Mempercayai Kedaulatan Tuhan

  


Pdt Victor Liu

Khotbah 01 June 2025

Can we trust God when we face suffering?

If we want to trust God when life hurts, we need to believe: (1) God’s  perfect in love, (2) God’s  infinite in wisdom,  (3) God’s  sovereign in all things.

Today our focus on: Trusting God’s Sovereign in all things

Ayat menyatakan Kedaulatan Tuhan

Psalm 115:3, which states, “But our God is in heaven; he does whatever pleases him,”

Psalm 103:19, which says, “The Lord has established his throne in the heavens, and his kingdom rules over all.”

“The king’s heart is a stream of water in the hand of the Lord; he turns it wherever he will.”
‭‭Proverbs‬ ‭21‬:‭1‬ ‭ESV‬‬

Markus 4:35- 5: Yesus berkuasa, berdaulat, mengontrol alam, setan & Roh2 jahat, atas penyakit, atas kematian.

Jesus is the ruler of kings on earth, the Alpha & Omega, The Resurrection and The Almighty. Wahyu 1:5-8

“and from Jesus Christ the faithful witness, *the firstborn of the dead, and * the ruler of kings on earth. To him who loves us and has freed us from our sins by his blood *I am the Alpha and the Omega,” says the Lord God, who is and who was and who is to come, the Almighty.

‭‭ “that he worked in Christ when he raised him from the dead and seated him at his right hand in the heavenly places, far above all rule and authority and power and dominion, and above every name that is named, not only in this age but also in the one to come.”
‭‭Ephesians‬ ‭1‬:‭20‬-‭21‬ ‭ESV‬‬

A.W. Tozer :

God’s sovereignty is the attribute by which He rules His entire creation, and to be sovereign God must be all-knowing, all-powerful, and absolutely free.

Kedaulatan Tuhan adalah atribut yang digunakan-Nya untuk memerintah seluruh ciptaan-Nya. Untuk menjadi berdaulat, Tuhan harus mengetahui segalanya, mahakuasa, dan benar-benar bebas.

Paul David Tripp:

Understanding God’s sovereignty can provide comfort and encouragement, knowing that what is beyond our control is under His control.  God’s sovereignty should not discourage us but rather remind us that He is near and cares for us

Memahami kedaulatan Tuhan dapat memberikan penghiburan dan dorongan, dengan mengetahui bahwa apa yang berada di luar kendali kita berada di bawah kendali-Nya. Kedaulatan Tuhan seharusnya tidak membuat kita patah semangat, tetapi justru mengingatkan kita bahwa Dia dekat dan peduli pada kita.

And it means when I need help, He’s near because He’s right here in control of every situation, every location of my life. It’s impossible to ever be in a situation or location or relationship that isn’t ruled by my Lord. Things are out of my control. I have such little sovereignty, I can’t keep a hold on my keys, but God is sovereign and I rest in His care.

Dan itu berarti ketika saya membutuhkan pertolongan, Dia dekat karena Dia ada di sini untuk mengendalikan setiap situasi, setiap lokasi dalam hidup saya. Mustahil untuk berada dalam situasi atau lokasi atau hubungan yang tidak diatur oleh Tuhan saya. Segala sesuatu berada di luar kendali saya. Saya memiliki kedaulatan yang sangat kecil, saya tidak dapat memegang kunci saya, tetapi Tuhan berdaulat dan saya beristirahat dalam pemeliharaan-Nya.

God’s Sovereignty provides comfort & encouragement. Kedaulatan Tuhan memberikan ketenangan dan dorongan bagi kita.

(1) God’s Sovereignty Permits A Horrible Death to Become a Blessing to God’s Work. Kedaulatan Tuhan mengijinkan kematian yang mengerikan menjadi berkat bagi pertumbuhan gereja-Nya

Stefanus mati mengenaskan, dirajam, dilempari dengan baru, BUT doanya dijawab; ada Saulus yang bertobat; Tuhan Yesus berkuasa, berdaulat dengan apa yang terjadi; Dia melihat, Dia tidak mencegah. Yesus berdaulat mengontrol penuh segala situasi dan Dia membiarkan para manusia melakukan apa saja yang memuaskan hati mereka. Karena Dia berdaulat penuh maka mengijinkan kejahatan, bencana, pembunuhan pada hamba-Nya, Stefanus.

“Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: ”Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: ”Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: ”Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.”
‭‭Kisah Para Rasul‬ ‭7‬:‭54‬-‭60‬ ‭TB‬‬

@ Yesus Kristus berada di sebelah Kanan Allah

Perhatikan dalam bagian ini. Yesus Kristus mempunyai suatu posisi yang sehakekat dengan Allah: di Sebelah Kanan Allah. Paulus menjelaskan istilah ini dalam Efesus 1:20-21

“yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang.”

Menarik sekali bahwa Stefanus menyatakan bahwa Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah. Pernyataan ini menunjuk pada Daniel 7:13-14 konsep Anak Manusia & menunjuk pada Mazmur 110:1.

Stefanus menyatakan, mengingatkan dan menunjuk Daniel 7:13-14 pada orang Yahudi, termasuk Saulus yang adalah orang Farisi dan berarti dia tahu dengan baik konsep Daniel 7:13-14 bahwa Anak Manusia menunjuk pada Kristus, sang Mesias, Pribadi yang diurapi, yang maha berkuasa. Daniel 7:14 menyatakan bahwa Anak Manusia diberikan posisi yang maha hebat: “Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.”

Pernyataan Stefanus ini, juga menunjuk pada Mazmur 110:1. Ini penjelasan dari AI soal ayat ini.

Mazmur 110:1 menyatakan bahwa Tuhan berfirman kepada Tuhanku: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Aku menjadikan musuh-musuh-Mu tumpuan kaki-Mu.” Ini adalah firman Tuhan kepada Mesias, yang menyatakan bahwa Mesias akan didudukkan di sebelah kanan Tuhan, dan musuh-musuhnya akan menjadi tumpuan kaki-Nya, menunjukkan kekuasaan dan kemenangan Mesias atas musuh-musuhnya.

Penjelasan lebih lanjut:
* “TUHAN berfirman kepada Tuhanku”:
Ayat ini menegaskan hubungan antara Tuhan dan Mesias. Mesias bukan sekadar manusia, tetapi memiliki hubungan yang khusus dengan Tuhan.
* “Duduklah di sebelah kanan-Ku”:
Duduk di sebelah kanan Tuhan menunjukkan kehormatan dan otoritas. Mesias diberikan tempat kehormatan di sisi Tuhan.
* “sampai Aku menjadikan musuh-musuh-Mu tumpuan kaki-Mu”:
Ini menggambarkan Mesias akan memerintah dan mengalahkan musuh-musuhnya. Musuh-musuh akan tunduk dan menjadi tumpuan kaki Mesias, menunjukkan kekuasaan-Nya. 
* Signifikansi:
Mazmur ini sering dihubungkan dengan Yesus Kristus dalam tradisi Kristen, sebagai bukti Mesias yang akan berkuasa dan menaklukkan musuh-musuh-Nya.
@ Pernyataan Stefanus ini menyatakan bahwa Yesus sebagai Anak Manusia adalah Kristus, Sang Mesias, Anak Allah, sehakekat dengan Allah yang menggenapi Daniel 7:13-14 & Mazmur 110:1.

Sebelum Yesus dijatuhi hukuman mati oleh para Sanhedrin, para pimpinan tokoh agama, Yesus menyatakan dirinya sebagai Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah yang Mahakuasa ( hal yang sama menunjuk pada Daniel 7:13-14 & Mazmur 110:1) see Lukas 22:69-71. SESUDAH pernyataan dan pengakuan Yesus maka para tokoh agama memutusksn membunuh Yesus tanpa perlu saksi lagi. Perhatikan Yesus menyatakan SUDAH duduk di Sebelah Kanan Allah yang Mahakuasa berarti bahwa Yesus dengan berani menyatakan bahwa Dia yang sekarang dia diadili adalah Anak Manusia, Kristus, Sang Mesias, sehakekat dengan Allah, Anak Allah.

Lukas 22:69-71
“Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa.” Kata mereka semua: ”Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?” Jawab Yesus: ”Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.” Lalu kata mereka: ”Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri.”

@ Stefanus melihat Yesus sebagai Kristus, Sang Mesias, BERDIRI di Sebelah Kanan Allah dengan penuh kemuliaan Allah.

BERDIRI — Hal ini berarti bahwa Yesus Kristus mengontrol, menguasai, memperhatikan situasi yang terjadi dan juga siap menyambut Stefanus, hamba-Nya, yang siap menderita dan siap mati untuk-Nya. Penglihatan ini Mendorong dan memotivasi Stefanus untuk setia sampai mati. Dia tahu bahwa Yesus Kristus menyertai dan tidak pernah meninggalkan kita. Yesus Kristus berdaulat penuh, menguasai dan mengontrol segala situasi kita.

(2) God’s Sovereignty turns our failure in temptation to strengthen others.

Kegagalan Petrus diubah Tuhan jadi berkat bagi orang lain. Kegagalan kita, kejatuhan kita pada dosa diubah oleh Tuhan menjadi alat-Nya memberkati lainnya sesudah kita bertobat, dijamah dan dipulihkan Tuhan.

“Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” Jawab Petrus: ”Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” Tetapi Yesus berkata: ”Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku.””
‭‭Lukas‬ ‭22‬:‭31‬-‭34‬ ‭TB‬‬

(3) God’s Sovereignty works in the midst of sinful behaviour from others to us. Kedaulatan Tuhan bekerja di tengah kejahatan dari orang lain pada diri kita.

Belajar dari kehidupan Yuduf.

“Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata: ”Kami datang untuk menjadi budakmu.” Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: ”Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”
‭‭Kejadian‬ ‭50‬:‭18‬-‭20‬ ‭TB‬‬

Illustration: The Story of Joy Tan Chi Mendoza Friday 7 1992; remaja yang umur 15 tahun, anak Pendeta Peter Tan Chi DiPERKOSA oleh 7 orang yang merampok rumah mereka, ketika orang tua Joy pergi untuk pelayanan.

Dia bertumbuh sehat rohani di tengah pergumulannya. Dia memilih untuk mengampuni, mempercaya pada Tuhan Yesus yang maha baik, penuh kasih dan berdaulat penuh atas kehidupannya. July 22 2001, Joy menikah. Dikaruniakan 6 anak. Dia melayani sebagai pembicara, konselor yang efektif untuk para wanita yang alami kejahatan, pelecehan sexual.

 

Joy with Husband, Edric & her Parents, Ps Peter Tan Chi & her mother

Did you ever waver in your faith?

I didn’t abandon my faith, but I had to make certain choices about how to move forward. I wouldn’t call it wavering, it was more like coming to a crossroad. Would I let this tragedy define my understanding of God or would I let God define my circumstances? I chose to believe that He was still good, loving and sovereign, that He could redeem what happened and use it for good in my life and the lives of others, Joy

Apakah iman Anda pernah goyah?
Saya tidak meninggalkan iman saya, tetapi saya harus membuat pilihan tertentu tentang cara untuk melangkah maju. Saya tidak akan menyebutnya goyah, itu lebih seperti datang ke persimpangan jalan. Apakah saya akan membiarkan tragedi ini menentukan pemahaman saya tentang Tuhan atau apakah saya akan membiarkan Tuhan menentukan keadaan saya? Saya memilih untuk percaya bahwa Dia masih baik, penuh kasih dan berdaulat, bahwa Dia dapat menebus apa yang terjadi dan menggunakannya untuk kebaikan dalam hidup saya dan kehidupan orang lain, Joy

God is sovereign. He is in full control. He could have prevented the rape but He did not. And if He allowed it to happen, then I must trust that it is ultimately for good for Joy and our family, Ps. Peter Tan Chi

Tuhan berdaulat. Dia memegang kendali penuh. Dia bisa saja mencegah pemerkosaan itu, tetapi Dia tidak melakukannya. Dan jika Dia mengizinkannya terjadi, maka saya harus percaya bahwa itu pada akhirnya untuk kebaikan Joy dan keluarga kami, Pdt. Peter Tan Chi

Post a comment

X