Living in view of the mercies of God

  


Seri Justification by Faith
Adrian Kencana
Ringkasan khotbah 23 Juni 2019

2 ayat pertama dari Roma 12 merupakan pembuka sebuah section yang baru dalam kitab Roma ini. Dan akan kita bagi menjadi 3 bagian:

[1] Motivation of Christian Living (ayat 1)

“Demi kemurahan Allah” / “the mercies of God”. Apakah kita mengenal kemurahan Allah? Allah adalah Allah yang murah hati, dan Dia perduli pada umatNya. Tapi bahkan untuk keselamatan kita dan membenarkan kita, Allah Bapa harus mengirimkan AnakNya ke dunia untuk mati terhina bagi kita, tidak hanya berbicara saja (seperti saat Dia menciptakan alam semesta ini)! Puncak kemurahan Allah adalah di atas kayu salib!

Dan inilah yang dimaksudkan Paulus dengan kemurahan Allah di ayat pertama. Paulus sedang merangkum apa yang Tuhan sudah lakukan pada kita (dari pasal-pasal sebelumnya). Apakah kita sungguh mengenal kemurahan Allah dalam Kristus?

Kata “Karena itu” / “Therefore” di kata pertama adalah yang sangat penting, menghubungkan kemurahan Allah (dari Roma 1-11) dengan respon kita di dalam Roma 12-15.

Roma 1-11 – the mercies of God
Roma 12-15:13 – How we are to respond to Him

Kata “nasihat’ dalam bahasa Inggrisnya adalah “urge, exhort”, ada suatu sense of urgency and importance. Dan dalam pasal-pasal selanjutnya setiap kali kita melihat kata perintah, ingatlah kata “therefore” ini. Biarlah semua tindakan kita didasarkan pada kemurahan Allah, yang mana fondasi yang kokoh!

Apa yang mendorong motivasi dan komitmenmu saat ini dalam Kekristenan? Dan apa yang kita lihat saat kita membahas tentang “kemurahan Allah”? Apakah puncaknya adalah Yesus yang mati untukmu?

[2] Christian Living as Worship (ayat 1)

Respon yang pantas akan kemurahan Allah adalah ibadah yang sejati – dan ini bukan berarti kebaktian hari Minggu, atau waktu kita menyanyikan pujian pada Tuhan, tapi lebih daripada itu. Yaitu mempersembahkan tubuh kita yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah.

Dari tulisan Paulus, ada 2 karakterisik dalam ibadah yang sejati:
Kata sacrifice merefer pada bait suci dan korban dalam Perjanjian Lama.

a. Total
Korban bakaran sukarela bukan yang sisa-sisa, tapi menunjukkan pengabdian total pada Allah (yang sempurna, yang terbaik). Dan inilah gambaran yang Paulus pakai. Memberikan yang terbaik, seluruhnya.

Kita dipanggil hidup dalam totalitas untuk Tuhan, bertumbuh dalam kekudusan kita, dan mencari kesenangan Allah. Who are we trying to please right now?

b. Reasonable

”itu adalah ibadahmu yang sejati (true)” – logikos, yang artinya logical, reasonable, rational, masuk akal. Respon yang layak, yang reasonable dari kemurahan Allah, menurut Paulus, adalah kita memberikan hidup kita seluruhnya!

Memberi setengah-setengah adalah penghinaan terhadap kemurahan Allah! Karena itu penting bagi kita untuk terus mengingat kemurahan Allah, Injil Kristus.

A lifestyle of worship, adalah semuanya untuk Allah (bukan untuk diri kita sendiri)

[3] What Christian Living as Worship looks like (ayat 2)

Totalitas hidup perlu dipersembahkan yang terbaik. Dan sekarang Paulus memberikan petunjuk.

Yaitu, hidup yang radikal! Dalam ayat 2, Paulus menyebutkan ada pola hidup yang Tuhan inginkan, dan ada pola hidup dunia.

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini (this age)” – mengapa? Yaitu tidak ada kebenaran yang mutlak saat ini di dunia ini (kebenaran relatif); setiap orang punya kebenaran sendiri dan setiap orang melakukan kebenaran sesuai dengan prinsip masing masing.

Misalkan anatomi menunjukkan apakah seseorang adalah laki-laki dan perempuan. Sedangkan jaman sekarang, source of truth nya adalah engkau sendiri, tidak perduli pada fakta, tapi pada perasaan.

Feelings are everything di jaman ini.

Berubahlah oleh pembaharuan budimu – “Be transformed by the renewing of your mind”. Perubahan ini terjadi pada kita sebagai hasil dari pekerjaan Roh Kudus.

Budi: mind = wisdom, practical reasoning, moral compass. Lihat lagi Roma 1:28. Kata pembaharuan budi merupakan bentuk present dan continuous, terus menerus diperbaharui.

Bagaimana cara nya memperbaharui moral compass kita ini? Kita perlu mengkonsumsi firman Tuhan! You are what you consume. Apa yang paling banyak kau consume saat ini? (Social media? YouTube?)

Kalau tidak hati hati, maka kita akan serupa dengan dunia ini (pikiran dan prinsip kita). Isilah pikiran kita dengan firman Tuhan, karena sesuai dengan realita, baik. Berdoalah dan bergantunglah kepada Roh Kudus supaya ada perubahan dalam diri kita. Punyailah hidup yang senantiasa diubahkan!

Apakah hidupmu serupa dengan dunia ini? Dan hal-hal apa yang mengisi pikiranmu saat ini? The

 

 

Post a comment

X