Melihat Messiah yang menderita

  


Ringkasan khotbah 25 Juni 2023
Stephanus Pradhana
Markus 8:22-34

Awal dari cerita ini aneh karena seolah seperti kuasa Yesus tidak “efektif” seperti biasanya (ayat 22-25). Tapi saat kita sudah membaca injil Markus secara keseluruhan dan sesuai konteks nya, baru kita bisa mengerti mengapa Yesus menyembuhkan orang buta ini dalam dua tahapan (i.e butuh dua kali untuk sembuh).

Mengapa? Karena cerita ini memberikan pelajaran bagi kita, sebuah parabel, sebuah ilustrasi. A teaching tool.

[1] Manusia pada dasarnya buta secara rohani

Dalam ayat 27-28, kita bisa melihat orang-orang buta akan siapa Yesus, padahal mereka melihat mukjijat dan mendengar Yesus dengan secara langsung; tahu akan kitab-kitab suci, dan sebagainya.

Buta rohani ini juga tetap ada sampai sekarang. Banyak orang yang masih buta akan identitas Yesus yang sebenarnya. Dia seperti hanya seorang tokoh, atau bagi kita anak-anakNya, kita hanya melihat Yesus sebagai penyembuh, pemberi berkat. Ini semua benar, tapi tidak yang sebenarnya secara keseluruhan. Kita tidak akan pernah bisa mengenal Yesus sebenarnya. We are all spiritually blind.

[2] Kita tidak bisa menyembuhkan kebutaan rohani kita sendiri, we need divine intervention for us to see who Jesus really is. 

Dalam ayat 29, Petrus bisa menyebut siapa Yesus dengan benar. Kok bisa? Dalam Matius 16:17, Matius menulis bahwa Bapa lah yang menyatakan itu kepada Petrus, bukan dari pemahaman Petrus sendiri.   Allah lah yang mencelikkan mata Petrus sehingga dia bisa menyimpulkan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah.

Kita mendengar injil ribuan kali tapi kalau bukan Allah yang mencelikkan mata kita, maka kita tidak akan pernah bisa melihat keindahan Yesus Kristus. Baca 2Kor 4:3-4. Kita perlu berdoa minta kemurahan Tuhan untuk membukakan mata hati orang-orang terdekat kita supaya mereka bisa mengenal Kristus.

Kapan terakhir kali kita bersyukur pada Allah karena Dia sudah mencelikkan mata kita? Tanpa campur tangan Allah, kita akan masih menolak injil dan binasa dalam kebutaan!

[3] Kebutaan rohani kita begitu parah sehingga dibutuhkan lebih dari 1 kali untuk menyembuhkan kebutaan rohani kita

Dan ini lah makna dari cerita penyembuhan orang buta di cerita ini. Ini bukan kuasa Yesus gagal pertama kali nya, tapi merupakan kelanjutan proses penyembuhan yang sudah di mulai dan sekarang telah disempurnakan.

Petrus berkata Yesus adalah Mesias, tapi dari cerita ini kita bisa melihat Petrus masih tidak tahu Yesus itu Mesias seperti apa. Dia masih tidak mengerti Yesus secara penuh (karena itu dia menegur Yesus saat Dia berkata Dia akan mati dan bangkit lagi – ayat 32b).

The Suffering Messiah

Bangsa Israel pada umumnya menganggap Mesias sebagai seorang raja yang akan membawa Israel kembali kepada kemegahannya (lihat nubuatan Daniel 7:13-14 dan juga dalam buku Yesaya), namun Mesias yang di janjikan ini juga harus menderita dan dibunuh, dan bukan hanya seorang “raja” saja, tetapi sang Raja, sang Juru Selamat manusia. Ini lah yang Petrus tidak mengerti dan tidak bisa menerima bahwa Mesias harus menderita.

Dalam ayat 33, kita bisa melihat mengapa – karena Petrus hanya memikirkan perkara-perkara manusia (apa yang manusia pikirkan): hidup yang nyaman, bebas dari penjajahan. Kalau dia ikut Mesias yang menderita, itu berarti dia juga harus ikut menderita.

Sebelum kita mulai menghakimi Petrus, kita harus melihat hati kita. Kita pun sering hanya suka memikirkan perkara-perkara manusia: apa yang baik untuk kita, yang nyaman bagi kita. Kita mau jalan yang mulus, keinginan yang kita ingin Tuhan kabulkan lewat doa-doa kita. Kita pun, sama seperti Petrus, umumnya ingin Yesus yang menyelesaikan masalah-masalah kita dan susah bagi kita untuk memikirkan perkara-perkara Allah.

Kematian Yesus adalah bagian dari rencana Allah, namun di cerita ini Yesus tidak menjelaskan mengapa Dia harus mati. Baru nanti dalam Markus 10:45 kita bisa melihat bahwa Dia harus mati untuk menjadi tebusan bagi banyak orang! Sebagai ganjaran atas dosa kita, sehingga engkau dan saya bisa di selamatkan oleh kematianNya!

Mungkin penglihatan kita masih samar-samar, kita masih memikirkan perkara-perkara kita, dan belum bisa melihat keindahan Kristus secara sempurna. Mintalah dan berdoalah terus pada Tuhan supaya kita diberikan hikmat untuk bisa melihatnya.

Reflection: Siapakah Yesus bagi saudara secara pribadi? Dan bagi kita yang sudah percaya pada Yesus, Mesias macam apa yang kau percayai? Kalau iya kita memahami Mesias yang menderita, apakah kita mensyukuri penderitaan Yesus untuk kita dan menghidupi apa yang kita yakini (ayat 34)?

Post a comment

X