Kasih Karunia Tuhan

  


The Way Down to Mordor – Lord of the Rings in New Zealand
Sprengben [why not get a friend] / Foter / CC BY-NC-SA

Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 11 Agustus 2013

Pengenalan akan Tuhan, akan kasih karuniaNya memberi pengaruh yang besar dalam kehidupan kekristenan kita. Saat kita memegang konsep karunia Tuhan yang kurang, kita sering merasa lelah, cape dalam menjalani hidup kekristenan kita. Namun di sisi lain, saat kita memegang konsep karunia Tuhan yang berlebihan, sering kita menganggap remeh dosa dan asal-asalan dalam menjalani kehidupan ini.

Pengenalan sungguh-sungguh akan kasih karunia Tuhan akan mempengaruhi bagaimana kita hidup dan juga bagaimana menerima orang-orang di sekitar kita. Kita sebagai orang Kristen sering hidup dalam kasih karunia tapi sikap kita tidak menunjukkannya.

2 Korintus 8:9
Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.

Kasih karunia Tuhan yang sudah kita terima seharusnya adalah sebagai dasar belas kasihan (compassion) dan pertolongan kita pada orang lain!

Istilah kasih karunia dalam perjanjian lama adalah “Khesed”
(Mazmur 117:2 – dasar suka cita/pengucapan syukur, Kejadian 39:21 – dasar pemberian promosi (kasih setia Tuhan menggerakkan orang-orang sekitar Yusuf), Mazmur 130:7-8, 51:3 – dasar pengharapan dan pengampunan dosa, 2Samuel 7:15 – dasar perjanjian Tuhan)
Ketika kita menggerutu dalam hidup, kita mau berkata bahwa “khesed” Tuhan tidak ada! Kesetiaan Tuhan tidak ada.

Saat Rasul Paulus memakai istilah yang sama di perjanjian baru (memakai “Charis” – kasih karunia/anugerah), ada yang berbeda; yaitu pemberian di dalam Yesus Kristus yang secara cuma-cuma pada kita orang berdosa!

Istilah kasih karunia dalam perjanjian baru adalah “Charis”
(1Kor 15:57 – Pengucapan syukur, Efesus 4:29 – Sukacita;joy;delight, 1Kor 12:8 – Pemberian karunia rohani, Lukas 1:28 – memberikan anugerah (favor) pada seseorang)

Baca Efesus 2:7-8
Tuhan memberikan anugerahnya, keselamatan di dalam Yesus Kristus, untuk kita yang tidak layak menerimanya! Tidak tergantung dari apa yang kita lakukan ataupun kebaikan kita, tapi semata-mata kasih karunia Allah.

Efesus 2:1-10
Ayat 1-3: Perlunya kasih karunia
Ayat 4-6: Pernyataan kasih karunia Allah
Ayat 7-10: Tujuan kasih karunia Allah

Dalam buku “What’s so amazing about grace” yang ditulis Phillip Yancey:

Grace means there is nothing we can do to make God love us more. And grace means there is nothing we can do to make God love us less. Grace means that God already loves us as much as an infinite God can possibly love

Penerapan 2Korintus 8:9

Respon kasih karunia Tuhan kadang malah salah:
a. Hidup dalam dosa/egois
Kalau kita sudah berdosa dan jahat (miskin) namun diberikan kekayaan rohani yang begitu besar oleh Tuhan, tidak seharusnya kita masih fokus pada diri kita sendiri. Akhirnya banyak orang-orang Kristen yang masih take His Grace for granted.

b. Mempunyai belas kasihan pada orang lain/compassion
Gereja Korintus diajar Paulus untuk mempunyai belas kasihan yang besar. Perhatikan ayat-ayat dimana Yesus tergerak dengan belas kasihan kepada orang-orang banyak. Kita sudah mengenal kasih karunia Yesus Kristus, karena itu semestinya kita pun mempunyai belas kasihan seperti Yesus Kristus pada orang sekitar kita: tidak menghakimi, menerima satu sama lain.

Kita tetap tidak boleh kompromi dengan dosa dan kita harus menasihati satu sama lain. Namun kita harus mempunyai kasih dalam hal apa pun yang kita katakan dan perbuat. Pada umumnya kita lebih gampang untuk menghakimi dan menilai orang lain lebih rendah dari kita. Lebih mudah untuk “tell the truth” tanpa “grace”. Yesus kumpul dengan orang-orang berdosa namun perhatikan Dia pun menyuruh mereka untuk tidak berbuat dosa lagi.

c. Menolong orang lain yang memerlukan pertolongan
Karena kita sudah mendapat kasih dari Tuhan, kita pun seharusnya ada kemauan untuk membagi anugerah Tuhan itu pada yang lain.

Yesus Kristus mati di kayu salib untuk kita, apa adanya kita – di tengah kesalahan kita yang berat di masa lalu, di tengah pemberontakan kita; kasih anugerahNya tidak terbatas dan melimpah dalam hidup kita. Apa yang saudara sudah lakukan? Apakah kita take it for granted? Sudahkah kita membagikan kasih karunia Tuhan itu pada orang di sekitar kita?

Post a comment

X