The Compassion of Christ

  


Playing with Innocence
h.koppdelaney / Foter.com / CC BY-ND

Pdt Victor Liu
RIngkasan khotbah 10 November 2013
Matius 9:36

Baca Matius 9:35-38

Setiap hari, kita digerakkan oleh motivasi. Apa pun yang kita lakukan, selalu ada motivasi di belakangnya. Apakah itu pelayanan, bangun pagi, melakukan pekerjaan, dan lain sebagainya. Bagaimana dengan melakukan perbuatan yang baik dalam hidup kita? Apa yang mendorong? Pujiankah? Atau hal yang lain?

Yesus menyembuhkan banyak orang, mengajar, dan melakukan mukjijat2. Apa yang mendorong Dia? Lihat ayat 36.
Manusia disejajarkan (figuratively) dengan seekor domba, yang mudah tersesat (Yesaya 53:6). Perhatikan juga Matius 14:14, Markus 6:34, Matius 20:34.

Setiap kita melakukan sesuatu, biasanya didorong oleh 4 hal:
a) Karena upah (reward)
b) Karena rasa takut (fear)
c) Karena rutinitas (routine)
d) Karena kasih (love); atau belas kasihan (compassion)

KARAKTER YESUS

Istilah belas kasihan yang dipakai di Matius 9:36 adalah sebuah kata asli yang jarang dipakai, yaitu sebuah kata yang berarti digerakkan dari dalam perut, yang tidak bisa ditahan, ke luar.
Belas kasihan Yesus bukan hanya sekedar belas kasihan secara umum. Semakin kita tahu dan mengerti keadaan seseorang, kita akan lebih mudah untuk tergerak. Yesus tidak hanya sekedar melihat dan merasa kasihan, tapi Yesus tahu benar keadaan mereka (manusia).

Manusia sering merasa hebat dengan ketrampilan, posisi, atau materi yang dia punya. Namun kalau itu semua dicopot, baru lah terlihat siapa manusia, kita, itu. Kita adalah mahluk yang lemah. Orang yang hanya fokus pada dirinya, pada akhir hidupnya selalu merasa takut karena dia akan meninggalkan itu semua dan harus bertemu dengan penciptanya. Dosa dan kebiasaan buruk sering menghancurkan kehidupan seseorang dan kita sering merasa tidak berdaya melayannya.

Domba:
– Lemah (tidak punya pertahanan); kenikmatan dosa yang menghancurkan
– Selalu terlantar/tersesat (karena itu selalu ada gembalanya)

Belas Kasihan: kita berkorban (memberikan waktu, energi, uang) supaya orang lain bisa mendapat pemulihan. Perbuatan baik bukan karena ingin mendapat pujian, tapi karena Tuhan sudah melakukannya terlebih dahulu.

PANGGILAN UNTUK MEMPUNYAI KARAKTER BELAS KASIHAN (Matius 18:33, Filipi 2:5, Kolose 3:12).

Semakin seseorang mengerti kasih Tuhan pada kita, semakin kita akan mempunyai belas kasihan kepada orang. Kalau kita take it for granted, maka akan semakin kita masa bodoh dan hanya fokus pada diri sendiri!

Sebagai anak anak Tuhan, kita seharusnya mempunyai karakter seperti Kristus, mencerminkan diriNya! Semakin kita menyadari siapa diri kita orang berdosa (seperti Paulus di akhir hidupnya berkata bahwa dia manusia paling berdosa dari semua orang berdosa), semakin kita menyadari betapa besar kasih Yesus Kristus pada kita! Pada akhirnya kita pun tidak perlu lagi dipaksa-paksa untuk mengasihi dan menolong sekitar kita!

Lawan dari kasih bukanlah dendam, tapi acuh tak acuh! Di saat kita sudah tidak perduli lagi dengan sesama kita, dengan orang terdekat kita, menyedihkan sekali hidup kita! Hati yang dingin, bukan lah hati yang sungguh-sungguh mengenal kasih Yesus Kristus!

Yesus mati di kayu salib untuk kita, anugerah terbesar yang menunjukkan betapa besar kasih Tuhan pada kita, manusia. Dia sudah mengasihi kita begitu besarnya, tapi seberapa besar kasih kita kepada Dia dan sesama kita? Mungkin kita merasa kita sering berbuat baik dan menolong orang – tapi apa motivasi kita? Sebagai manusia berdosa, perbuatan baik kita tidak pernah murni, selalu ada motivasi pribadi di belakangnya. Kiranya kasih Yesus Kristus yang menyelimuti kita, mengubah pribadi kita sedemikian rupa sehingga kita bisa mengasihi orang lain dengan sungguh-sungguh, dari hati kita yang terdalam. Kasih yang tidak ada bandingannya dengan kasih Yesus di kayu salib untuk kita.

Post a comment

X