Materialisme

  


Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 23 Januari 2022

Materialisme bisa terjadi pada orang kaya dan miskin, yang fokus hanya pada uang/materi dibandingkan dengan yang lain dalam hidupnya, termasuk Tuhan.

Materialisme di dalam alkitab umumnya di artikan sebagai cinta pada dunia dan melupakan Tuhan (seperti Demas dalam 2 Tim 4:10).

Baca Yakobus 5:1-6.

The Illusion of Wealth (ayat 1-3)

Kekayaan merupakan sebuah ilusi bahwa hidup kita akan bahagia, aman, lebih bermakna. Alkitab tidak pernah berkata kesuksesan dan kekayaan itu sebuah dosa, akan tetapi kalau kekayaan itu mulai menjebak kita, memikat kita, maka itu lah yang menjadi persoalan.

Kita bisa melihat Abraham, Salomo, Daud, Ayub, dan dalam perjanjian baru, Priscilla seorang pengusaha kain ungu yang berhasil & banyak wanita kaya yang melayani Yesus.

Orang kaya tidak berarti bahagia, karena kita juga bisa mendengar banyak milyuner dan artis yang bunuh diri atau tidak bahagia. Dan tidak juga bisa merasa aman, karena kekayaan dapat hilang dalam sekejap.

Gaya Yakobus dalam menulis adalah secara langsung (tajam, tetapi praktis). Dan kita pada umumnya memang tidak suka saat dikritik atau di beritahu secara tajam.

Ayat 1 – “Sengsara yang akan menimpa kamu” (yang lebih tepat terjemahannya adalah ‘sedang’), berhubungan dengan penghukuman yang Tuhan berikan pada orang-orang yang seperti ini.

Kekayaan tidak bisa dipertahankan dan akan hilang di kemudian hari. Waktu kita meninggal kita akan tinggalkan kekayaan kita; dan pekerjaan/bisnis bisa hilang dalam sekejap di masa datang.

Kekayaan pada jaman itu umumnya seperti demikian:
– biasanya punya lumbung/gudang untuk menyimpan
– berpakaian yang mewah
– punya emas perak yang banyak

The Wrong Philosophy of Life (ayat 3b-6)

a. Fokus pada mengumpulkan materi saja
Alkitab berbicara mengenai “last days”, yang adalah masa Yesus naik ke surga dan sampai Dia datang kembali yang kedua kali.

Alkitab tentu mengajarkan untuk tidak boros, ada savings (seperti Yusuf) sehingga di hari tua kita dan di masa datang, bisa menjadi berkat bagi orang dan untuk kebutuhan. Namun yang salah adalah saat kita terus mengumpulkan materi dan menjadi pelit, dan selalu memikirkan uang.

Dan banyak anak muda sekarang yang ingin sukses dan kaya, tetapi tidak mengerti motivasi yang Tuhan mau.

b. Orang hanyalah sebuah alat untuk menjadi kaya
Orang yang materialisme memakai orang hanya untuk kepentingan, kepuasan nya untuk mendapatkan sesuatu bagi dirinya sendiri! Tapi Tuhan tahu dan akan meminta pertanggung jawaban darimu!

c. Hidup demi untuk kemewahan dan berfoya-foya di dunia
Banyak yang mau kaya karena kita bisa hidup di dalam luxury, untuk self-pleasure saja. Kita bisa lama menjadi anak Tuhan tapi punya filosofi seperti ini!

Istilah ini di samakan dengan binatang yang sedang makan banyak dengan rakus, dan marah kalau diganggu. Orang yang seperti ini kalau di nasihati umumnya marah, karena terganggu kenikmatannya.

Semakin banyak uang, akan semakin banyak keinginan – dan semakin banyak keinginan, semakin banyak kecenderungan berbuat dosa. Semakin sukses, akan semakin berubah gaya hidup kita untuk menambah atau mempertahankan kesuksesanmu.

d. Punya kecenderungan menghancurkan orang lain
Ayat 6 – kita jadi punya kecenderungan untuk menghancurkan orang karena kita mempunyai kuasa saat kita sukses/kaya. Ini sama seperti jaman dulu, dan juga jaman sekarang.

Prinsip apa yang bisa kita ambil supaya kita tidak menjadi seorang yang materialis?

[1] Puaslah dengan apa yang kamu punya (Ibrani 13:5a)

Membanding-bandingkan akan membuat kita iri, stress, dan menghancurkan hidup kita pada akhirnya. Puas dengan apa yang kita punya membuat kita bebas dari cinta materi.

Ini bukan berarti kita tidak boleh berkarya, tetapi lihatlah motivasi dan prinsip hidupmu.

[2] Kembalikan berkat yang Tuhan berikan (Ulangan 14:23)

Ini membebaskan kita dari kerakusan akan uang, karena setiap kita mendapat berkat, hati kita bersuka cita karena tahu Tuhan lah yang memberikannya untuk kita!

Semakin banyak uang, akan punya kecenderungan untuk tidak mau memberi lebih banyak (karena porsi jumlah nya akan semakin besar).

Kalau kita hanya menghabiskan uang yang kita dapat terus menerus untuk kebutuhan kita saja, hati-hatilah

[3] Fokus pada nilai kekekalan (Kolose 3:2)

Materialisme selalu fokus pada sekarang (ini yang saya butuhkan, yang akan saya butuhkan). Orang rohani selalu fokus pada kekekalan, tapi untuk pekerjaan Tuhan di dunia ini.

Kesuksesan tidak jahat, tapi tergantung bagaimana kita menggunakan nya – apakah untuk kemuliaan Tuhan, atau untuk kenikmatan kita.

Kita ingin sukses, that’s good. Tapi pakailah visi itu untuk kemuliaan Tuhan; bagaimana dengan materi, kesuksesan, posisi kita bisa dipakai untuk hormat kemuliaan nama Tuhan!

Post a comment

X