The Impostor King: Raja Herodes Antipas

  


Seri buku Markus
Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 19 Maret 2023
Markus 6:14-29

Buku Markus menulis lebih banyak tentang cerita Herodes ini dibandingkan Lukas 9 dan Yohanes 14, untuk memberikan sebuah penekanan: bahwa penginjilan tetap harus berjalan walaupun ada penganiayaan dan juga menkontraskan karakter Herodes dengan Yesus.

Perikop hari ini bisa dibagi menjadi 3 bagian:

  1. Gagal paham Raja Herodes (14-16)
  2. Raja Herodes terusik hatinya (17-20)
  3. Raja memerintahkan untuk membunuh Yohanes Pembaptis (21-29)

Silsilah raja Herodes Antipas

Ayahnya adalah raja Herodes Agung, yang menyuruh membunuh bayi-bayi 2 tahun ke bawah ketika Yesus lahir. Dia adalah raja yang jahat, membunuh istri-istri nya, kedua anaknya, dan orang tua nya karena takut kekuasaannya di ambil.

“Herod the Great had 3 sons: Aristobulus, Herod Phillip, Herod Antipa. Herodias was a daughter of Aristobulus. Herod Phillip was the Father of a daughter of Herodias that danced (her name was Salome, according to history).”

Yohanes Pembaptis menegur raja karena penyelewengan ini tidak diperbolehkan dalam Imamat 18 dan 20.

Raja Herodes Antipas mempunyai kuasa

Raja (dan gubernur) punya kuasa yang besar di kerajaan Roma dan selama tidak melawan Roma, biasanya dibiarkan untuk melakukan apa saja yang mereka mau.

Kuasa yang besar tapi tidak disertai tanggung jawab dan integritas, akan sangat berbahaya dan menghancurkan hidupnya sendiri.

Takut Manusia-suka menyenangkan manusia

Matius 14:5 menulis bahwa Yohanes Pembaptis sebenarnya ingin dibunuh oleh raja, namun takut karena orang-orang banyak menyukai Yohanes Pembaptis. Matius dan Lukas menulis bahwa Herodes sebenarnya adalah seorang gubernur dari 1/4 wilayah, namun orang-orang Yahudi menganggap dia sebagai raja (karena itu Markus menulis dia sebagai seorang raja).

Hati Nurani yang tidak berfungsi lagi

Herodes ingin menyenangkan orang, hati nurani yang tidak lagi berfungsi (ayat 20 – hati terombang-ambing: heavily disturbed). Sang raja selalu terusik atas teguran Yohanes Pembaptis tapi tidak berani membunuhnya.

Dan sekali lagi kita bisa melihat saat raja menurut untuk memenggal kepala Yohanes Pembaptis, karena dia sudah berjanji dan tidak ingin malu (menjaga image lebih penting dari moral!). Ayat 26 menulis raja Herodes sangat sedih hatinya, dan istilah ini sebenarnya sama dipakai saat Yesus berdoa di taman Getsemani (seorang yang sangat bergumul berat).

Kita tahu dari kitab Roma bahwa setiap orang diberikan hati nurani, namun pada akhir jaman kita bisa membaca bahwa hati nurani manusia semakin rusak karena dosa. Penting untuk menjaga kepekaan hati nurani kita, dengan terus mendengarkan dan menaati firman Tuhan.

Hati nurani Herodes mati, tidak berfungsi karena dosa. Dia bergumul berat tapi pada akhirnya tetap melakukan hal yang salah. Yesus di berikan pada Herodes Antipas setelah di lempar Pilatus, gubernur Yudea waktu itu; dan Herodes berserta serdadunya mencemooh Yesus Kristus dan mempermalukannya. Kita bisa melihat orang yang sama sampai akhir cerita nya, hati nurani yang sudah mati.

Mengambil Keputusan yang Salah

Apa yang raja Herodes Antipas mau, itu yang dia lakukan, sudah tidak lagi ada hati nurani yang hidup. Permintaan anak remaja dari Herodias agar kepala Yohanes Pembaptis digerakkan diatas sebuah talam dituruti oleh raja Antipas. Namanya lebih berharga daripada keputusan yang tak bermoral.

Cerita sifat Raja Herodes Antipas adalah cerita hidup kita

Cerita tentang raja Antipas adalah juga cerita kita. Kita sering ingin menjadi raja atas hidup kita sendiri, kita ingin berkuasa atas diri kita sendiri; menjadi boss atas diri kita. Menuruti keinginan sendiri dan masa bodoh dengan apa kata Tuhan dan saudara-saudara kita. Kita cendrung fokus takut pada orang, suka menyenangkan orang dan kompromi dengan kebenaran Firman Tuhan.

Kita suka dengan Firman Tuhan yang terasa enak di telinga kita tetapi ketika diterapkan untuk kehidupan kita, kita sering tidak ikuti hati nurani yang sesuai dengan kebenaran-Nya. Terakhir sama seperti Antipas, kita cendrung ambil keputusan yang salah meskipun tahu bahwa hal bertentangan dengan Firman Tuhan. Dan di saat hati nurani kita bertabrakkan dengan firman Tuhan, kita sering masa bodoh, kita matikan hati nurani kita dan malah mengikuti dan memaksakan kehendak kita!

We want to become a king or the boss for oourselves. Kecendrungan kita adalah kita ingin lepas dari Tuhan. Seperti Nietche katakan bahwa God is dead, Allah itu mati. Allah tidak ada pengaruh atau mengontrol kehidupan kita. Manusia pengen bebas, di luar pengaruh Tuhan. Ketika konsep God is dead menguasai manusia, maka manusia bisa melakukan apa saja seperti raja Herodes Antipas dan seperti Hitler yang bisa membunuh hampir 6 juta orang Yahudi. Terbukti dalam sejarah bahwa tulisan dan paham Nietche sudah mempengaruhi Hitler. Ketika kita ingin keluar dari pengaruh Tuhan dan kebenaran-Nya maka kita cendrung jadi raja atau boss atas diri kita.

Mengikuti gaya kehidupan raja Antipas akan menghancurkan dan mematikan kehidupan anda.

Raja Herodes Antipas mengakhiri hidupnya dengan tragis. Dia ribut besar dengan saudara isterinya (Herodes Agripa, anak dari Aristobulus, yang bunuh Yakobus dalam Kisah Para Rasul 12) di hadapan Kaisar Caligulla di Roma atas sebuah jabatan gubernur yang dimiliki Herodes Agripa. Herodes Antipas kalah dan lalu diasingkan oleh kaisar ke daerah yang sekarang disebut Perancis. Dia dicatat sejarah bunuh diri dengan istrinya.

Perkataan C.S.Lewis mengingatkan kita agar kita hati-hati sehingga bisa membangun kehidupan yang sehat, keluarga sehat, dan pelayan sehat sebagai pengikut Yesus (tidak terbujuk dengan UANG & Nafsu SEKS & POSISI) dan kehidupan yang sehat di tengah pelayanan dan kehidupan yang keras dan sulit.

“Our Lord finds our desires, not too strong, but too weak. We are half-hearted creatures, fooling about with drink and sex and ambition when infinite joy is offered us, like an ignorant child who wants to go on making mud pies in a slum because he cannot imagine what is meant by the offer of a holiday at the sea. We are far too easily pleased” – C.S. Lewis

Kutipan ini bagus sekali.. kira-kira bagini terjemahan bebasnya:

“Tuhan dapatkan bahwa keinginan kita untuk melakukan kehendakNya tidak terlalu kuat, tetapi terlalu lemah. Kita adalah mahluk yang mendua hati, kita mudah terbodoh, terpikat dengan kepuasan hidup minuman, kenikmatan sex dan ambisi ketika tawaran sukacita kekekalan diberikan pada kita; seperti anak kecil yang terpikat dengan mainannya, bermain untuk membuat pie dari lumpur dalam suatu tempat yang kumuh dan anak itu tidak mengerti, tidak bisa membayangkan ada tawaran yang lebih bagus, lebih nikmat untuk berlibur di lautan; hati kita terlalu mudah sekali dipuaskan dengan hal- hal dunia.”

Biar kita ingat kalau kita mudah sekali terpikat dan apa yang terjadi pada raja Herodes ini bisa terjadi pada kita. Tuhan tidak memanggil kita sebagai raja atas hidup kita, tetapi ingin kita datang pada Dia, Raja segala raja! Hidup berdasarkan raja yang kelihatan atau diri kita membuat kehidupan kita berantakan, kehancuran, tidak ada harapan dan kematian. Tetapi hidup yang dipimpin oleh Raja Yesus Kristus akan membuat kehidupan penuh harapan, kehidupan dan ketenangan.

Post a comment

X