Sekarang mataku melihatMu

  


Stephanus Pradhana
Ringkasan khotbah 31 Juli 2022

Saat kita membawa pertanyaan dan pergumulan kita pada Tuhan, kita sangat bersuka saat mendapatkan jawaban dari Tuhan. Dan kita merasa tidak nyaman, frustrasi, dan marah saat tidak mendapatkan jawaban yang kita mau dari Tuhan, atau lebih parah lagi, tidak mendapatkan jawaban apa-apa.

Truth #1: God doesn’t always answer our questions.

Banyak pertanyaan yang muncul dari tulisan firman Tuhan, dari pergumulan kita secara pribadi, dari kesengsaraan kita. Dan rasanya kita ingin menyeret Allah dari tempat persembunyianNya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kita.

Dan ini yang terjadi pada Ayub; orang yang sangat kaya, saleh, takut akan Tuhan, dan menjauhi kejahatan. Tetapi yang kita sudah ketahui, dalam sekejap, ia kehilangan segalanya.

Semua meninggalkan dia, dan yang paling parah bagi Ayub, Allah diam saja. Dia tidak bisa memahami apa yang terjadi dan kita bisa membaca respon Ayub akan ini semua, Sampai akhir hidupnya, ia tidak pernah mendapat jawaban atas apa yang terjadi – kalau kita baca sampai Ayub pasal terakhir. Kita tahu dari pasal pertama, tapi informasi ini tidak sampai ke telinga Ayub.

Benar, Allah datang pada Ayub tapi Ia tidak menjawab pertanyaan Ayub secara langsung. Tuhan tidak selalu menjawab pertanyaan kita. Dan ini merupakan kebenaran yang pahit bagi banyak orang.

Truth #2: We need to learn to live with unanswered questions.

Kita sebagai manusia, ingin mendapatkan jawaban dari semua misteri dan pertanyaan yang kita punya. Sayangnya Allah tidak selalu menjawab semua pertanyaan kita. Tapi kabar baiknya adalah Allah SELALU bersama kita.

Allah menunjukkan diriNya dengan paling jelas di dalam firmanNya. Walaupun tidak selalu menjawab pertanyaan kita, alkitab menulis apa yang kita perlu tahu, karena Allah tahu itulah yang kita butuhkan di tengah pergumulan yang kita hadapi – Barnabas Piper.

Kita sebenarnya tidak membutuhkan jawaban-jawaban dari pertanyaan kita, untuk kita bisa hidup benar dan hidup di tengah badai kehidupan ini. Namun kita merasa punya hak untuk tahu karena kita tidak suka dengan misteri.

Tapi percayalah apa pun yang kita butuhkan, Allah sudah nyatakan di dalam firmanNya! Ini lah yang harusnya menjadi fokus kita, bukan pertanyaan-pertanyaan  yang membuat kita frustrasi atau marah pada Tuhan.

Apa yang Allah singkapkan pada Ayub ketika Dia menemui Ayub dalam pasal 38-41?

Allah menjawab balik pertanyaan Ayub dengan pertanyaan demi pertanyaan karena Allah ingin Ayub merefleksikan kebenaran firman Tuhan dan bagaimana implikasinya atas kehidupannya.

Human beings are finite and limited

Baca Ayub 38:4, 38:33, 39:4-5. Apa yang ingin Allah tunjukkan pada Ayub? Yaitu: keterbatasan kuasa dan pengetahuan manusia.

Kita sering merasa hebat dan tahu akan banyak hal, tapi Allah ingin mengingatkan keterbatasan manusia; ciptaan, bukan Sang Pencipta. Kita perlu menerima keterbatasan kita dengan rendah hati, dan belajar mempercayakan hidup kita pada Tuhan.

a. God is the Sovereign King of the World
Allah yang menciptakan dan mengatur alam semesta dengan begitu teratur. Ciptaan Allah luas, unik, dan penuh misteri. Namun itu semua tidak luput dari kontrol Tuhan.

Ayub 42:2 – Ayub menyadari kebenaran yang kita perlu pegang erat-erat. Allah bisa dipercaya karena Ia berdaulat atas alam semesta

b. God is infinitely wise
Setiap hal yang terjadi, itu tertata dengan baik, dan terencana dengan baik, bukan secara acak. Dan itu semua menghasilkan karya dan tujuan yang indah. Lihat Ayub 39:16-28.

Kita tidak akan bisa memahami sepenuhnya Allah.

c. God is infinitely loving
Allah menunjukkan keperdulian dan pemeliharaanNya pada kita, bahkan pada binatang liar sekali pun – Lihat Ayub 39:3.

Kita sering berpikir kalau Allah tidak menjawab kita, itu menunjukkan Allah tidak perduli pada kita. Padahal ini adalah konsep yang salah. Allah tetap perduli pada kita, tetap bekerja di belakang layar – walaupun pergumulan kita tidak dijawab Allah.

Lalu bagaimana kalau kita memiliki banyak pertanyaan pada Allah?

[1] Bring your deepest emotions, raw questions, and even strongest accusation to God

Bawa itu semua ke hadapan Allah, seperti Ayub: semua pertanyaan kita, protes kita pada Tuhan. Sering saat kita punya banyak pertanyaan yang tidak terjawab, kita malah meninggalkan Tuhan; kita malas renungan, malas doa, meninggalkan komunitas gereja, dan yang paling parah, meninggalkan Tuhan.

Ayub 13:24-25 menunjukkan bahasa Ayub bahkan terlihat keras, dan menuduh Allah. Tapi Allah dalam pasal 42 masih menunjukkan bahwa Ayub masih berkata benar akan Allah.

Tapi jangan juga sekedar menyampah atau melampiaskan kefrustrasian kita pada Tuhan. Cari dan dengar FirmanNya, dan move on with life.

Biarlah kebenaran-kebenaran firman Tuhan menguatkan iman kita, mempercayai Dia.

Allah selalu mengasihi kita, dan bahkan sampai memberikan nyawa Yesus bagi kita sebagai bukti kasihNya. Yesus telah memberikan semuanya pada kita; ini mengingatkan kita bahwa Tuhan mengasihi kita, di tengah segala situasi yang kita tidak bisa mengerti!

Ketika kita tidak mendapatkan jawaban dan frustrasi, ini karena kita tidak mempercayai Tuhan. Misteri bukan sesuatu yang mengganggu saat kita sungguh-sungguh berserah dan percaya Dia.

Ayub 42:6 menunjukkan perubahan sikap (“Menyesal” sebenarnya kurang tepat di sini), karena Allah tidak mempermasalahkan kata-kata Ayub (bahkan dia tidak perlu disuruh memberikan korban bakaran seperti teman-temannya). Ayub mencabut perkataannya dan tidak meratap lagi.

Jangan sembunyikan pertanyaan-pertanyaan dan kefrustrasian kita. Jujur pada Tuhan, termasuk keluhan kita.

Kita seringkali terus menerus meragukan Allah, dan tidak mau mendengar firmanNya dan belajar mempercayaiNya. Suatu saat, kekecewaan demi kekecewaan akan membuat kita meninggalkanNya. Terus lah belajar firmanNya sampai kita bisa benar-benar mengenal Dia secara pribadi.

Ayub 42:5 – Ayub melihat Allah dengan kejelasan yang dia belum ada sebelumnya. Ketika kita punya banyak pertanyaan yang belum terjawab, kita biarkan firman Allah memupuk iman kita, menambah keyakinan kita pada Allah! Dan kita bisa mengalami, melihat Allah dengan kejelasan yang kita belum milki sebelumnya, seperti Ayub.

Post a comment

X