Peringatan akan dosa

  


Seri buku Markus: Mengikuti Mesias yang menderita
Pdt Victor Liu
Markus 9:38-50

Tuhan Yesus selama di dunia selalu fokus dan berbicara mengenai penderitaan, pengabdian, dan kekekalan – namun para murid, termasuk kita saat ini, sering berfokus hanya pada apa yang di luar, pada hal-hal duniawi (kita masih ingat minggu lalu dimana para murid malah sibuk dengan berdebat siapa yang paling besar, padahal Yesus sedang berbicara mengenai Mesias yang akan menderita dan mati di kayu salib).

Baca Markus 9:38-41. Sebelum Yesus membahas lebih dalam akan dosa, Yesus mengajar para muridNya bahwa tidak ada persaingan dalam pelayanan. Para murid terlihat kesal dan iri – dan kita bisa melihat cerita sebelumnya dimana ada peristiwa mereka tidak bisa mengusir roh jahat.

Dan mereka harus fokus memperhatikan orang-orang yang percaya pada Kristus, dan bahkan akan mendapatkan upahnya.

Lalu sekarang Yesus berbicara akan dosa pada murid-muridNya yang hanya fokus hal-hal duniawi (Baca lanjutan Markus 9:42-48).

Fokus pada bahayanya dijerat atau diperangkap dosa (ayat 42-48)

Yesus memakai bahasa hiperbola untuk menekankan kebenaran dengan membesar-besarkannya. Yesus menekankan pentingnya untuk memperhatikan orang-orang yang baru percaya dan tidak menjadi batu sandungan, lalu membuat orang itu berdosa.

Dosa di sini berbicara mengenai 3 hal: tangan (apa yang kita lakukan), kaki (apa yang kita kerjakan, dan melambangkan kekuatan/tidak punya ketergantungan pada Tuhan), dan mata (apa yang kita lihat, dan itu mempengaruhi hati kita. Contoh: Adam dan Hawa melihat buah lalu jatuh dalam dosa, Daud melihat Betsyeba mandi lalu jatuh dalam perzinahan, dan Yudas Iskariot melihat uang lalu menjual Yesus).

# Yesus menekankan keberadaan Neraka, Gehana.

Istilah neraka yang dipakai di sini (Gehana), menunjukkan suatu lembah yang ada di tengah selatan dari Yerusalem – yang dipakai untuk pembakaran anak-anak sebagai persembahan untuk berhala dewa-dewa, lalu berubah menjadi pembakarang orang-orang jahat dan benda-benda yang tidak berguna lagi. Yesus membalikkan tempat ini menjadi sebuah gambaran tentang neraka – dimana api menyala-nyala selamanya; Menunjukkan penderitaan yang tidak terputus, selama-lamanya, eternal suffering.

Baca juga Matius 25:41( Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya), dan Wahyu 20:13-15 –Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu– Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa Gehana, Neraka, lautan api adalah tempat dimana iblis, roh-roh jahat, anti Kristus & nabi palsu ( see wahyu 19:20) , dan orang-orang berdosa yang tidak percaya pada Kristus ( Yohanes 3:16-18; 5:24) akan ada di masa nanti (sekarang belum ada “penduduknya” tetapi tempat Gehana, Neraka/Hell, Lautan api, terpisah dari Allah, penghukuman yang kekal telah disiapkan). Lautan api disamakan dengan Kematian Kedua, second death adalah sebagai eternal punishment.

* Eternal death, or the second death, is the ultimate form of separation. If a person dies in a state of spiritual death, they enter eternity separated from God. This is the second death. Once a person has experienced the “second death” there is no hope for them, it is irreversible.

Setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan dilemparkan ke Lautan Api, Gehanna. Bagaimana nama kita tertulis dalam kitab kehidupan? Ketika kita percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan & Juruselamat kita secara pribadi maka nama kita ada tertulis dalam kitab kehidupan ( see Pilipi 4:3)

Yesus ingin mengajar murid-murid yang hanya fokus pada hal di luar untuk bergumul dengan serius akan dahsyatnya dosa, dan fokus apa yang penting – yaitu manusia-manusia berdosa di luar sana yang mereka akan layani dan injili.

# Yesus menekankan agar kita jangan terjerat dosa. Ambil tindakan cepat, jangan komproni.

Bagi mereka yang bergumul dengan dosa, Yesus mendesak untuk menghentikannya sekarang karena akan melumpuhkan dan memperbudak. “Cut it off now!” Dosa kecil yang kita biarkan akan menghancurkan kita di masa datang, dan kita akan mati rohaninya. Jangan sampai dosa dibiarkan menguasai!

“Daripada dijerat dosa, Yesus berkata lebih baik hidup kita menjadi berkat!”. Lihat ayat selanjutnya di Markus 9:49-50.

Mempengaruhi bukan dipengaruhi. Menularkan bukan tertular. Jadilah garam dunia, punya hidup menjadi berkat bagi orang lain. Hidup kita ada proses pemurnian. Api dalam baguan ini menunjukan proses pemurnian, adanya penderitaan dan masalah menolong kita lebih kuat & memurnikan iman kita ( lihat 1 Petrus 1:7). Yesus tahu setiap dari kita bergumul dengan dosa, tapi Dia tidak mau kita DIPENGARUHi dan jatuh diperbudak oleh dosa. Garam menunjuk pada hidup yang penuh pengorbanan, tidak terpengaruh dan hidup menjadi berkat.

KebangkitanNya, kuasaNya, mampu untuk menolong kita dalam pergumulan dosa! Apa yang kita sudah lakukan di masa lampau telah diampuniNya, dan sekarang, kita akan terus diproses dan diberikan kekuatan untuk menjalani hidup yang menjadi berkat sebagai anak-anak Tuhan.

Kasih karuniaNya memampukan kita!

Post a comment

X