Mencari pasangan hidup

  


Gaztelugatxe
Eleder JH / Foter / CC BY-NC-ND

Belajar dari kehidupan Ruth & Boas
Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 2 Februari 2014

Untuk bisa menguasai sesuatu hal dalam hidup ini, kita harus belajar terus menerus. Demikian halnya dengan pacaran dan pernikahan. Kita tidak bisa masuk dalam pacaran atau pernikahan, kalau kita tidak tahu apa-apa.

Banyak love story di alkitab. Yusuf diberikan pasangan oleh raja Firaun. Ishak dalam Kejadian 24, dijodohkan. Yusuf berkomitmen di tengah-tengah situasi dimana Maria hamil biarpun mereka belum menikah.
Hari ini kita akan belajar khususnya dari kehidupan Ruth dan Boas.

Sebelum pacaran atau menikah, ini prinsip yang harus kita bawa dan punya

[1] IKUT TUHAN DENGAN SEGENAP HATI
Ruth 1:16. Ruth disuruh pulang oleh Naomi, mertuanya, (padahal suami dan anak2 dari Naomi sudah meninggal semua).

Ruth tahu Allah yang benar dan dia sungguh-sungguh ikut Tuhan. Suami Ruth sudah meninggal, jadi dia sekarang janda. Tidak pernah keluar dari mulutnya keluhan apa pun tentang kehidupannya.

Dia mempercayakan masa depannya pada Tuhan; apakah dia akan dapat pasangan hidup atau tidak di sana dengan menemani Naomi, dia tidak pusing dan kuatir. Dia beriman penuh pada Tuhan.

Kita sering sibuk sendiri dan pusing, kadang ambil jalan pintas saat kita kuatir. Kita akan cepat-cepat asal memilih, karena “kita sudah berumur”, atau karena “kita membutuhkan”.

Abraham ingin mencarikan seseorang untuk Ishak, seorang yang ikut Tuhan, yang jauh di tanah aslinya. Dia tidak mau mencari seorang wanita di tempat Kanaan, karena mereka menyembah berhala dan tidak ikut Tuhan. Masalah apakah ada wanita yang mau jauh-jauh datang dan sebagainya, Abraham beriman penuh pada Tuhan. Dia percaya Tuhan akan memberikan.

Abraham dan Ruth beriman yang kuat pada Tuhan. Mereka tidak ambil jalan pintas, atau asal cepat pilih tanpa memperdulikan Tuhan dan kerohaniannya.

Jadilah anak Tuhan yang tidak main-main dengan Tuhan. Jangan sampai pada saat pacaran dan menikah, kita malah jauh dari Tuhan! Karena bukan itu tujuan dari pernikahan!

[2] MENANTI WAKTU TUHAN, MEMPERSIAPKAN DIRI DENGAN BAIK
Dikatakan Ruth bekerja dengan rajin.

Ruth 2

Boas adalah orang yang kaya, tapi dia dikatakan orang yang bersandar pada Tuhan. Boas punya karakter yang baik, yang tidak kuatir pada kehidupannya (walaupun punya segalanya tapi belum beristri).

Ruth dan Boas adalah orang-orang yang mempersiapkan karakter mereka dengan baik. Ruth adalah orang yang miskin, yang tak punya apa-apa, tetapi dia rajin, pekerja keras, tahu berterima kasih, respectful. Boas, di satu sisi adalah orang yang kaya, tapi bagi dia tidak terburu-buru mempunyai seorang pasangan.

Selagi kita menunggu waktu Tuhan untuk mendapatkan pasangan, kita harus mempersiapkan diri dalam membangun karakter kita. Semakin kita punya karakter dan kerohanian yang sehat, semakin sehat relasi! Jadi bekerja keras lah membangun karakter dan pertumbuhan rohani kita, karena hal itu akan mempunyai dampak besar dalam hubungan satu sama lain (apakah teman, pasangan hidup, apalagi dalam pernikahan!).

Apakah kita orangnya egois? Apakah kita selalu ingin diperhatikan? Apakah kita punya konsep yang salah dengan lawan jenis kita? Apakah kita pelit atau boros dalam keuangan, untuk memenuhi kepuasan pribadi kita? Ini semua akan kita bawa dalam relasi kita dan menghancurkan. Kiranya karakter kita seperti Kristus!

[3] MENGENAL BAIK SEBELUM MENYATAKAN CINTA
Ruth 2:5.

Sering kita dikaburkan dengan apa yang terlihat dari luar, kita jatuh cinta, dan baru kita mau mengenal orang tersebut. Kita harus terus bertanya dan mencari tahu, seperti Boas.

Bertanyalah secara serius sebelum kita berhubungan – karena nanti mungkin sudah terlambat.

Boas dan Ruth sudah mengenal cukup lama. Memang kita akan terus mengenal pasangan kita satu sama lain, tapi kiranya kita sudah melakukannya dari awal sebelum menyatakan cinta kita! Kalau dari awal kita sudah melihat bahwa seseorang yang kita lihat ini prinsip hidupnya sangat berbeda dengan firman Tuhan, jangan pernah kita kejar.

Tetapi pada saat kita sudah menyatakan cinta kita, itu adalah sebuah komitmen! Love is a commitment, not about feeling! Ada kalanya love itu akan jatuh bangun, tapi love is a commitment! Saat kita melakukan hal-hal yang indah dan terus bersandar pada Tuhan, love itu akan ada lagi.

Carilah tahu lebih dahulu masa lalunya, karakternya, tujuan hidupnya, sebelum kita terburu-buru.

Sama halnya seperti pada saat kita mau membeli sebuah barang, kita pasti berusaha cari tahu sebelum membeli. Misal kita membeli koper, kita harus membuka dan bertanya-tanya tentang featuresnya, apakah cukup besar buat kita, dan lainnya.

Seberapa besar imanmu pada Tuhan saat ini dalam menanti pasangan hidup? Atau bagi kita yang sudah mempunyai seseorang, apakah hubungan mu dibangun atas dasar kasih Yesus? Apakah saat ini kita mungkin sudah menyukai seseorang, tapi kita belum tahu apa apa soal dia? Kita hanya punya perasaan suka saja? Apakah kita sekarang sedang menyiapkan diri kita dengan baik dan menguduskan hidup kita sambil menanti waktu Tuhan?

Selalu ingat Yesus dalam membina hubungan satu sama lain. Kasih Yesus begitu besar pada kita bahkan pada saat kita berdosa. Sebuah hubungan yang benar harusnya membuat kita semakin dekat dengan Tuhan, semakin kudus di hadapan Tuhan. Hubungan bukan mencari kebahagiaan! Tapi hubungan yang sehat dan kudus akan membawa kebahagiaan!

Post a comment

X