Mengampuni

  


1 Februari 2015
Pdt Victor Liu

Rekaman Praise & Worship:

Rekaman khotbah:

Ringkasan khotbah:

Banyak dari kita mungkin kalau mendengarkan cerita Yusuf, kita lebih suka mendengar saat dia diberikan mimpi yang indah di masa depan, atau waktu diangkat di Mesir. Jarang yang suka waktu kita membicarakan Yusuf di dalam penjara atau saat mengampuni saudara-saudaranya yang sudah membuang dia ke sumur dan menjualnya (karena kita pada dasarnya tidak suka mengampuni dan menderita, bukan?).

Mengasihi harus menjadi gaya hidup kita. Kita tidak bisa mengampuni tanpa mengasihi. Waktu tidak akan bisa menyembuhkan luka hati kita, kecuali pada saat kita mengambil langkah untuk mengampuni. Love and forgive, tidak bisa dipisahkan, bahkan sampai kita berkeluarga dan seumur hidup kita.

Mengampuni bukan sesuatu hal yang mudah, karena:
a. Karena iblis tidak suka kita mengasihi satu sama lain
b. Prinsip dunia yang menyuruh gigi ganti gigi
c. Ada kedagingan dari diri kita yang melawan

Semakin kita merasa kita terluka, akan semakin sulit bagi kita untuk mengampuni.

Baca Kejadian 50:15-21

KESUNGGUHAN DALAM MEMINTA PENGAMPUNAN

Saudara-saudara Yusuf datang dengan kesungguhan hati untuk meminta pengampunan. Dalam ayat 17, ada 3 istilah dosa yang dipakai kakak-kakak Yusuf:
a. pesha` (transgression, rebellion)
b. chatta`ah (sin, dosa) –  salah tujuan (seorang saudara tidak seharusnya melakukan itu semua)
c. ra` (evil, jahat) – mereka sudah melakukan kejahatan

Saat kita meminta pengampunan, jangan pernah mengecilkan dosa atau kesalahan kita. Saudara-saudara Yusuf tidak meringankan kesalahan mereka, atau menyalahkan ayahnya yang pilih kasih kepada Yusuf.

Ada juga sikap yang menyatakan dan menyadari kesalahan (ayat 18) – mereka mengakui, merendahkan diri, bahkan sampai bersujud di hadapan Yusuf.

BAGAIMANA MENGAMPUNI SAAT ORANG YANG BERSALAH PADA KITA TIDAK MINTA MAAF DAN MENGAKUI KESALAHANNYA?

Saat kita dilukai, sayangnya kita tidak akan selalu menemukan situasi seperti yang dilakukan saudara-saudara Yusuf! Lalu bagaimana kalau saya tidak mau mengampuni? Itu berarti kita sudah tidak taat pada perintah Tuhan (karena untuk mengampuni, adalah perintahNya), doa kita akan terhalang.

Yang menarik adalah bahkan sebelum saudara-saudara Yusuf datang, Yusuf sudah terlebih dahulu mengampuni! Bahkan pada saat di penjara pun Yusuf sudah mengampuni (ingat saat dia menasihati supaya tidak bermuram durja pada saat di penjara?). Pengampunan tidak tergantung waktu dan situasi!

Perkataan Tuhan Yesus: baca Matius 5:44.
“Kasihilah” adalah sebuah kalimat perintah dan bentuknya present tense (sekarang). Dengan kata lain, mengasihi dan mengampuni harus segera!

PRINSIP DALAM PENGAMPUNAN

[1] KITA MENGAMPUNI KARENA PEMBALASAN ADALAH HAKNYA TUHAN

Roma 12:17-21 berkata bahwa pembalasan adalah tanggung jawab dari Tuhan.

[2] KITA MENGAMPUNI KARENA KITA TAHU HAL YANG JAHAT PUN BISA DIPAKAI TUHAN UNTUK MENDATANGKAN KEBAIKAN BAGI KITA

Dalam Kejadian 50:20, Yusuf menyadari bahwa Tuhan bisa memakai yang jahat untuk bisa sampai kepada tujuan yang Tuhan mau. Baca juga Roma 8:28.

Dia sanggup membalikkan air mata, kejahatan, untuk mendatangkan kebaikan bagi kita! Kita belum pernah dijual, belum pernah dimasukkan ke dalam sumur. Betapa dahsyatnya yang terjadi pada Yusuf (belum lagi dia sampai difitnah dan dipenjarakan). TAPI dia bisa mengampuni saudara-saudaranya, bahkan sampai menangis saat saudara-saudaranya datang pada dia.

Mengampuni harus disertai sikap dan perbuatan yang benar. Lihat bahwa Yusuf mengampuni, dan diikuti dengan sikap (akan memelihara saudara-saudaranya). Perbuatan kita harus sejalan dengan mulut kita, bahkan setidaknya kita mendoakan dia.

[3] KITA MENGAMPUNI KARENA PEMBAHARUAN RELASI LEBIH BERHARGA DARI HIDUP PERMUSUHAN

Penderitaan Yusuf merupakan sebuah simbol dari Yesus Kristus. Bagi Yusuf, pembaharuan relasi dengan saudara-saudaranya lebih indah dan berharga daripada kesakitan hati dan pembalasan.

Lihat Yusuf menangis (Kejadian 42:24, 43:30, 45:2). Dia berinisiatif merelakan diri untuk datang mengampuni. Yesus pun demikian! Suka citaNya bukan saat manusia ada dalam permusuhan dengan Allah, tetapi dalam sukacita pada pemulihan dan pembaharuan relasi manusia dengan Allah!

Baca juga Efesus 4:32, Efesus 5:1-2. Hiduplah dalam kasih karena Kristus mengasihi. Kristus juga yang berinisiatif.

Kalau fokus kita hanya kepada betapa sakit hati kita karena kesalahan orang lain, maka kita akan selalu hidup dengan self-pity, kebencian yang terus menerus dibiarkan menumpuk, dan ingin membalas.

Pandanglah pada Tuhan! Punya hati yang mengasihi dan mengampuni, seperti Tuhan yang mengasihi dan mengampuni dosa kita di saat kita berdosa dan tidak mengingini Dia! Itulah pengampunan yang sejati. Semakin kita melihat apa yang dilakukan Yesus untuk kita, semakin hati kita mudah untuk mengasihi dan mengampuni!

Adakah seseorang dalam hidupmu yang belum kau ampuni pada saat ini?

Mengampuni tidak akan mengubah masa lampau. Tapi mengampuni sekarang akan mengubah masa depan.

Post a comment

X