Mengikuti Mesias yang menderita

  


Pengkhotbah tamu Ps. Danny Gamadhi
Ringkasan khotbah 2 Juli 2023
Markus 8:34-38

Menurut perikop hari ini, ada dua syarat seorang murid:
1. Menyangkal diri
2. Memikul salib dan mengikut Yesus

DENY

Apa maksudnya menyangkal? Dari bahasa Yunani, “to deny” dari dua kata: arneomai = deny, reject, dan apo = “from”, which intensifies. Jadi satu kata arneomai itu sendiri sudah cukup sebagai “menyangkal”, tetapi di sini lebih di kuatkan lagi.

Self-denial = God, not self, must be at the centre of life. To renounce self = to cease to make self the object of one’s life and actions.

Menyangkal diri = apa yang kita mau lakukan, kita tidak lakukan (seperti seorang ibu hamil yang tidak bisa makan sashimi kesukaannya lagi).

FOLLOW

Follow, dari bahasa Yunani akoloutheo: to follow one who precedes, join him/her as his attendant, accompany him/her. Seperti orang yang digandeng dari depan yang kita yang di belakang mengikutinya. Berarti secara literal kita mengikuti apa yang Yesus lakukan secara dekat.

CROSS

Petrus punya pengertian akan Yesus sebagai Mesias (dari khotbah Minggu lalu), tapi tidak secara sempurna, tidak sepenuhnya benar. Ikut Tuhan berarti memikul salib.

Cross-bearing: withstanding difficult times, by the Lord’s power, as He directs our circumstances of life. Sama seperti ibu hamil yang melahirkan, harus menahan sakit yang luar biasa tapi tetap harus maju.

Memikul salib berarti kita bertahan sampai akhir, tidak menyerah. Memikul salib untuk ikut Yesus berarti penganiayaan dan kematian, sesuatu yang sangat relevan dengan pengikut Kristus di jaman penjajahan Roma.

Yesus menangis, menderita, mati, dan bangkit lagi untuk satu alasan: mencintai mereka yang hilang dan membuat mereka melakukan hal yang sama.

Menyangkal diri kita dan memikul salib Kristus bukan hal yang gampang, dan bukan hal populer yang kita ingin dengar. Kita lebih ingin melihat Yesus yang kita mau, yang tidak ingin kita meninggalkan semua harta kita, yang tidak perna

Mengapa ini penting?

Baca lagi Markus 8:34-38.

Save vs Lose: Anak Tuhan akan dihadapkan pada alternatif untuk mengakui Kristus, atau menyangkal Kristus. Tapi kenyataannya dalam dunia di jaman ini, mengakui Kristus, malah kita akan mati. Dan menyangkal Dia, malah hidup (sebuah contoh nyata dalam tempat-tempat dimana orang Kristen dianiaya),

“The one who wishes to save his life will lose eternal life. Rather, he will lose “it” (i.e eternal life), that is, his life.”

Markus 8 bukan berbicara mengenai kehilangan keselamatan kita, tetapi pada pengadilan akhir dimana kita semua akan diadili, termasuk pengikut Tuhan (bukan apakah kita ke surga atau neraka, tetapi the “Judgement Seat of Christ”). Kita akan dimintai pertanggung jawaban oleh Tuhan sebagai pengikutNya, di evaluasi, dan apakah seseorang akan diberikan mahkota/reward di surga.

Baca 1Kor 3:12-15. Semuanya akan dibukakan: apa yang kita lakukan di dunia, talenta yang kita pakai, dan sebagainya. Jadi apakah yang kita lakukan di dunia sekarang akan punya dampak kekekalan? Ya!

1Kor 3:15 menuliskan orang-orang Kristen yang hidup nya asal-asalan di mata Tuhan.

”One loses his life in the sense that he will “end up losing out” when he eventually has to stand before his Lord and have his life evaluated.”

Kita ingin punya hidup yang bahagia, sukses, dan nyaman. Tapi kenyataannya, kalau kita benar-benar mengikut Kristus, kita tidak bisa lagi hidup untuk dirinya sendiri, tidak bisa mencintai diri sendiri.

“Saving your life now to lose it later is foolish”
“Losing your life to gain the whole world is foolish”

Karena itu, kita harus mematikan hidup yang “fokus pada diri sendiri” dan juga hidup yang “aman dan nyaman”!

Kita ingin hidup yang bahagia. Kita ingin hidup yang nyaman. Tapi marilah kita melihat jauh ke depan, ke dalam kekekalan. Kita bisa melihat orang-orang di sekitar kita yang lebih membutuhkannya!

Post a comment

X