Menjadi seperti Kristus dalam Pelayanan

  


Mie Khie Liong
Ringkasan khotbah 23 April 2023
Yohanes 13:1-17

Arus dunia sangat kuat dan kalau kita tidak siap, kita akan terbawa oleh arus (dari apa yang kita lihat, kita baca), termasuk di dalam pelayanan.

Baca Yohanes 13:1-17.

Yoh 13:1 – ”Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya”. Yesus tahu ini saat saat terakhirNya sebelum maju ke atas kayu salib. Ini adalah pelajaran terakhir dari Yesus, dan Dia ingin menunjukkan betapa besar kasihNya pada murid-muridNya (dan kita).

Kasih adalah prinsip dasar kita dalam melayani Tuhan karena tidak ada artinya tanpa kasih (1Korintus).

Ayat 8 – Apa hubungannya membasuh kaki dengan mendapatkan bagian dalam kerajaan Allah? Mengapa soal membasuh kaki menjadi hal yang serius? Apa yang sedang Ia mau tunjukkan pada para murid? Mencuci kaki hanyalah sebagai simbol untuk apa yang akan dia kerjakan di kayu salib keesokan harinya, berkorban dan mati untuk membersihkan dosa-dosa manusia, termasuk para muridNya!

Hanya kalau dosa kita sudah dibersihkan oleh darah Yesus dengan percaya padaNya maka kita bisa masuk dalam kerajaanNya. Tuhan sudah membasuh diri kita, membersihkan diri kita dari dosa dengan darahNya di kayu salib. Kita bisa melayani orang lain karena kita sudah di layani olehNya (ayat 14-15).

Focus of Service 

Focus of service is serving out of gratitude. Kita bukan melayani karena dipaksa atau terpaksa, tapi karena Dia sudah mati untuk kita. Kita melayani karena kita mengasihi Kristus! Ini esensi terpenting dalam pelayanan.

Kalau kita sudah merasa lelah dalam melayani, rutinitas, mulai mundur – kita harus merefleksikan lagi, apa motivasi kita dalam melayani? Apakah sungguh-sungguh karena mengasihi Kristus?

Saat kita melayani orang lain, kita sedang melayani Kristus sendiri. Karena Tuhan berkata apa yang kau lakukan untuk saudara-saudaramu, kau telah melakukannya untuk Dia (Matius 25:40).

Nothing is too low as a servant. Kita bisa melihat Yesus menjadi seorang pelayan yang mencuci kaki, sebuah posisi yang amat rendah pada waktu itu. Seperti Yesus, tidak ada pelayanan yang paling rendah saat melayani Dia! Semua adalah masalah hati, mempunyai hati yang melayani seperti seorang pelayan/hamba.

”Find your gifts” – kita harus mencoba karena kita kadang tidak tahu apa talenta atau panggilan yang sudah kita terima dari Tuhan.

”Good enough principle”
Dalam melayani kita tidak perlu memiliki standard yang begitu tinggi sampai sampai orang tidak bisa melayani atau mencoba.

Who do we worship?
Kita datang untuk mengagungkan Dia, bukan pengkhotbah, penyanyi, pemusik dan sebagainya. Sama seperti acara koronasi seorang raja, semua mata akan memandang pada sang raja, dan prinsip ini sama dengan kita yang memandang dan fokus pada sang Raja!

Godaan di dalam pelayanan selalu ada, karena kita adalah manusia biasa. Tapi kita harus selalu ingat dan mengarahkan fokus kita bukan pada diri kita, melainkan pada Kristus. Ingat bahwa kita hanyalah sebuah alat, seperti seorang pena yang diarahkan oleh penulis atau pengarang. Bukan pena yang di sanjung, tapi sang penulis/pengarang!

Ayat 16 – Yesus sudah melayani kita dengan memberikan hidupNya bagi kita, dan Dia ingin kita juga mau berkorban, melayani untuk orang lain. Kita mau ikut ke salib, menyangkal diri kita, memberi waktu dan tenaga pada saudara-saudara kita yang butuh dilayani.

Yesus sudah mengasihi kita dengan memberikan nyawaNya bagi kita. Apa yang akan kau lakukan? Layanilah Tuhan, dengan melayani satu sama lain.

Post a comment

X