Letter to the Church in Pergamon

  


Adrian Kencana
Ringkasan khotbah15 September 2019

Sermon Translation in English (Not available this week):

Praise & Worship:


Kota Pergamus adalah ibukota dari kerajaan Romawi di Asia Minor. It’s a “city on a hill”, benteng yang di dirikan di atas bukit. Kota ini juga menjadi pusat penyembahan dewa dewi kuno seperti Athena, Zeus, dan sebagainya. Dan ada juga kuil penyembahan kaisar.

Wahyu 2:12-17.

Menarik bahwa kota yang begitu indah dan megah ini disebut Tuhan sebagai “tahta iblis” (ayat 13). Selain kota ini adalah tempat penyembahan berhala, pada tahun 29SM, kota Pergamus adalah kota pertama yang mendapatkan ijin untuk menyembah kaisar yang masih hidup (dan kota ini penyembahan nya yang paling kental di bandingkan kota-kota lain nya yang disebut di buku Wahyu).

Kesetiaan dari sudut pandang Yesus

Kita terkadang merasa setia pada Tuhan, habis-habisan melayani Tuhan, tapi alangkah sedihnya kalau di akhir hidup kita malahan Tuhan tidak mengakui kita. Kesetiaan tidak bisa bersandarkan pada diri kita saja.

[1] Kesetiaan dalam bersaksi (ayat 13) / Faithful in witnessing

Kehidupan dalam kota Pergamos sangat sulit karena banyak penganiayaan yang terjadi. Semua warga kota menyembah berhala dan anak-anak Tuhan pun di sana dipaksa untuk menyembah kaisar sebagai Tuhan. Tapi Tuhan memuji karena mereka tetap memegang iman mereka!

Ayat 13: “I know..”; Tuhan tahu, bahkan tahu nama mereka yang setia padaNya.

Kiranya kita terus setia, bahkan sampai mati. Pernahkah kita menghadapi penganiayaan karena nama Yesus? Apakah kita setia dalam bersaksi tentang Yesus? Kapan terakhir kali kita share tentang Yesus?

Setiap kali kita memprioritaskan Tuhan, kita memproklamasikan bahwa Tuhan adalah yang paling berharga di hidup kita.

[2] Kesetiaan dalam kesucian (ayat 14)

Taktik iblis yang paling efektif untuk menjatuhkan kita adalah kompromi; dan terkadang bukan intimidasi. Kita mulai dari kompromi akan hal yang kecil, tapi lama-lama semakin besar dan parah. Baca 1Petrus 5:8.

Kalau akhirnya hidup kita sama dengan dunia, bagaimana mungkin kita bisa bersaksi? Kalau kita menjaga kesucian hidup kita, maka kita pun juga akan menjadi saksi Allah yang Maha Suci.

Adakah hal dalam hidup kita dimana kita kompromi akan dosa (yang mungkin tidak ada orang yang tahu)? Yesus memanggil kita untuk berbalik dari dosa, dari kompromi!

[3] Kesetiaan dalam menjaga kebenaran (ayat 14)

Tidak begitu dijelaskan tentang apa isi ajaran Nikolaus dalam surat ini, tapi kita tahu dalam surat untuk Efesus, Tuhan membenci ajaran Nikolaus. Jadi yang kita pasti tahu adalah bahwa ajaran Nikolaus sesat dan bertentangan dengan firman Tuhan!

Perhatikan bahwa masalah gereja Pergamos bukan karena seluruh gereja nya menganut ajaran sesat, tapi seolah-olah tidak perduli/membiarkan ada nya orang-orang di tengah mereka yang menganut ajaran sesat.

Mereka kompromi, toleran terhadap adanya orang-orang di tengah mereka yang menganut ajaran sesat. Perhatikan ayat 16, Tuhan mengharapkan seluruh gereja untuk bertobat (bukan orang-orang itu), karena gereja tidak boleh kompromi akan hal ini! Ketika mereka terus kompromi, maka mereka akan terus menerus diombang ambingkan dengan ajaran palsu, dan akhirnya mati.

”Every church is charged to protect the integrity of the truth and preserve the Gospel so that every member holds on to sound teaching, not false ones.”

Banyak hal-hal di jaman sekarang yang mengubah kebenaran firman Tuhan, seperti formula “Faith + works = salvation” yang akhirnya membuat orang sombong karena melihat prestasi dan pelayanan mereka sebagai standar.

Ada juga “Faith + Works = Blessings”; “kamu kurang setia” “kurang doa” dan sebagainya. Akhirnya malah menuhankan materi dan kesehatan. Ajaran “Prosperity Gospel”.

Ada juga “Faith = Salvation + Blessings”; perbuatan baik sebagai buah keselamatan dihilangkan. “Anugerah Tuhan sudah cukup”, tidak perlu berubah & bertobat. Ajaran “Hyper Grace”.

Karena itu sebagai gereja Tuhan:
a. Kita harus mengajarkan doktrin yang benar
b. Kita harus berani mengkonfrontasi ajaran yang salah

Kiranya kita bisa belajar dari Jemaat di Berea (Kis 17:11) yang selalu menyelidiki kebenaran firman Tuhan. Dan juga Tuhan mengharapkan disiplin dengan kasih saat ada orang-orang bertentangan dengan firman Tuhan (kesesatan yang menyangkut doktrin inti).

Lihat Wahyu 2:17.

Manna tersembunyi di kontraskan dengan makan makanan persembahan berhala; seolah-olah seperti penyediaan Tuhan saat kita setia. Manna surgawi juga melambangkan kebenaran, kesucian hidup, dan pesta anak domba yang akan kita nikmati sepanjang masa nanti.

Batu putih; Jaman itu saat ada persidangan dan ketika dibuktikan seseorang tidak bersalah, dia akan diberikan batu putih sebagai lambang – sebagai warga negara. Pemenang perlombaan pun juga sama, seperti dapat tiket untuk pesta penghargaan. Ada juga sebagai lambang untuk perpisahan (dibelah dua) dan lambang persahabatan saat bertemu kembali..

Mungkin ini semua yang dimaksudkan Tuhan: kita dibenarkan, bukti warga negara Surga. Bukti kita menang, bisa masuk pesta surgawi, bukti persahabatan yang tidak akan hilang!

Kiranya kita mendasarkan kesetiaan kita pada apa yang Tuhan harapkan, bukan dari apa yang kita lihat seperti pelayanan kita, dan sebagainya!

Post a comment

X