Gaya hidup istri/wanita yang menjadi berkat

  


Gaya hidup istri/wanita yang menjadi berkat
Khotbah seri 1Petrus
Mother’s Day 2020
Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 10 Mei 2020
1Petrus 3:1-7

Kehidupan seorang ibu sebagai teladan, sangat mempengaruhi sikap dan gambaran dari anaknya. Seorang anak lebih menangkap apa yang dilihatnya, daripada mendengar apa yang dikatakan orang tuanya.

Karena itu gaya hidup seorang istri yang akan kita bahas pada hari ini, akan berdampak penuh pada gaya hidup saat menjadi seorang ibu.

Baca 1Petrus 3:1-6
Melihat konteks sebelumnya (pasal-pasal sebelumnya): yaitu kita yang lahir baru ditebus oleh darah Kristus, bertumbuh dalam firman Tuhan dan berhubungan terus dengan Kristus sebagai Living and Cornerstone, dan kita punya relasi yang baru dan harus belajar tunduk pada pemimpin negara & pemimpin di tempat pekerjaan. Yesus pun memberikan teladan dan tunduk pada Allah Bapa sampai mati di kayu salib.

Gaya hidup untuk submit/tunduk, adalah gaya hidup kita juga untuk saling tunduk satu sama lain, tidak mempertahankan hak kita. Orang yang tidak pernah mau tunduk pada yang lain adalah seorang yang egois!

Blessed Wife’s Lifestyle

[1] Submit/Tunduk (ayat 1-2, 5-6)

bTujuan dari attitude yang tunduk di sini adalah supaya bisa memenangkan suami yang tidak percaya pada Tuhan (konteks waktu itu kemungkinan suami istri yang belum percaya Tuhan dan menikah, lalu sang istri menyerahkan hidupnya pada Kristus, tapi suami nya belum/tidak mau).

Kesalehan hidup sang istri lah yang diinginkan Tuhan, termasuk sikap, tindakan, dan gaya hidupnya! Apalagi doa daripada sang istri pada suaminya.

Kalau gaya hidup seorang istri tidak pernah mau submit dan punya gaya hidup yang tidak baik & ribut terus, maka mau tidak mau pasti akan tertular pada anak nya (apalagi kalau anaknya adalah seorang wanita).

[2] Develop the beauty from the inside (ayat 3-4)

Fokus yang harus dibangun seorang wanita untuk menjadi berkat dalam rumah tangga adalah fokus pada “inward beauty”, “inperishable beauty”, “irresistable beauty”, bukan di luar.

Tiga hal yang menunjukkan fokus kecantikan pada penampilan luar: rambut, perhiasan, dan pakaian. Yang salah adalah ketika hal-hal ini menjadi identitas dan nilai hidup anda.

Amsal 11:22 juga mengingatkan secara tajam tentang wanita yang hanya mengandalkan kecantikan dari luar. Betapa kita harus hati-hati sebagai seorang ibu untuk fokus pada inner beauty, karena anak anak akan dengan sangat mudah melihat kepalsuan hidupmu

2 hal karakter indah yang ditekankan: “gentle spirit” (gentle = meek, lemah lembut, penguasaan diri [power under control]) dan “quiet spirit” (calm, restful, peaceful).

Panggilan kita berbeda dengan nilai dunia yang ditawarkan hari ini, yang selalu fokus pada di luar saja.

1Samuel 16:7 mengingatkan kita para lelaki untuk melihat inner beauty saat mencari pasangan dan bukan pada kecantikan di luar, seperti Tuhan melihat hati dan bukan penampilan luar.

Penampilan luar hanya fokus untuk mencari pujian dari orang.

Menarik bahwa submit pada suami di sini dihubungkan dengan karakter (inner beauty). Karakter seharusnya menyenangkan Tuhan dan juga menyenangkan suami – dan dalam konteks ini, suami terpikat pada Tuhan kita Yesus Kristus!

[3] Following examples (ayat 5-6)

“Do what is good and have no fear in doing so” (NET); wanita yang submit tidak merasa takut, karena dia takut pada Tuhan dan berharap padaNya. Wanita yang tunduk pada suami bukan berarti inferior atau self-pity, tapi wanita yang berani (fearless), karena mereka berharap dan takut pada Tuhan.

Menarik bahwa Sarah di tuliskan di sini. Menikah dengan Abraham itu tough, karena Sarah harus taat pada Abrahan untuk keluar dari suasana enak untuk ke tanah Kanaan (ke tempat yang tidak jelas dimana dan untuk apa, hidup di tenda, dan sebagainya).

Sarah memanggil Abraham sebagai tuan di Kejadian 18:11-12 -> sudah 24 tahun sejak Kejadian 12 (anak yang dijanjikan belum lahir), Abraham sudah berumur 99 dan Sarah 89 tahun. Di ayat ini lah Sarah memanggil Abraham tuan, menunjukkan Sarah punya attitude yang hormat pada suaminya. Lalu kenapa ayat ini dipakai untuk teladan di 1Petrus?

Karena cerita ini adalah cerita saat Sarah sedang sendiri di tengah situasi yang sulit (sudah sangat berumur, tinggal di tenda bertahun-tahun mengharapkan janji Allah yang belum juga datang), dan dia sedang berkata pada diri nya sendiri (dengan tulus menyebut Abraham tuan nya). Ini menunjukkan Sarah hormat pada Abraham, dan bukan dibuat-buat. Walaupun situasi seperti ini, dia tidak menyalahkan suaminya dan tetap hormat, taat pada Abraham!

The life of Monica (Agustine’s mother) selalu diingat sepanjang sejarah. Seorang ibu yang tidak jemu-jemu berdoa menangis pada Tuhan untuk sang suami yang belum percaya dan anak nya yang rusak hidupnya.

Apa pun situasi hidup dan keluargamu saat ini, bangkitlah untuk terus berharap pada Tuhan sambil menghidupkan karakter dan gaya hidup yang indah di hadapan Tuhan! Karena itu semua tidak akan sia-sia!

Post a comment

X