Kepada siapa kita berpaling

  


Stephanus Pradhana
Ringkasan khotbah 3 Juli 2022

Di jaman modern ini, terutama di negara-negara Barat termasuk Australia, banyak orang Kristen yang meninggalkan Tuhan.

Ada 2 alasan kenapa orang Kristen meninggalkan Kristus: intelektual (mereka mulai meragukan keberadaan Tuhan, dan kebenaranNya) dan emosional (kekecewaan terhadap sesama Kristen, berada dalam masalah berat dan tak ada pertolongan dari Tuhan, dsb).

Dalam Yohanes 6:66-71, juga ada banyak orang-orang yang meninggalkan Tuhan. Padahal dari malam sampai pagi mereka terus mengikut Yesus dengan berdesak-desakan, tapi dalam sekejap saja mereka menghilang. Tuhan tahu apa yang mereka inginkan: mereka melihat mukjijat, mereka ingin menjadikan Yesus raja yang memenuhi segala kebutuhan mereka. Lihat Yohanes 6:26.

Apa yang mereka inginkan, Yesus tidak berikan. Dan apa yang Yesus tawarkan, mereka tidak mau.

Refleksi: Apa yang saat ini kau inginkan dari Yesus, dan kalau Dia tidak memberikan nya, akan membuat mu meninggalkan Tuhan? Atau apa yang kalau Tuhan ambil dari hidupmu saat ini yang akan membuatmu meninggalkan Yesus? Biar kiranya Roh Kudus membukakan hati kita. Apakah kita sungguh-sungguh ikut Yesus? Hal ini akan menunjukkan apakah kita masih akan mengikuti Yesus di kemudian hari.

Yang mengejutkan dari cerita ini, ada 12,000 orang yang meninggalkan Yesus, sampai tinggal 12 orang, tapi Yesus seolah tidak perduli. Dan bahkan Yesus pun menantang yang 12 orang ini (Yohanes 6:67). Jawaban Petrus sangat mengejutkan (ayat 68-69); Dia tidak kaget mendengar pertanyaan Yesus dan dapat dengan sungguh-sungguh menjawab Dia; ini menunjukkan bahwa Petrus sudah pernah berpikir untuk meninggalkan Yesus.

Petrus hidup bersama Yesus mungkin sekitar 2 tahun, dan mendengar pengajaran Yesus secara langsung. Bahkan melihat mukjijat dan tanda dengan mata dan telinga nya sendiri. Petrus merasakan kasih Kristus secara nyata kepada dia dan orang-orang sekitar nya secara langsung, tapi dia pun sempat berpikir untuk meninggalkan Kristus. Karena itu setiap dari kita saat ini perlu menanggapi pertanyaan Kristus secara serius.

Jawaban Petrus:
[-] “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?”
Petrus tidak menemukan alternatif lain. Mereka sudah menimbangkan pro dan kontra nya akan jawaban-jawaban lain.

[-] “Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal”/ “You have the words of eternal life”
Hanya Yesus yang memiliki Firman yang memberikan hidup yang kekal. Petrus tahu hidup dia penuh dosa dan upah dosa ialah maut. Dia tahu orang yang mati membutuhkan kehidupan! Baca Yoh 6:33, 35, 40, Markus 8:36.

Kita umumnya mencari yang sementara, yang kita bisa dapatkan di dunia ini bukan? Jarang dari kita yang mencari Yesus saat ini untuk hidup kekal; umumnya kita berdoa untuk kesuksean kita, kemajuan karir atau usaha, keluarga, dan sebagainya.

Kita hidup dalam dunia yang menawarkan banyak pilihan, dan setiap pilihan menawarkan suatu janji kehidupan. Dunia bisa memberikan apa yang kita mau – kebebasan, ketenaran, pasangan hidup, dan sebagainya. Tapi dunia tidak bisa memberikan hidup yang kekal, selama-lama nya dan hidup yang di puaskan. Hanya Kristus yang mampu!

Selama kita masih berpikir ada alternatif di luar sana, kita akan terus tergoda untuk meninggalkan Kristus! Kalau kita mau setia sampai akhir hidup, kita harus yakin hanya Yesuslah yang bisa memberikan hidup yang kekal.

[-] “dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah”
Mengapa hanya Yesus yang dapat memberikan hidup yang kekal? Karena Ialah yang “Kudus dari Allah” (sebutan ini juga ada di dalam Markus 1:24).

Mungkin kita pernah melihat dengan mata kepala sendiri ada orang-orang yang meninggalkan Yesus. Dan bahkan di jaman modern ini, mengikuti Yesus bukan sebuah pilihan yang populer dan bukan perjalanan yang mudah. Kita akan menghadapi sebuah situasi di mana apa yang kita inginkan tidak menjadi kenyataan, dan di situ lah sadar atau tidak sadar kita bisa mempertanyakan Kristus: mempertanyakan kehendakNya, kasihNya, kuasaNya, dan sebagainya.

Is it worth following Jesus? Sebuah pertanyaan yang perlu kita pikirkan secara serius. Ada 3 pilihan bagi kita:
a. Seperti orang banyak, kita bisa meninggalkan Dia, it’s not worth the trouble. Kita mungkin bisa mendapatkan apa yang kita impikan di sana.
Tapi sebelum engkau berbalik, kemana kah engkau akan pergi? Kepada siapa kau akan ikut? Ke jalan yang lama sebelum kau mengenal Kristus?

Mungkin kau akan mendapatkan semua nya itu, tapi kau tidak akan mendapatkan hidup yang kekal.

John Calvin – “As soon as they have gone away from Christ, nothing remains for them but death, wherever they go”.

b. Kita bisa seperti Yudas; bertahan mengikut Yesus sampai harus memilih: Yesus atau uang, dan kita tahu apa pilihan Yudas.
Kita bisa memilih ikut Yesus selama itu masih menguntungkan kita, dan di saat kita di hadapkan pada pilihan itu, kita akan mengejar pilihan itu dan meninggalkan Yesus.

c. Kita bisa mengikuti jejak Simon Petrus dan ke-10 murid lainnya. Kita mungkin tidak mengerti Yesus secara sempurna, mungkin kita kecewa, mungkin kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan dalam hidup ini (sakit kita tidak disembuhkan, naluri seksual kita tidak bisa dilampiaskan, karir kita terhenti karena kita anak Tuhan, dan sebagainya). Namun kita tahu bahwa hidup kekal hanya ada di dalam Kristus, sehingga sesulit apa pun hidup ini, kita tahu kebenaranNya.

Walaupun jalan nampak gelap, dan firmanNya susah di terima, walaupun kita mengalami penderitaan dan aniaya, Dia lah yang Kudus dari Allah, the True Giver of life.

Post a comment

X