Memenangkan peperangan pikiranmu

  


Mie Khie Liong
Ringkasan khotbah 1 Mei 2022
Roma 12:1-2

Paulus memohon dengan sangat pada jemaat di Roma, karena kehidupan kerohanian kita bukan lah sesuatu hal yang main-main, “asal percaya Yesus, kau selamat” lalu sudah selesai dan kita tidak perlu bertumbuh.

Tuhan ingin kita dengan hati yang sukacita untuk terus mempunyai relationship yang dekat denganNya, bukan karena terpaksa. Ingat kebaikan Tuhan selama ini, apa yang Tuhan sudah kerjakan untukmu, sudah berikan untukmu.

Ketika kita memikirkan kebaikan Tuhan dalam hidup kita (even the smallest things), bukankah kita seharusnya mempunyai rasa syukur dan ingin terus bersekutu denganNya lebih dekat lagi?

Yesus yang mati di kayu salib adalah sebuah persembahan yang hidup, demikian hal nya kita pun seharusnya memberikan persembahan yang hidup bagi Dia – seluruhnya (hati, tubuh, pikiran, dll).

Kita ikut Tuhan tidak berdasarkan mood kita, tapi komitmen. Dan seluruh hidup kita lah harus kita berikan kepada Dia: saat kita bekerja, dalam berkeluarga, dan sebagainya – kita berikan kemuliaan bagi Dia.

Bagaimana caranya? “Do not be conformed to this world”. Kalau kita tidak hati-hati, kita akan menjadi serupa dengan dunia melalui nilai-nilai yang dunia masukkan ke dalam pikiran kita. Bisakah orang melihat Kristus di dalam hidupmu? Atau kah buah dan nilai nilai yang kau punyai sudah sama dengan dunia?

Baca 1Yohanes 2:16.

Gereja pun bisa dibentuk oleh dunia ini; pengajaran dan nilai-nilai nya bisa mengikuti apa yang dunia tawarkan, dan bukan firman Tuhan yang sesungguhnya!

Kita harus memulai dengan mentransformasi pikiran kita, bukan ikut apa yang orang atau dunia katakan. “Be transformed by the renewal of your mind” – kata yang sama dengan metamorfosis ulat menjadi kupu-kupu. Diubah menjadi pikiran yang baru!

Tuhan mau kita memakai pikiran kita dengan aktif, bahkan di saat mendengar firman Tuhan; berpikir kritis, mengecek firman Tuhan dengan benar. Jaman sekarang ini banyak dari kita yang hanya mendengar dan menerima, tanpa memikirkan secara serius firman Tuhan dan terlebih lagi, untuk bisa mengenal mana yang benar dan mana yang salah.

Dan terlebih lagi, cek hal-hal  yang dari dunia – semua yang kita tonton, semua yang kita dengar (lagu-lagu, radio, dan sebagainya), apakah sesuai dengan nilai firman Tuhan?

Untuk bisa di transformasi, perlu sebuah kedisplinan – berpikiran kritis, meluangkan waktu dengan sengaja untuk bersekutu dengan Tuhan, memakai cara-cara untuk bisa mengerti firman Tuhan (kalau kita struggling), dan sebagainya.

 

 

 

 

 

 

 

Post a comment

X