Pencobaan kedua Yesus Kristus

  


On Top of the World

Philerooski / Foter

Pengkhotbah tamu Miekhie Liong
Ringkasan khotbah  30 September 2012

Sama halnya seperti orang-orang yang sudah dilatih untuk membedakan mana uang yang palsu dan mana yang asli, kita pun tidak akan bisa membedakan mana prinsip yang benar dan yang salah, kalau kita tidak sungguh-sungguh lekat dengan firmanNya!
Matius 4:5-7

Iblis menggunakan ayat untuk mencobai Yesus (dari kitab Mazmur) dan sebaliknya, begitu pun Yesus Kristus. Walaupun Yesus seharusnya dalam kondisi yang paling lemah (setelah berpuasa begitu lama), malahan secara rohani sangat kuat! Iblis bukan bodoh dan kata-katanya tidak sepenuhnya salah karena kalau begitu, kita pasti akan langsung tahu saat dia ingin menipu kita. Iblis mencobai Yesus dengan mereferensi kitab Mazmur tentang orang benar. Yesus pun menjawab dengan firman Tuhan dari Ulangan 6:16 (dimana Tuhan menguji orang Israel setelah melihat mukjijat-mukjijat Tuhan sebelumnya. Saat itu mereka kehausan, marah, dan mau membunuh Musa). Tuhan mau mengingatkan jangan pernah meragukan kesetiaan Tuhan sama seperti orang Israel saat itu.

Tuhan juga mau mengingatkan pada kita untuk melihat firman Tuhan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong atau yang enak dikuping (seperti Iblis yang mengutip sebagian).
Artinya disini -> Tuhan akan setia dan melindungi orang yang takut pada Dia, orang benar..tapi jangan pernah menguji Dia

Sama halnya dengan Tuhan Yesus, kita pun harus mengenal dengan benar firman Tuhan, bukan hanya menerimanya dari hamba Tuhan (yang bisa saja salah). Kita tidak hanya menerima, tapi kita “mengunyah”nya, seperti kambing yang memakan rumput dan memamah nya. Kita mencari tahu firman Tuhan yang benar. Yesus membalas dengan firman Tuhan, bukan “kata si A tentang firman Tuhan”. Kita sudah diberkati dengan alkitab, firman Tuhan yang tertulis. Hendaknya kita membaca dan mempelajarinya setiap hari!

Yesus tidak perlu membuktikan siapa Dia (orang yang benar, orang yang saleh) seperti yang iblis tantang.

Firman Tuhan bisa digunakan secara salah kalau tidak sesuai konteksnya. Namun sedihnya, banyak yang memakainya pada saat ini. Ada juga orang yang menafsirkan sesuai dengan teologi dan prinsip dia sendiri.

Tuhan juga mau mengajarkan untuk tidak pernah mencuri kemuliaanNya. Sering kita sebagai pelayanNya, daging kita berbicara dan merasa kalau kita sudah mengerjakan sesuatu dengan baik atau bagus (apalagi saat kita dipuji). Banyak hal yang bisa dibanggakan Yesus sebagai anak Allah, sama halnya dengan kita yang sering ingin membanggakan diri sendiri. Sebagai manusia, kita sebenarnya tidak bisa apa-apa kalau bukan oleh anugerah Tuhan semata-mata buat kita, buat hidup kita.

Post a comment

X