How to start again after your life is broken

  


Seri khobah Broken life in this broken world
Ringkasan khotbah 3 November 2019
Pdt Victor Liu

Sermon Translation in English:

Praise & Worship:


Hati, pikiran, dan semua kita sering berikan pada sesuatu mimpi atau harapan. Dan saat mimpi itu hancur dan kita harus mulai lagi dari awal, kita sudah putus asa dan tidak punya lagi energi.

Atau saat kita gagal dan gagal lagi, kita akan digoda untuk menyerah dan tidaklah mudah untuk bangun lagi, dan menghadapi masalah yang sama.

Bagaimana kita bisa memulai lagi?

Kita tentu ingat cerita Petrus yang dengan sombongnya saat perjamuan terakhir berkata dia tidak akan pernah meninggalkan Yesus. Tapi kita tahu ceritanya dimana dia takut dan sampai menyangkal Kristus tiga kali. Lihat Lukas 22:59-62.

Hati Petrus hancur, menangis terisak (ayat 62). Bagaimana Petrus bisa memulai lagi setelah kejadian ini? Kita pun kadang mungkin ada di posisi Petrus, merasa hidup yang hancur – tidak tahu apa kata orang, dan sebagainya.

Bagaimana kita bisa memulai lagi seperti Petrus?

[1] Take responsibility: Acknowledge/confess your sin honestly to Jesus Christ

Petrus ada penyesalan tapi ada pertobatan – berbeda dengan Yudas Iskariot yang menyesal tapi tidak bertobat. Pertobatan adalah hati yang ada perubahan dari dalam seperti Petrus (kita bisa lihat nanti).

Kita melihat Tuhan menengok ke arah Petrus di ayat 61, yang ketakutan hanya memikirkan diri sendiri dan lupa pada Yesus. Tuhan tahu pergumulan Petrus, dan tentunya pergumulan kita juga. Petrus tahu kesalahan dan dosa nya, dia menangis dengan sedihnya.

Betapa sering nya kita mengaku dosa kita pada Tuhan, tetapi hanya sekedar omong, dan cenderung asal-asalan. Kita bahkan bisa melakukan hal yang sama lagi setelahnya!

Ketika kita harus memulai lagi hidup kita karena sesuatu hal yang hancur, kita sering “bermain-main” / “playing games”: blame (menyalahkan orang lain atau situasi) & self defense mechanism (membenarkan diri sendiri).

Lihat Daud, saat dia tahu dosa yang dia sudah lakukan, dia hanya berkata “I’m a sinner” dan dia jatuh remuk, tidak menyalahkan situasi dan sebagainya yang membuat dia berdosa.

Ketika kita gagal dalam hidup, dan harus memulai lagi (relasi, pekerjaan, situasi, dan sebagainya), ambil responsibility dan datang pada Tuhan.

[2] Renew your love to Jesus Christ (Yohanes 21:15-17)

Yesus bertanya pada Petrus 3x untuk mengingatkan kejatuhan dia selama 3x saat menyangkal Yesus. Yesus menyebut Simon (yang artinya seperti bulu yang mudah terkoyak), mau mengingatkan kesombongan dia yang membuat dia jatuh.

Sebelum Petrus mengasihi, Yesus sudah terlebih dulu mengasihi Petrus dan Petrus tahu hal ini.

Ayat ini mau berbicara bahwa mencintai Yesus punya kuasa, yang menggerakkan kita & mendorong kita untuk melayani Kristus. Orang bisa melayani dengan giat di gereja atau bahkan setia datang, tapi bukan karena mengasihi Yesus sungguh-sungguh (mungkin ga enak dengan orang yang mengajak, dan motivasi lain nya).

Tapi mencintai Yesus sungguh-sungguh akan memotivasi dan mendorong kita!

Loving Jesus is powerful!
Loving Jesus moves you!
Loving Jesus leads you!
Loving Jesus guards you!

Yesus tahu hati Petrus takut akan orang lain; saat Yesus menanyakan apakah Petrus mencintai Yesus, mau menunjukkan cinta pada Yesus menjaga dan memberikan keberanian pada Petrus!

Seperti hal nya semakin cinta kita pada pasangan, itu akan menjaga kita dari perzinahan.

”Your dangerous, tearful, discomfort situation (including your broken life) is a test of your love”!

Ayat 18-22 menunjukkan masa depan Petrus, dimana dia akan dihadapkan pada situasi yang sama (Petrus akan lagi ditanya dan ditantang iman nya). Namun kasih dia pada Kristus akan menjaga supaya dia tidak takut lagi pada dunia!

[3] Start to follow Jesus heartily and joyfully (Ayat 19-22)

Ayat 19, dan 22 menegaskan Petrus untuk mengikut Dia;
“Do not look at others, keep gazing, looking at Jesus”!

Iri hati mematikan kerohanian kita karena itu akan membuat kita tidak menghargai apa yang Tuhan berikan pada kita. Ketika kita memulai hidup yang baru dan melihat orang lain, kita akan membandingkan diri kita lagi dengan orang lain dan mulai lagi menyesali diri! Bahkan secara tidak langsung kita akan berkata Tuhan tidak adil pada hidup kita!

Lihat dan fokus pada Kristus!

 

 

Post a comment

X