Mengatasi pencobaan

  


Seri Wisdom in Living
Ringkasan khotbah 10 Oktober 2021
Yakobus 1:13-18

Kita tidak bisa berdoa supaya tidak ada pencobaan dalam hidup ini, karena itu akan selalu ada. Tapi sikap kita dalam menghadapi pencobaan adalah pilihan kita.

Yakobus memberikan prinsip-prinsip dalam mengatasi pencobaan

[1] Tuhan bukan sumber pencobaan (Yakobus 1:13)

Kecenderungan kita adalah menyalahkan Tuhan, bertanya-tanya mengapa Tuhan menempatkan kita di posisi sulit tersebut. Dan itu lah hakikat manusia, selalu mencari kesalahan pada siapa dan apa saja, termasuk Tuhan.

Ayat 13 ini memberikan kita konsep yang benar tentang Tuhan – Ia tidak bisa dicobai dan tidak mencobai siapa siapa. Lalu bagaimana dengan firman Tuhan yang menulis Tuhan “mencobai” (Abraham, murid-murid Yesus, dll?)

Istilah pencobaan yang dipakai sama dengan ujian (hanya konteks nya berbeda). Allah mengetes kita artinya Allah tidak menjatuhkan kita, tapi supaya menjernihkan iman kita. Allah mengijinkan tes itu dan kadang iblis memakainya + diri kita sendiri malah terjebak dengan respon yang salah.

[2] Kita dicobai oleh keinginan diri kita sendiri (ayat 14-15)

Prosesnya:

A. Ada keinginannya sendiri (hawa nafsu, evil desire) – ayat 14
B. Lured, diseret (dragged), pull out, ditarik keluar – ayat 14
C. Enticed, dipikat – ayat 14
D. Disobey, tidak taat – ayat 15
E. Death, kematian, hamba dosa – ayat 15

Hawa nafsu mempunyai kuasa, kebohongan (ada kenikmatan dalam berdosa), dan akhirnya membawa kematian/perbudakan.

Kalau kita perhatikan, kebiasaan dosa kita akhirnya menjadi sebuah perbudakan dan menyebabkan relasi yang terputus/jauh dari Tuhan.

Hawa nafsu dan dosa terus bergerak, tidak bisa kita hentikan – akan terus diperbudak dan baru menyesal saat sudah terlambat. Tapi Tuhan kita tidak ingin kita terjebak dalam situasi ini, karena itu hati-hatilah supaya kita tidak jatuh dalam pencobaan seperti firman Tuhan pada hari ini.

Kita sering tidak ingin jatuh dalam pencobaan, tapi kita malah dekat-dekat! Hati-hatilah dengan hawa nafsu!

[3] Ingat akan kebaikan Tuhan (ayat 16-18)

“Janganlah sesat” – “do not be deceived” (jangan mau dibohongi)!

Ini menjelaskan kembali ayat 13, jadi jangan punya pikiran jahat tentang Tuhan atau menyalahkan Dia, karena Tuhan tidak pernah mencobai kita!

Ayat 17 menekankan Allah yang tidak pernah berubah, pemberianNya selalu baik dan sempurna! Dia juga sanggup memulihkan keadaanmu yang sudah terpuruk.

Ingat akan keselamatan yang Tuhan sudah berikan bagi kita anak-anakNya! KuasaNya lebih besar dari dosa!

Allah sanggup untuk campur tangan menolong kita.

Yakobus ingin mengingatkan orang Yahudi waktu itu mengenai konsep buah sulung (pemberian yang dipersembahkan untuk Tuhan dalam buku Imamat, tapi juga semua milik kita adalah milik Allah 1Korintus 6:19-20).

Buah sulung berhubungan dengan possession (semua yang ada pada kita adalah milik Tuhan, termasuk hidup kita) dan transformation (ada buah yang diinginkan Tuhan dalam hidup kita) => di tengah situasi pencobaan yang kita hadapi, Allah yang sudah menyelamatkan kita dalam Kristus ingin kita ada transformasi, berbuah, bertumbuh, dan tidak kalah dengan situasi!

Masalah bukannya membuat kita jauh dari Tuhan, tapi justru semakin dekat denganNya dan ada perubahan dalam hidup dan iman kita!

Post a comment

X