The importance of unity in Ministry

  


Pdt Victor Liu
16 Agustus 2015

Rekaman Praise & Worship

  1. How Deep
  2. We Sing as One
  3. Build your Kingdom here
  4. Kaulah Segalanya
  5. Kau Rajaku

Akan ada kehancuran pada saat rumah tangga, atau usaha, atau bahkan sebuah gereja jika tidak ada persatuan. Tuhan ingin supaya kita bersatu, dan kita pun juga umumnya ingin damai satu sama lain. Alkitab bukan saja mengajarkan persatuan, tapi juga supaya kita mengusahakan untuk menjaga persatuan satu sama lain. Kebersatuan tidak hanya sekedar ungkapan.

Gereja Korintus dari pasal 1-3 sudah disebutkan ada sebuah perpecahan di dalam jemaat. Ada golongan yang berbeda-beda, saling menyombongkan diri, dan mencela satu sama lain. Padahal Tuhan ingin jemaatNya untuk bersatu.

Baca 1Korintus 3:5-8.
“He who plants, and He who waters, are one”

Unity, bukan uniformity. Tuhan menciptakan kita secara unik satu sama lain. Tidak ada dua orang yang sama, bahkan orang kembar sekali pun.

ALASAN KITA BERSATU

Dalam perikop ini, alasan kita bersatu adalah sebuah alasan teologis, karena Tuhan adalah sumber dari segalanya. Semua fokus kepada Allah: Allah yang punya, Allah yang memberikan, Allah yang menghidupkan! From God through God, and for God! Dan ini lah yang harusnya membawa kita pada unity.

Jemaat di Korintus tidak mengerti tentang konsep ini, mereka fokus pada diri sendiri, pada kepentingan mereka pribadi. Kebersatuan harus difokuskan pada alasan teologis, yaitu fokus kepada Tuhan.
Ayat ini memakai istilah LORD = Master, Tuan!

Lihat juga Efesus 4:3-6 “eager to maintain the unity of the Spirit in the bond of peace”

Unity adalah product dari apa yang Yesus lakukan di kayu salib. Dia mempersatukan semua orang berdosa (tidak hanya orang Yahudi) untuk menjadi anak Allah.

Menyedihkan kalau sebuah gereja ribut satu sama lain, apalagi pada umumnya hanya meributkan soal penafsiran penafisran yang bukan soal basic basic teologia (seperti keselamatan). Ada banyak hal saat kita membahas sesuatu bersama-sama dan kita punya perbedaan pendapat. Tetapi ada hal-hal yang memang kita tidak boleh kompromikan seperti keselamatan hanya berdasarkan anugerah, dan sebagainya.

Banyak dibahas mengenai konsep Tubuh Kristus di Korintus dari awal, misalnya 1Korintus 3:16 menunjuk Tubuh Kristus sebagai semua, bukan individu, dan memberikan peringatan bahwa siapa yang menghancurkan Tubuh Kristus juga akan dihancurkan Tuhan! Mengapa istilah unity dihubungkan dengan tubuh?

Konsep yang dijelaskan soal tubuh: tubuh selalu bersatu – berbeda-beda tetapi satu tujuan. Misalnya saat kita berbicara, satu tubuh akan difokuskan untuk ke sana (tangan kita, mulut, mata, emosi, pikiran, dan sebagainya). Semua bersatu untuk satu tujuan. Demikian juga dalam sebuah gereja – kita berbeda-beda satu sama lain (dalam hal kepribadian, karunia, dsb). Tubuh akan mulai kehilangan fungsinya pada saat salah satu bagian tubuh mulai ada masalah.

Kita harus bersatu karena memang Tuhan men-design kita untuk bersatu. Karena Tuhan kita satu. Karena Tuhan mempersatukan kita kembali dengan Allah melalui karya Kristus.

APA KONSEKUENSI TIDAK MAU BERSATU?
1) Kemuliaan Tuhan tidak terdisplay dalam gereja tersebut
Bukan Yesus Kristus dan karya keselamatan yang terlihat, tapi malahan ego ego dari manusia berdosa! Orang tidak bisa melihat kemuliaan Tuhan. Kita harusnya menjadi sebuah puisi yang berjalan!

2) Fungsi tidak dijalankan dengan baik
Saat orang-orang fokus untuk meninggikan diri satu sama lain, tidak akan ada orang baru yang tinggal. Gereja Korintus tidak memfokuskan diri untuk bersatu supaya menginjil dan memberitakan kabar gembira Yesus Kristus. Mereka menjadi dysfunctional!

BAGAIMANA KITA BISA BERSATU?
– Mengerti soal unity, bukan uniformity; bahwa kita tidak sama satu sama lain, tetapi kita bisa bersatu
– Melengkapi, bukan untuk kompetisi (complement, bukan untuk comparison): ada yang menanam dan ada yang menyiram. Ada 2 hal yang berbeda, tetapi tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya.
Kita saling membangun, bukan menghancurkan. Saat kita bergosip (menyatakan sesuatu yang tidak 100% benar dan membicarakan seseorang pada orang lain, dan orangnya tidak ada di sana), itu merendahkan dan menghancurkan. Pekerjaan iblis adalah menghancurkan!

Keributan dalam sebuah rumah tangga juga umumnya disebabkan karena tidak mengerti soal melengkapi satu sama lainnya.

Mengapa firman Tuhan menghubungkan konsep ini dengan pertanian? (menabur, menyiram, menuai). Karena pelayanan itu melelahkan, dan penuh pengorbanan. Pelayanan perlu proses! Dan itu dibutuhkan waktu yang sangat lama. Proses membesarkan anak juga sama dengan agriculture, dan pelayanan. Mendidik anak tidak mudah, dan sebuah proses yang melelahkan, bertahun-tahun.

Dalam pelayanan kita bisa salah mengerti satu sama lain, ada hal-hal yang dikorbankan, dan bisa lelah. Karena ministry is tough, you cannot serve alone! Karena itu lah kita harus bersatu dengan yang lain nya, bersama-sama maju dan melayani Tuhan kita Yesus Kristus!


Marilah kita menjaga atmosfir gereja (Tubuh Kristus) dengan punya sikap rendah hati satu sama lain, saling melengkapi sehingga kita bisa memuliakan Tuhan melalui hidup kita, melalui gereja kita! Kita tidak saling membuktikan siapa yang paling pintar, paling rohani. Tapi kita bersama-sama fokus kepada Kristus dan memberitakan kabar gembira pada dunia!

Post a comment

X