Langkah untuk berubah

  


Butterfly midflight
Foter.com / GNU Free Documentation License

Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 12 Januari 2014

Lukas 19:1-4

Meneruskan minggu lalu dimana kita belajar dari Zakheus; Kekayaan Zakheus dikatakan “berlebihan”, yang berarti dia sangat kaya raya. Sebagai pemungut cukai, dia orang berdosa yang dijauhi masyarakat waktu itu.

Zakheus sudah mendengar bahwa Matius, salah satu murid Yesus, adalah juga seorang pemungut cukai. Dia juga pasti mendengar bahwa Yesus juga merupakan “teman” dari orang-orang berdosa.

Dari ayat 3, ditunjukkan bahwa Zakheus sungguh-sungguh dan serius ingin mencari tahu seperti apakah Yesus itu (dari kata aslinya, kata kerjanya dipakai untuk “berusaha terus menerus sampai mendapatkan”). Dia berusaha melihat Yesus, berlari mendahului, dan akhirnya memanjat -> menunjukkan betapa besar keinginan dia untuk melihat Yesus.

Yang perlu kita pikirkan adalah, bagaimana mungkin orang yang kaya dan punya status seperti Zakheus mau memanjat pohon di tengah orang banyak? Ini berarti betapa besar kerinduan Zakheus untuk bisa bertemu dengan Yesus. Ini berarti bahwa dia sudah menyadari dia orang berdosa dan ingin dijamah Yesus. Sebuah transformasi terjadi pada saat kita mengaku dosa kita pada Dia dan datang pada Yesus untuk dijamah.

Kita belajar dari minggu lalu betapa Tuhan yang terlebih dahulu berinisiatif; Roh Kudus yang menyadarkan kita akan dosa. Lalu kita harus merespon dengan mempunyai pengakuan dosa (confession) yang akhirnya memberikan suatu kelahiran, suatu transformasi. Bagi orang yang belum percaya pada Yesus, pengakuan tulus pada Tuhan membawa keselamatan, sedangkan untuk anak Tuhan, pengakuan tulus pada Tuhan membawa pengampunan dosa dan perubahan!

Mazmur 32 menunjukkan penyesalan Daud yang sungguh-sungguh dan pengakuan dosa kepada Tuhan.
1Yohanes 1:9 (Tuhan akan menyucikan kita saat kita sungguh2 mengakui dosa kita), Yakobus 5 (himbauan untuk pengampunan dosa saat doa penyembuhan)

Apa yang terjadi pada saat kita tidak mau mengakui dosa kita? Kita tidak bisa diubah oleh Tuhan! Kita tidak bisa mengaku apa yang kita tidak akui! Kita pun juga tidak akan bisa diubah kalau hanya sekedar mengucapkan saja, lalu mengulanginya lagi.

Pengakuan yang tulus berarti kita mengakui dosa dan kesalahan kita pada Tuhan, datang kepadaNya mengakui keberdosaan dan ketidak berdayaan kita, minta ampun dengan sungguh-sungguh pada Tuhan. Seberapa sering kita sungguh-sungguh mencari Tuhan? Seberapa sering kita duduk diam dan menangis di hadapan Tuhan, mengakui dosa kita? Atau kita hidup dalam dosa dan sudah tidak peka lagi, mengganggap yang kita lakukan adalah hal biasa dan mencari-cari alasan?

Post a comment

X