Seri One Another
Mie Khie Liong
Ringkasan khotbah 30 Juli 2023
Matius 18:21-35
Di dalam gereja butuh saling mengampuni. Pengampunan di dalam sebuah gereja sangatlah penting karena secara sengaja atau tidak sengaja, kita akan saling menyakiti satu sama lain. Ini sama seperti sebuah penyakit seperti sel kanker, autoimmune disease (yang menyerang anggota tubuh sendiri); kita bisa bayangkan kalau gereja seperti ini, maka akan hancurlah! Dalam sebuah tubuh Kristus butuh sebuah pengampunan satu sama lainnya.
Dunia penuh dengan amarah, dan terkadang sangat gampang untuk kita menjadi emosi seketika. Dan kemarahan dalam hati ini sering di bawa atau di biarkan berlarut-larut.
Tim Keller: “Forgiveness means giving up the right to revenge, the right to seek repayment from the one who harmed you. It must be recognised that forgiveness is a form of voluntary suffering”.
Kalau kita mengampuni, kita memang harus menanggung resiko nya. Dalam Matius 8:21-22, Tuhan Yesus menegaskan tidak perlu menghitung berapa kali kamu mengampuni orang. Mengampuni harus selalu dilakukan, tanpa batas. Baca juga apa kata Yesus dalam Matius 18:23-24 tentang sebuah perumpamaan pengampunan.
Dalam cerita ini disebutkan seorang raja, menandakan bahwa pengampunan bukan mulai dari kita, tapi dari sang Raja, dari Tuhan. Bukan berdasarkan kekuatan kita, tapi berdasarkan pengampunan dari sang Raja atas kita. Orang dalam cerita ini memohon belas kasihan pada raja dan dia memberikannya, karena tahu bahwa dia tidak akan mungkin bisa membayar hutang nya. Raja memberikan pengampunan, dan dia tentu harus menanggung akibat nya, demikian pula Tuhan Raja kita. Saat pengampunan diberikan, hutang tetap harus di tanggung.
Ketika Tuhan sudah mengampuni kita, kita pun harus mengampuni orang lain! Lihat Matius 18:35. Kalau kita tidak mau mengampuni, itu berarti kita ada di luar kasih kerajaan Allah! Sebagai anak Tuhan, kita harus mengerti bahwa mengampuni orang lain adalah kemauan daripada Allah, sama seperti Allah telah mengampuni kita!
Markus 11:25 – inward forgiveness. Walaupun orang yang bersalah pada kita tidak minta pengampunan, kita tetap harus mengampuni orang tersebut, karena ini juga berhubungan dengan hubungan kita dengan Allah. Kita mungkin tidak lupa akan kesalahan orang lain pada kita, tapi kita tidak lagi punya beban dan terikat akan kebencian. Dan ini akan mempengaruhi hubungan kita padaNya!
Lukas 17:3-4 – outward forgiveness. Ada rekonsiliasi; kalau orang nya mengaku salah pada kita, itu lah saatnya rekonsiliasi. Kita mau ada hubungan yang baik satu sama lain, terutama di dalam tubuh Kristus. Saat ada pengakuan dosa dan pengampunan, di situ keindahan sebuah persatuan terjadi.
“Forgiveness only happens when we focus our attention to God’s mercy and Jesus’ sacrifice on the cross that make possible”.
Mungkin kita sangat sulit untuk mengampuni seseorang yang benar benar sudah melukai kita. Mulai lah dengan doa kepada Tuhan, apa ada nya situasi hati mu dan mungkin dengan struggles mu yang sulit untuk mengampuni orang tersebut. Minta kekuatan dari Dia. Tapi kalau kita memutuskan untuk tidak mau mengampuni orang itu sama sekali, kau harus mempertanggung jawabkan nya pada Tuhan sendiri!
Adakah seseorang yang telah melukai mu? Ada kah kebencian dalam hatimu akan seseorang? Atau mungkin kau marah pada Tuhan atas kejadian yang pernah terjadi atau sedang terjadi? Ambillah waktu saat ini juga untuk berdoa kepada Dia, buat sebuah pilihan untuk mendoakan orang itu dan ambil langkah untuk mengampuni nya karena apa yang sudah Tuhan Yesus lakukan untukmu!