Ikut Aku

  


Mie Khie Liong
Ringkasan khotbah 23 Oktober 2022
Markus 2:13-17

Komen Yesus sangat simple: “Ikutlah Aku”. Lewi kemungkinan besar adalah orang yang sama dengan Matius pemungut cukai. Kenapa Lewi langsung ikut Yesus saat dipanggil? Kalau kita lihat konteks cerita ini, Yesus saat itu tinggal di Kapernaum. Jadi ketika Yesus memanggil Lewi, Yesus sudah terkenal di sana (banyak melakukan mukjijat, mengusir roh-roh jahat, punya kuasa mengampuni dosa, dan sebagainya).  Ini berarti seluruh orang di Kapernaum sudah tahu siapa Yesus, apa yang Dia perbuat dan ajarkan, termasuk Lewi. Dan dia juga pemungut cukai, seorang Yahudi yang pasti tahu perjanjian lama dan tentang Mesias.

Yesus sudah tau hati Lewi yang punya kerinduan untuk mengenal Yesus lebih jauh, dan untuk ikut Yesus.

Lewi, yang dikucilkan dan punya status yang sangat rendah di masyarakat, melihat Yesus sebagai orang yang sangat suci. Dia tahu sebagai pemungut cukai, dia akan dibenci dan dibuang masyarakat, walaupun akan menjadi kaya.

“Follow Me” – Invitation of Grace

Ini sebuah undangan pada Lewi, dan dia bisa menolak (kalau dia masih fokus dengan pekerjaan dan hartanya). Ini bukan paksaan, atau memanfaatkan perasaan dan situasi saat itu. Lewi tahu benar apa yang dia harus tinggalkan.

“Follow Me” – Invitation to leave the old life

Saat Lewi memutuskan untuk meninggalkan hidupnya yang lama, dia siap. Banyak orang yang tidak mau meninggalkan kehidupannya yang lama/ada saat ini untuk mengikut Yesus. Kehidupan yang lama adalah fokus untuk dirimu, sedangkan kehidupan yang baru adalah untuk Kristus.

Terkadang kita jarang di tantang untuk meninggalkan kehidupan berdosa kita yang lama saat mengikut Yesus. Ini bukan berarti kita mengganti pekerjaan kita (berbeda dengan Lewi), tapi motivasi pekerjaan kita berbeda. Kita sekarang hidup untuk Kristus, dalam apa pun yang kita lakukan!

“Follow Me” – Invitation for the sinners

Lewi tahu dirinya orang berdosa, dia tahu dia tidak pantas menerima kasih karunia ini. Saat Yesus memanggilnya, dia sangat bersukacita dan penuh ucapan syukur.

Sedihnya, kita bisa melihat orang Farisi dan ahli ahli Taurat yang menyesalkan apa yang Yesus lakukan. Kalau kita berasal dari keluarga baik-baik, kita pun bisa punya sikap seperti mereka. Saat ada orang yang kita anggap “orang berdosa” datang ke gereja kita, apakah kita punya sikap menghakimi seperti ini? Apakah kita bisa menerima mereka?

Kita pun orang yang berdosa, kita pun orang yang bobrok, tapi Tuhan mau menerima kita. Kita sama dengan para pelacur, para pembunuh, para koruptor, dan sebagainya! Tapi Tuhan masih mengasihi kita, mau memanggil kita untuk meninggalkan hidup keberdosaan kita, hidup kita yang lama.

“Follow Me” – Invitation to be with Jesus

Yesus ingin kita untuk percaya pada Dia. Apakah bijaksana untuk Lewi ikut Yesus, meninggalkan semua nya? Banyak di jaman ini guru-guru dan “hamba Tuhan” yang sesat, dan banyak orang yang mengikuti mereka. Ketika Yesus datang, sudah ada nabi-nabi dan Yohanes Pembaptis yang menubuatkan dan memberi tahu siapa Yesus bahkan sebelum Dia datang.

Bahkan Yesus sudah banyak tertulis dalam Perjanjian Lama, karena itu sering disebutkan “Ada tertulis…..”, untuk menunjukkan Yesus bukan tiba-tiba saja muncul.

Pada jaman ini, mudah untuk mendengarkan firman Tuhan dari media media online dan teknologi. Selalu lihat pada firman Tuhan. Apakah yang diberitakan sesuai dengan firmanNya?

Saat Lewi dipanggil Yesus, dia tahu siapa Yesus sebenarnya, bukan sebuah iman buta.

Kalau kita percaya Yesus, kita ikut Dia. Kalau kita ikut Yesus, kita percaya Yesus. Refleksikanlah apa kita benar-benar mengikut Yesus saat kita berkata kalau kita percaya Dia?

Saat berkata pada kita, “Follow Me” – apakah kita benar-benar mengerti apa maksud Yesus berkata demikian? Lewi tahu benar apa yang dia harus tinggalkan dan apa yang harus dia hadapi saat ikut Yesus. Whatever the cost, wherever He goes. Lewi ikut Yesus sampai mati karena iman nya. Bagaimana dengan kita? Kita bisa menjadi saksiNya untuk teman teman, keluarga, dan saudara yang belum percaya!

Post a comment

X