, tapi lama-lama meledak)
Kemarahan (tumos): sering marah-marah, emosi-an
Istilah ‘orge’, dipakai untuk Tuhan oleh Paulus, namun berbeda dengan manusia. Murka Allah adalah bahwa memang Allah sudah marah dari dahulu (karena hakikatNya Maha Kudus), jadi ketika murka Tuhan ditunjukkan, itu menunjukkan Tuhan yang membiarkan dosa makin lama makin banyak (sebagai hukuman) dan Dia tidak tinggal diam.

[2] The Consequence of Sin: Man worships the creation, not God, the Creator

A. Segala dosa tidak pernah dibiarkan oleh Tuhan, dan akan selalu ada konsekuensi. Apa konsekuensi dosa?
Allah menyerahkan mereka (gave them up) (ayat 24). Bukan berarti Allah putus asa atau menyerah; tetapi menunjukkan penghukuman Allah dengan membiarkan.
Manusia menyembah ciptaan (ayat 25)

Manusia suka membayangkan sesuatu; dan apa yang dibayangkan manusia (dan seberapa sering), itu lah identitas dia dan apa yang dia puja. Manusia seharusnya menyembah Allah dan memancarkan kemuliaan Allah, namun malah creation menjadi idol/berhala nya. Manusia diciptakan untuk menyembah (Tuhan), namun karena dosa, manusia menyembah yang lain.

Berhala tidak selalu dihubungkan dengan patung-patung, tapi apa pun yang kita terus bayangkan dan puja dalam dunia ini.
Kalau kita buang waktu berjam-jam untuk social media, make up, planning ke depan, maka itu lah berhala kita (penerimaan diri, self-centered, dan sebagainya).

Apa yang kau bayangkan setiap hari, itu lah yang menjadi pujaan hatimu!

B. Dishonored passion, hawa nafsu yang memalukan (ayat 26-27)
Manusia menggantikan hawa nafsu natural dengan yang lain (homoseksual dan lesbian).

Design Tuhan adalah laki-laki dan perempuan (persetubuhan yang wajar). Kejadian 19:5 menuliskan penyelewengan seksual yang sudah terjadi pada jaman Abraham dan Lot (mereka ingin “memakai”, atau melakukan hubungan homo seksual).

C. Man does all manners of unrighteousness (ayat 28-32)
Manusia melakukan segala kejahatan.

Pikiran dan hati manusia sudah rusak (pikiran-pikiran yang terkutuk), berdosa sejak lahir. Bukan situasi yang menyebabkan, tapi memang hakikat dosa lah yang selalu mendorong manusia berbuat dosa tanpa ada yang mengajar.

Ketika seseorang melakukan dosa, dia akan melakukannya lagi dan lagi (terpikat oleh dosa).

Dan ketika dosa dibukakan, kita umumnya tidak suka, mencari alasan dan melawan.

—-
Mungkin kita bukan pembunuh atau pencuri, tapi hati semua manusia sudah rusak dan berdosa. Kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri karena kita tidak mampu. Hanya anugerah Tuhan lah yang bisa menyelamatkan kita dari hukuman dosa, membukakan dosa-dosa kita.

Mengakui kita orang berdosa adalah pekerjaan dari Tuhan dan biarlah kira rendah hati datang pada Tuhan.

Post a comment

X