Self Control

  


Seri The Conqueror (Lebih dari pemenang)
Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 25 November 2018
1Korintus 9:24-27

Rekaman Praise & Worship

Banyak orang yang hatinya cepat merasa kesal karena masalah-masalah sepele, dan sedihnya, malah melakukan hal-hal yang disesalkan di kemudian hari. Kain, merasa kesal pada adiknya (Habel) dan akhirnya membunuhnya. Dan kita bisa banyak lagi melihat contoh-contoh lain di alkitab dan di dunia kita saat ini.

1Korintus 9:24-27 menekankan bahwa hidup adalah suatu pertandingan. Baca juga Amsal 16:32 tentang penguasaan diri. Kita bisa sukses, menikah dan sebagainya, tapi tanpa ada self control, semuanya sia-sia.

Paulus menekankan dalam surat Korintus sebuah prinsip bahwa dia tidak ingin mempertahankan haknya sebagai rasul, tetapi menjadi hamba bagi semua orang – menjadi teladan untuk memuliakan Tuhan, dan mengajak jemaat Korintus untuk melakukan hal yang sama.

Dalam pertandinga kita, kita sudah menang dalam arti sudah mendapatkan juru selamat kita Yesus Kristus & keselamatan dalam dia; Paulus berkata larilah seolah-olah kita sudah mendapatkannya; kita bukan berlari untuk mendapatkan pengampunan dosa dan surga (karena Tuhan sudah memberikannya saat menebus dosa kita di kayu salib dan kita percaya padaNya).

Paulus menyebutkan ada mahkota yang akan disediakan nanti di sana; dalam pertandingan hanya ada 1 orang yang menang, tapi Paulus menjelaskan kita semua bisa menang. Kita pun tidak ada pilhan untuk tidak mau ikut “bertanding”, karena kita sudah di dalam nya secara otomatis.

Ada 3 prinsip yang kita bisa lihat dari perikop hari ini mengenai self-control:

Kita harus dipimpin oleh Roh Kudus (ayat 25)

“Menguasai diri”/“self control” – strength/power from within. Ketika kita dipimpin Roh Kudus, kita tidak akan mengikuti keinginan kita (Buah Roh dalam Galatia); dan salah satu nya adalah penguasaan diri. Kedagingan mencakup banyak hal – seperti hawa nafsu yang tidak sehat, kemalasan, kata-kata yang kita tidak jaga, idol-idol dalam hidup kita, dan masi banyak lagi.

Manusia yang egois tidak akan bisa mengalahkan kedagingan nya sendiri karena dosa. Roh Kudus lah yang mengalahkan kedagingan dan memberikan kita kekuatan; saat kita mau dipimpin Roh Kudus, kita tidak akan mengikuti kedagingan kita!

Belajar melatih diri/training (ayat 25)

Konon di jaman itu, para atlit harus berlatih setidak-tidak nya selama 10 bulan, disebutkan nama-namanya dan kalau ada masalah dari segi moral, para atlit tersebut tidak boleh ikut dalam pertandingan. Mereka dilatih sedemikian rupa.

Paulus mengajak Timotius dalam suratnya untuk terus berlatih dalam kerohanian, dalam Godliness.

Paulus memakai contoh dunia lari dan tinju, dan menarik dari istilah aslinya:
* “Aku tidak berlari tanpa tujuan” – terjemahan literalnya adalah aku berlari dengan penuh “warna warni” [memar[, dan juga memakai istilah “keringat” dan “sakit” (agony).
* “Bukan petinju yang memukul sembarangan” – ada purpose dari setiap gerakan

Training – melatih diri, dispilin, secara terus menerus. Kalau kita bergumul dengan kata-kata kasar dan marah, mungkin kita perlu untuk belajar, melatih diri kita untuk berdiam (abstain). Atau kalau kita selalu sibuk, kita melatih diri untuk ada waktu untuk berdiam diri, tenang di hadapan Tuhan. Atau kita yang sombong, belajar untuk mendengar dan mematikan hak kita, mematikan keakuan kita

Musuh dari dunia atletis adalah jalan pintas (tidak mau training), dan kita manusia pun umumnya sering mengambil jalan pintas atas segala masalah yang kita hadapi. Seorang anak juga sama, kalau kita orang tua tidak melatih dan mendisiplinkan anak, maka dia akan manja dan menjadi anak yang hanya melakukan apa yang dia mau.

Ingat masa kekekalan kita, bertemu dengan Yesus Kristus (ayat 26-27)

Akan ada mahkota yang disediakan di masa datang, di surga. Sebelum kita berlatih dan bahkan masuk dalam pertandingan, pertanyaannya adalah “apakah engkau punya Yesus?”. Kalau iya, maka marilah kita berlatih diri dan ingat di masa datang kita akan bertemu dengan Yesus, yang memberikan upahnya pada kita.

Apa yang kita pikirkan dalam masa kekekalan akan mempengaruhi yang kita lakukan saat ini!

Ingat Yesus di tengah pergumulan dan di situasi apa pun yang kita hadapi pada saat ini, dan serahkan diri kita padaNya. Tidak diatur oleh perasaan dan situasi kita, punya self control dan terus berlatih dalam iman dan fokus pada Yesus!

Post a comment

X