Inkarnasi, kerendahan hati Yesus

  


Ringkasan khotbah 16 April 2023
Stephanus Pradhana

Banyak dari kita yang sudah percaya pada Kristus, seringkali kita tahu kita diselamatkan dari apa (what we are saved from) tapi mungkin belum sungguh sungguh tau kita diselamatkan untuk apa (what we are saved for).

Roma 8:29 berkata “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” Dari ayat ini kita tahu bahwa kita diselamatkan supaya gaya hidup dan karakter kita menjadi serupa seperti Kristus. Namun pertanyaannya adalah, apa artinya menjadi serupa seperti Kristus (Christlikeness)? Keserupaan dalam Kristus terkadang terasa abstrak bagi beberapa orang, dan kita mungkin tidak begitu tau seperti apa sajakah contoh contoh praktis keserupaan seperti Kristus di kehidupan kita sehari hari.

John Stott berkata bahwa kita sebagai orang yang sudah percaya kepada Kristus harus menjadi mirip seperti Kristus dalam lima aspek berikut:

  1. Inkarnasi / Incarnation
  2. Pelayanan / Service
  3. Kasih / Love
  4. Panjang Sabar / Patient Endurance
  5. Misi / Mission

Lima aspek diatas bisa mudah diingat dengan menyingkatkan akronimnya dalam bahasa inggris, yaitu SMILE (Service, Mission, Incarnation, Love, Endurance). Khotbah kali ini akan berfokus kepada aspek inkarnasi – bagaimana Allah berinkarnasi menjadi manusia.

Kita tahu bahwa Tuhan adalah Allah yang berkuasa atas apapun, namun Ia tidak mencengkeramkan statusnya sebagai Allah saja namun Ia mau turun ke dunia menjadi manusia (inkarnasi). Mempelajari tentang inkarnasi Allah begitu penting karena kita tidak akan bisa hidup menyerupai Kristus jika kita tidak pernah belajar dari teladan kerendahan hati yang Kristus tunjukkan melalui inkarnasinya.

Dan tanpa kerendahan hati sperti Kristus, kita tidak akan bisa memiliki hubungan yang bermakna dengan orang di sekitar kita.

Filipi 2:1-11 berbicara tengang nasihat untuk merendahkan diri seperti Kristus. Kita tahu bahwa Yesus tidak melihat status, kedudukan dan kekuasaan Dia sebagai sesuatu yang dapat dipertahankan / dimanfaatkan untuk kesenangan sendiri, namun Ia merendahkan dirinya, mengosongkan dirinya dengan mengambil rupa manusia tapa menghilangkan keilahian-Nya. Meskipun demikian, Yesus dalam natur kemanusiaanNya tetap menjadi Allah yang Maha Tau dan Maha Kuasa. Yesus yang adalah Allah yang tanpa batas mau merendahkan diri mengambil rupa sebagai manusia yang begitu terbatas dalam segala aspek (Yesus bisa mengalami kelaparan, keletihan fisik, hanya bisa hadir di satu tempat, mengambil status sebagai hamba bukan Raja. Betapa luar biasanya kerendahan hati Yesus! Apakah pengetahuan ini menggerak hatimu?

Filipi 2:8 berkata “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Yesus mati dengan cara kematian yang paling kejam, mengerikan, hina, sadis, karena kematian Yesus terjadi di kayu salib. Ia dicambuk, diludahi, diberikan mahkota duri, ditelanjangi, dijadikan tontonan publik, dan ditombak lumbungnya. Suatu kesakitan yang begitu hebat namun Yesus tetap bersedia mengalami semuanya itu dan merendahkan dirinya sampai serendah rendahnya untuk menyelamatkan kita. Tidakkah ini begitu luar biasa? Apakah pengetahuan ini menggerak hatimu? Seharusnya iya!

Tidak ada seorangpun yang pernah merendahkan dirinya lebih rendah dari Tuhan kita Yesus Kristus. Inilah teladan kerendahan hati yang kita perlu ikuti sebagai orang yang sudah diselamatkan Kristus. Di dunia yang begitu gencar mengejar status dan hak istimewa (privilege), kita perlu dengan sengaja (intentional) merenungkan dan terus mempelajari kerendahan hati Yesus.

Ada dua (2) hal yang kita bisa lakukan ketika ingin meneladani kerendahan hati Yesus:

  1. Memikirkan orang lain sebagai yang lebih penting daripada diri kita sendiri. (Consider others as more important than yourself). Kita sering kali menilai orang lain dan membandingkannya dengan nilai diri kita sendiri, dan tanpa sadar ini mempengaruhi cara kita berpelaku terhadap orang lain. Ingatlah bahwa Tuhan pun tidak pernah memandang kita rendah meskipun status kita jauh lebih rendah dari Tuhan.
  2. Jangan hanya memperhatikan kepentingan diri sendiri, namun juga perhatikan kepentingan orang lain. Apakah kita mengejar reputasi pribadi saat kita melayani, memberi, termasuk saat kita mementingkan orang lain? Atau kita bisa tetap rendah hati melayani tanpa berharap adanya pembalasan (reward) ataupun pujian dari orang? Dalam mengambil segala keputusan, belajar untuk mementingkan orang lain. Kerendahan hati artinya mau belajar memahami perspektif orang lain dengan cara banyak mendengar dan lambat berbicara (quick to listen, slow to speak) ketika di dalam percakapan/diskusi. Seperti Abraham yang tidak mempertahankan hak tanah nya saat berdiskusi tentang pembagian tanah dengan Lot.

Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa rendah hati?

2 Korintus 3:18 “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”

Ketika kita terus menerus memfokuskan mata kita untuk melihat dan memikirkan Kristus dalam segala kerendahan hatiNya, Roh kudus yang akan menolong dan mengubahkan kita untuk bisa ikut rendah hati. Kita perlu menyediakan waktu tenang untuk merenungkan kerendahan hati Tuhan lagi dan lagi sampai semakin lama semakin tumbuh kerinduan untuk tidak mau egois lagi dan mau mementingkan orang lain.

Sangat normal bagi orang yang tidak percaya untuk menjadi egois dan hanya mau menjaga diri mereka sendiri. Tapi itu tidak normal bagi kita, orang percaya, yang telah melihat dan mengalami kerendahan hati Kristus yang luar biasa dalam inkarnasinya.

How low can you go for Jesus? Biar kita bisa dengan sukarela belajar merendahkan hati kita seperti Kristus yang dengan sukarela menurunkan statusNya menjadi manusia, untuk menyelamatkan kita, karena kita sudah melihat betapa besar pengorbanan Kristus bagi kita.

Post a comment

X