Relasi antara kasih Tuhan & kehidupan kita

  


nuances
paul bica / Foter.com / CC BY

Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 3 November 2013
Roma 8:31-39

Kasih Allah banyak dihubungkan dengan kasih Allah yang begitu besar dalam pengampunan dosa, namun hari ini kita juga mau belajar mengenai hubungan antara kasih Allah dengan kehidupan kita sehari-hari. Ada beberapa di antara kita yang semangat dalam ikut Tuhan di awal-awal, namun lama kelamaan mulai mundur dan kering. Masalah, kekuatiran akan masa depan, semua mempengaruhi dan mulai menggencet kita.

Semangat hidup kita umumnya didasarkan pada apa yang kita lihat, yang kita bisa pegang, dan bisa kontrol; dan di saat itu semua diambil, kita mulai patah semangat.

Baca Roma 8:31:-39

Kasih Tuhan membuat kita lebih dari pada pemenang, membuat kita semangat dan ada keyakinan hidup. Yang membuat kita ada keyakinan dalam hidup ini hanyalah kasih Tuhan!
Roma 8 merupakan sebuah kesimpulan dari pasal 1 sampai pasal 8:30, tapi khususnya sebuah kesimpulan dalam pasal 8. Ayat 1-30 membicarakan soal pengharapan dalam Roh Kudus dalam hubungan atas dosa dan kehidupan kekal.

Paulus menegaskan Allah yang selalu berada di pihak kita (ayat 31), bahkan sampai memberikan pembuktian di ayat 32-35 yang berfokus pada pribadi Yesus Kristus. Seberapa jauh kasih Allah? Sebesar Yesus Kristus yang mati di kayu salib untuk kita, yang tidak layak menerimanya!

Banyak orang Kristen yang mulai tidak perduli atau bahkan kesal pada Tuhan karena keinginan yang tidak dipenuhi, atau saat hidup ini tidak berjalan sesuai dengan yang kita kehendaki! Iman macam apa yang saudara punya?

Kasih Allah diberikan pada kita melalui Yesus Kristus. Siapa Yesus Kristus?
a. Yang telah mati
b. Yang telah bangkit
c. Yang duduk di sebelah kanan Allah (menunjukkan kesejajaran dan sehakekat dengan Allah)
d. Yang menjadi pembela bagi kita (menjadi seorang imam, pengantara – sama seperti pada masa Perjanjian Lama dimana seorang imam memercikan darah korban supaya bangsa Israel diampuni dosanya)

Kasih Tuhan penuh kesetiaan dan pengampunan; dan karena kasih Allah lah kita bisa hidup sampai sekarang dan kekekalan. Manusia mengasihi dengan motivasi pribadi, dengan syarat, dengan hati yang tidak murni. Tapi tidak demikian halnya dengan kasih Allah! Kasih Allah tidak hanya mengampuni kita, tapi juga membuat kita punya semangat hidup (ayat 36-39).
Ayat 35 berhubungan dengan hal yang kelihatan, dan 38-39 mengenai hal yang tidak kelihatan.

Ayat 37 menunjukkan bahwa kita lebih dari pada pemenang. Seorang pemenang adalah seseorang yang mendapatkan sesuatu (prestasi, dll), tapi firman Tuhan berkata bahwa kita lebih daripada mereka! Di tengah-tengah kekurangan atau “kekalahan” kita dalam hidup, kita lebih daripada mereka yang “menang”! Apakah itu penindasan karena mengikuti Kristus, penganiayaan, kesesakan, atau apa pun permasalahan yang dihadapi, kasih Tuhan yang menyertai kita, itu adalah lebih daripada semuanya itu!

Ayat 36, yang dikutip dari Mazmur 44 bahwa segala penderitaan adalah di bawah kontrol Tuhan dan tanggung jawab kita adalah seperti domba domba yang menurut, di tengah situasi apa pun kita ada saat ini. Situasi penderitaan dipakai Tuhan untuk menjadi alat kemuliaanNya! Malah di tengah masalah dan penderitaan, terkadang kita lebih ingin dekat dengan Tuhan. Hidup yang nyaman sering membuat kita terlalu sibuk untuk Tuhan!

Semua yang dikatakan Paulus bukanlah omongan belaka. Dia sudah mengalami semuanya itu dan apa yang diucapkannya adalah kebenaran yang sejati.

Tidak pernah kita dijanjikan akan hidup bebas dari masalah saat ikut Tuhan! Tapi biarlah kasih Tuhan mengubah dan menguatkan kita untuk terus percaya dan semangat dalam hidup ini, di tengah apa pun juga, karena kita adalah lebih daripada pemenang!

Post a comment

X