Pribadi yang tidak berubah

  


Pdt Victor Liu
8 Februari 2015

Rekaman Praise & Worship:

Rekaman khotbah:

Ringkasan khotbah:

Kita mudah untuk berubah, kadang tergantung kepada siapa kita berteman, atau saat situasi kita berubah. Yang menyedihkan adalah saat identitas kita berubah.

Hal-hal yang bisa mempengaruhi dan membuat kita berubah:
– Apa atau siapa yang penting dalam hidup kita [kita melakukan segala cara untuk memenuhinya atau menyenangkannya]
– Kebutuhan yang mendesak [ambil jalan pintas, tidak ada integritas]
– Situasi yang tidak baik/berkekurangan [kita menggerutu, mengeluh] atau juga yang baik/berkelimpahan [merendahkan orang lain/jadi sombong, menjadi terikat, me-nuhankan]
– Teman-teman/pergaulan (1Korintus 15:33)

Apa yang kita selalu bisa berubah, dan kalau kita mendasarkan diri kita pada hal-hal seperti itu, kita akan mudah terombang-ambing. Pribadi Yusuf merupakan pribadi yang indah, di tengah-tengah kehidupannya yang naik-turun, dia tidak berubah.

Lihat Kejadian 50:24-26. Yusuf meninggal pada saat dia berumur 110 tahun. Dari dia berumur 17 sampai 110 tahun, hidup dan nilai nya tidak berubah, padahal keadaan dia selalu berubah-ubah: dari rumah ayahnya sebagai seorang anak yang hidupnya berkelimpahan, dibuang ke sumur, dijual ke Mesir, di rumah Potifar, di penjara, menjadi orang penting di Mesir, saat bertemu lagi dengan saudara-saudaranya, dan sebagainya. Identitas dan nilai dia tidak berubah! Dia selalu ingat dan melihat pada Tuhan.

Saat dia berada di bawah, dia tahu Tuhan ada di sana menyertainya. Saat dia berada di atas, dia juga tahu Tuhan ada di sana dan punya rencana.

Apa yang membuat Yusuf tidak berubah?

[1] Yusuf takut pada Tuhan

Sebuah gedung yang punya fondasi kuat tidak akan berubah tempat atau goyah saat keadaan berubah-ubah (ada angin kencang, dan sebagainya). Fondasi dan identitas Yusuf adalah di dalam Tuhan! Dia percaya penuh kepada Tuhan dimana pun dia berada, dan apa pun yang dia alami! Dia terus menyembah Tuhan, tidak melakukan penyembahan berhala.

Penyembahan berhala didasarkan pada 3 hal:
a. Menyembah patung (menjadikan itu tuhan dan bergantung)
b. Percaya dan menggantungkan diri pada orang lain, bukan Tuhan (waktu itu orang Israel supaya tidak bergantung pada bangsa lain yang lebih kuat, tapi Tuhan mau mereka percaya bahwa Tuhan akan menolong mereka)
c. Kemampuan diri sendiri

Hati kita harus menyembah pada Yesus dan Yesus saja!

[2] Yusuf tahu segalanya dari Tuhan

Kita tidak perlu membuktikkan diri kita pada orang lain, kita tidak perlu menggantungkan diri pada pekerjaan yang kita punya. Kalau alasan kita berubah pekerjaan (misalnya) adalah supaya kita bisa punya identitas lebih baik, atau hanya ingin mendapatkan lebih, kita tidak akan pernah puas dan kita sedang melakukan sebuah penyembahan berhala pada Tuhan!

[3] Yusuf tahu kesuksesan yang Tuhan berikan bagi dia mempunyai maksud dan tujuan.

Dia tahu dia diberikan kelimpahan karena untuk memelihara bangsa yang besar.

Daud dalam 2Samuel 5:10, 12 – dia tahu bahwa Tuhan lah yang mengangkat dia menjadi raja, karena bangsa Israel yang dipilih dan dikasihi Tuhan! Hati Daud tidak berubah dari menjadi gembala yang tidak punya apa-apa sampai menjadi seorang raja, karena dia tahu Tuhan lah yang bekerja, dan Tuhan selalu punya rencana indah bagi anak-anakNya!

Kita diselamatkan oleh Yesus Kristus supaya kita bisa share the Gospel! Tuhan memberikan kita kelimpahan sehingga kita bisa bersatu untuk menegakkan kerajaan Tuhan di bumi ini, menjadi berkat bagi orang lain!


Uang, kedudukan, dan posisi bisa mengubah kita (kita sadar atau tidak!). Tuhan sudah memberikan peringatan pada kita betapa uang punya pengaruh yang besar dalam hidup! Manusia mudah berubah, hati mudah berubah. Karena itu kita harus fokus hati kita untuk menyembah Tuhan dan apa yang diperbuat Tuhan bagi kita adalah cukup.

Apakah identitas mu, nilai mu sudah berubah sekarang ini menjadi jauh dari Tuhan? Apakah engkau bergantung sekali pada pekerjaan dan bisnis yang kau punyai saat ini? Adakah engkau merasa penyertaan Tuhan dalam hidupmu saat situasi mu berubah-ubah? Apakah engkau menyadari bahwa saat kau berkelimpahan, everything is from God? Apakah engkau menyadari penyertaan dan kebaikan Tuhan pada saat kau berkekurangan?

Post a comment

X