Persiapkan pikiranmu untuk bertindak

  


Seri transformation of mind: winning the battle of your mind
Ringkasan khotbah 29 Mei 2022
1Petrus 1:13-14
Pdt Victor Liu

Banyak dari kita yang bertindak tapi tidak mempersiapkan pikiran kita dengan baik. Biasanya kita bertindak karena keadaan atau perasaan kita, sehingga keputusan yang kita ambil kita sesali di kemudian hari.

Ayat 13 dimulai dengan “Sebab itu”, yang berarti konteksnya ada di dalam ayat 1-12 dimana Petrus menjelaskan bahwa sebagai anak-anak Tuhan kita sudah dipilih dan punya pengharapan, keselamatan, dan sukacita dalam Kristus.

Ayat 15-21 menjelaskan mengenai pentingnya kesucian hidup – karakter Allah, Allah Bapa yang mengampuni tapi kita tidak bisa hidup sembarangan, dan supaya kita memperhatikan pengorbanan Kristus yang besar.

Petrus mengerti untuk kita bisa hidup bertumbuh dan menang mengatasi godaan, dimulai dari pikiran kita yang akhirnya mengubah sikap dan tindakan kita.

Get your mind ready for action!

Mengapa kita harus mempersiapkan diri kita supaya bisa bertindak dan mengambil keputusan dengan benar?

[1] Karena ada musuh dalam diri kita (ayat 14)
Ada hawa nafsu dalam diri kita, yang bisa membawa kita pada kehancuran. Hawa nafsu itu biasanya disebut istilah daging atau flesh. Kita sudah diselamatkan dan diampuni dosa kita, tetapi masih ada keinginan daging tersebut seperti Petrus sebutkan dalam ayat ini.

[2] Karena ada iblis yang akan terus menggoda dan menghancurkan kita (1Petrus 5:8)

[3] Karena ada sistem/nilai hidup dunia yang bertentangan dengan firman Tuhan

Iblis memakai sistem dunia dan hawa nafsu kita untuk menyerang kita! Karena itu betapa penting nya bagi kita untuk mempersiapkan diri kita atas serangan-serangan ini.

Bagaimana kita bisa menyiapkan pikiran kita untuk bertindak?

[1] Pikiran yang jelas dan hati-hati (Ayat 13)

“Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah..”. Waspada = being sober-minded. Ini diumpamakan seperti orang jaman dulu saat memakai jubah yang panjang (harus memakai ikat pinggang untuk mengikat jubahnya).

Kita harus belajar terus firman Tuhan sehingga kita tahu apa yang baik dan benar, tidak jatuh (atau malah konsep salah yang sudah menjadi sebuah benteng dalam pikiran kita — khotbah minggu lalu).

Pikiran kita harus terus waspada! Kita tahu sendiri apa kelemahan kita, kita tahu dimana kita bisa jatuh. Kita tahu apa umumnya respon kita pada pasangan, kita tahu kita lemah dalam pornografi, dan sebagainya.

Waspadalah!

[2] Punya pikiran yang fokus pada kedatangan Yesus yang kedua kali di masa akan datang (ayat 13b)

“Letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia…” / ”set your hope fully on the grace…”

Petrus mengajak anak-anak Tuhan untuk punya pola pikir kekekalan, dan khususnya pada saat nanti Yesus datang sebagai Raja di atas segala raja.

Kedatangan Kristus adalah anugerah yang memberikan kita suka cita karena kita tidak akan ada lagi pergumulan akan dosa dan kesengsaraan.

Ayat 13b ini adalah kalimat perintah pertama dalam ayat 1-13. Karena setiap kali kita memikirkan tentang kedatangan Kristus, itu akan selalu mengubah hidup kita sekarang: terus ada pengharapan di tengah kekuatiran kita, tidak menyerah, dan ada suka cita.

Wayne Grudem: “Ini juga menandakan perubahan prioritas kepada agenda Tuhan (Mat 6:19, 20, 21, 22, 24, 33) dan mengarah kepada perubahan etika dalam hidup kita (1Yoh 3:3)”.

Memikirkan masa depan/kekekalan mengubah gaya hidup saat ini yang mengajarkan kita untuk memikirkan tentang “sekarang” (“now!”). Ini membuat kita untuk tidak sabar, tidak mau menanti, dan mengambil keputusan karena berdasarkan kebutuhan yang “mendesak” – lalu menyesal di kemudian hari.

[3] Fokus pada ketaatan (ayat 14)

Pikiran yang sehat akan membawa kita pada ketaatan. Penting bagi kita untuk taat melakukan apa yang kita dengar/baca (firman Tuhan).

Banyak dari kita yang bergumul dengan konsep bahagia dan hidup dalam kesuciaan; Yesus berkata bahwa ketika kita taat, ada kebahagiaan. Namun kita seringnya hidup dalam ketidak taatan dan ingin bahagia.

Tipuan iblis adalah ketika hidup dalam hawa nafsu dan ketidak taatan akan membahagiakan kita (saat kita menuruti hawa nafsu dan kemauan kita).

Saat kita tidak taat, pilihan yang kita ambil dan sikap kita pun akan membawa pada kehancuran kita di kemudian hari.

Karena itu ketika kita memilih, pilihlah ketaatan pada firmanNya!

 

Post a comment

X