Living in the end of all things

  


Seri Living in the end of all things
Ringkasan khotbah 7 Juni 2020
Pdt Victor Liu
1Petrus 4:7-11

Hidup di saat-saat terakhir (ayat 7a). Setelah ayat-ayat sebelumnya berbicara tentang submission, sekarang Petrus membahas sesuatu yang baru. “The end…” menunjukkan sebuah kepastian, namun istilah “sudah dekat” sering di salah artikan karena mengapa sampai sekarang belum pernah terjadi juga. Yohanes dalam buku Wahyu juga sama, saat menyatakan kedatangan Yesus kedua kali yang “segera”.

Masalahnya di sini adalah di dalam terjemahan, yang dihubungkan dengan waktu. Padahal dalam bahasa aslinya, berbicara tetang “come near” atau “approaching” (sedang mengarah ke sana). Petrus sedang fokus pada sebuah akhir – sedang menantikan kedatanganNya untuk mengakhiri semuanya. Yesus yang mati dan bangkit, akan datang lagi pada suatu titik sejarah di masa datang – sang Raja dan Penguasa.

How we should live our lives (7b)

Karena akibat apa yang Yesus sudah lakukan bagi kita (“therefore”), ini lah yang kita harus lakukan, yang dibahas oleh Petrus di ayat-ayat setelahnya. Saat kita fokus pada ayat 7, maka akan lebih mudah kita mengikuti nasihat Petrus.

Penekanan firman Tuhan di perikop ini adalah ada di ayat yang ke-7.

[1] Be self-controlled (ayat 7b)

Be clear-minded, exercise self-control. Di sini konteks nya adalah minuman alkohol, yang pada waktu itu sebuah hiburan, dan juga seks. Mengapa? Supaya kita bisa menjaga hubungan kita dengan Allah Bapa yang Maha Kudus.

Saat energi dan waktu kita dihabiskan untuk memuaskan hawa nafsu kita, kita akan susah untuk berdoa – akan susah untuk menjaga hubungan dengan Tuhan kita.

Dalam 1Petrus 2:11, Petrus mengerti ada peperangan rohani yang terjadi dalam diri kita dan self-control bukan sesuatu yang mudah dan bisa dilakukan dengan kekuatan kita sendiri. Karena dosa, kita mau nya mengatur dan tidak mau diatur.

Tapi Roh yang sama yang membangunkan Kristus dari kematian dan tinggal di dalam kita, memampukan kita.

[2] Keeping your love for one another (ayat 8-9)

Forgiveness (ayat 8) and giving (ayat 9), sekali lagi berhubungan erat dengan ayat 7, di mana akan lebih mudah dilakukan saat kita punya self-control! Baca Amsal 10:12.

Menutupi dosa di sini bukan berarti berkompromi! Dosa apa pun yang ditutupi akan terbongkar dan terlihat. Pertama-tama di mata Tuhan dan di dalam kedaulatanNya, Tuhan bisa membongkarnya pada yang lain. Menutupi di sini artinya adalah mengampuni, seperti Allah yang mengampuni dosa kita melalui Kristus.

Ingatlah terus kasih Kristus di salib yang mengampunimu, dan mengampuni teman atau orang yang telah melukai hati saudara dengan segera.

Love is giving, memberi tanpa mengeluh dan dengan suka cita. Giving, tidak tergantung dari banyak nya hal yang kau punya, tapi masalah hati. Bisa saja engkau punya rumah yang kecil, tapi banyak orang yang senang datang dan menginap di sana. Kita bisa saja punya banyak uang tapi pelit dalam memberi!

[3] Serving one another for God’s glory through Jesus Christ (ayat 10-11)

Kalau kau tidak bisa meguasai diri (ayat 7), waktu mu akan habis dan kau tidak akan pernah mau melayani (“tidak sempat”, dan berbagai macam alasan lainnya).

Ministry is a stewardship, kita dipercayakan karunia-karunia dan harus bertanggung jawab. Pelayanan adalah dari Tuhan, bertanggung jawab pada Tuhan, dan untuk kemuliaan Tuhan.

 

Post a comment

X