


Be true to yourself
Seri Cross Culture
Stephanus Pradhana
18 September 2022
Tanpa kita sadari, pikiran dan nilai yang kita punya bisa terpengaruh dengan apa yang kita lihat (dari film, TV, berita) atau kita dengar (dari teman, dari teman sekerja, customer, dan sebagainya).
Paulus dalam Roma 12:2 memperingatkan bahwa kita tidak seharusnya menjadi serupa dengan dunia ini, termasuk nilai nilai yang di dalamnya.
“Be true to yourself” banyak di dengungkan dimana-mana: di film-film, di podcasts, social media, dll – dan diungkapkan oleh banyak figur-figur terkenal di dunia.
Apa maksudnya menjadi diri sendiri?
[1] Mengikuti suara hati sendiri
“To be true to yourself means to act in accordance with who you think you are” – Brian Rosner. Dalam melakukan segala sesuatu, kita hanya perlu melihat suara hati kita; “just follow your heart”.
[2] Melepaskan diri dari pengaruh external
Menjadi diri sendiri berarti tidak perduli pengaruh orang lain, dan bahkan agama.
Karena kalau kita mendengarkan dan mengikuti pengaruh orang/apa kata orang pada kita:
– kita akan merasa tertekan, tidak bisa mengekspresikan diri sendiri
– menghambat potensi diri kita
Contoh seperti kita dipengaruhi keluarga untuk kuliah di bidang yang dimana kita tidak tertarik, atau harus membuang impian kita karena kita mengikuti orang tua atau orang lain.
Does it work? Ternyata tidak seindah dengan impian, karena:
a. Kita tidak tahu diri kita dengan baik/tidak mengenal diri sendiri.
b. Hati kita ingin banyak hal, dan terkadang bertentangan satu dengan yang lainnya. Dan akhirnya kita harus memilih satu hal.
c. Bagaimana kalau keinginan kita itu egois? Kalau menjadi diri sendiri adalah satu-satu nya pedoman hidup, maka tidak akan ada batasan-batasan dan dunia akan hancur,
d. Kebebasan dari pengaruh luar adalah sebuah ilusi (kita tidak akan bisa lepas dari komentar orang lain, tekanan masyarakat – karena kita mahluk sosial).
e. Apakah selalu memenuhi keinginan kita akan membuat hidup kita baik? Keinginan-keinginan kita sering tidak baik, dan mengikuti keinginan ini tentu tidak akan mendatangkan kebaikan bagi kita (dan orang lain)!
Ternyata menjadi diri sendiri tidak semudah yang kita kira, karena pada akhirnya kita tidak bisa mengekspresikan diri kita dengan utuh dan kita tidak akan pernah bisa mengabaikan orang lain.
Pada akhirnya, kita akan marah, depresi, karena orang lain tidak bisa menerima kita apa adanya kalau kita benar-benar menjadi diri sendiri secara keseluruhan.
So why doesn’t “being true to yourself” work?
Ini karena konsep ini memiliki asumsi yang salah mengenai diri manusia. Kebenaran nya adalah bahwa manusia sudah bobrok, dan natur manusia sudah tercemar dengan dosa – hati kita dipenuhi dengan berbagai kekejian (baca Matius 15:19)
What should we do?
Karena kita tidak bisa membersihkan hati kita yang tercemar, hanya Kristuslah yang mampu menyucikan hati kita. Dengan kita mati bersama Kristus, kita mati terhadap dosa, terhadap hidup lama kita. Dosa tidak lagi berkuasa atas hati kita. Dan dengan bangkit bersama Kristus menjadi manusia baru, kita dibangkitkan untuk mengasihi Tuhan dan sesama.
Baca Kolose 3:1-14.
Ada hubungannya antara identitas mu yang baru dan sikap/perbuatanmu yang baru. “Be true to your new self in Christ”. Hidup kita yang baru harus seturut dengan identitas kita yang baru di dalam Kristus.
Menjadi diri sendiri berarti memikirkan hal-hal yang di atas, mengarahkan hati dan pikiran kita pada Kristus yang telah menyelamatkan kita, berkuasa atas hidup kita, dan akan menjemput kita dalam kemuliaan.
Menjadi diri sendiri berarti membinasakan keinginan-keinginan manusia lama kita (ayat 5-8) dan menampilkan karakter Kristus dalam hidup kita (ayat 12).
Contoh: saat kita merasa marah atau kesal akan sesuatu, menjadi diri sendiri berarti melampiaskan kemarahan kita. Tapi karena identitas kita yang baru dalam Kristus, kita penuh pengampunan dan kasih seperti Kristus.
Ya, hidup kita memang tidak boleh munafik; tapi bukan pada jati diri kita yang lama. Kita harus menghidupi kehidupan identitas kita yang baru dalam Kristus!
Bagi saudara yang belum menyerahkan hidupmu dalam Kristus, melakukan ini semua akan membuat saudara lelah, frustrasi karena natur diri yang berlawanan/bertentangan. Hanya dengan hati yang sudah diubahkan Kristuslah yang membuat kita bisa melawan natur dosa, tidak lagi dikuasai oleh dosa.
Be true to your new self in Christ!