


Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 09 Maret 2025
Live as you are called ( 1 Cor 7:17-24). Hidup seperti waktu dipanggil Tuhan.
Outline:
-Principle (v. 17),
-Illustration of circumcision (vv. 18-20)
-Repeated Principle (v. 20)
– Illustration of slavery ( vv. 21-23)
– Repeated Principle/ summary (v. 24)
(1) The principle: Live as you are called ( vv 17)
Hidup seperti waktu dipanggil Tuhan.
You lead the Life the Lord Has Assigned which God has called you.
17Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat.
20 Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil Allah.
24.Saudara-saudara, hendaklah tiap-tiap orang tinggal di hadapan Allah dalam keadaan seperti pada waktu ia dipanggil.”
(2) Illustration of circumcision:
an example of the need to remain as called (18-19, 20). Sunat atau tidak bersunat, tidak masalah karena yang penting mengikuti Yesus dengan ketaatan kita.
(3) Illustration
of Slavery :
admitting the possibility of freedom, allows for the possibility of change if it is really necessary (vv.21-23,24).
Following God’s call means following him in obedience (v. 19c) and in recognition of the new status of “slave” to Christ (v. 22).
Following God’s call means following him in acknowledging that (1) Jesus ownership of our life, (2) life style obedience, (3) life style of servanthood
PENERAPAN
# Application this Principle ( Live as you are called) within the context of chapter 7. Paulus ingin menekankan dalam ayat 17-24 agar hidup jemaat Korintus tidak berubah statusnya sesuai sebelum ikut Yesus Kristus ( yang menikah tetap menikah, yang janda tetap menjanda, yang tidak menikah tetap tidak menikah sesuai statusnya waktu sebelum ikut Yesus atau diselamatkan melalui Yesus Kristus), kalau berubah statusnya tetapi di hadapan Tuhan tetap sebagai hamba Kristus yang gaya hidupnya tetap memuliakan Tuhan ( bahwa hidup milk Tuhan, hidup dalam ketaatan dan melayani Tugan sebagai gaya hidup kita)
(A) Bagi yang unmarried: jangan kuatir, berdoalah untuk pasangan kita selama kita tidak mempunyai karunia lajang atau hidup sendiri.
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
Filipi 4:6-7 TB
(B) Nasehat untuk yang sudah menikah— TETAP MEMPERTAHANKAN PERNIKAHAN & HIDUPKAN PERNIKAHAN KITA.
Our calling ( perhatikan Istilah call/ panggilan diulang 8 x— menunjukkan penekanan betapa penting keselamatan atau panggilan dalam Yesus Kristus) in Jesus or our salvation in Jesus/what Jesus has done on the cross is as our BASIS/ FOUNDATION in relationship. How he treats us , how he loves us is as the basis of our relationship
— SELFISHNESS can be a BASIS/FOUNDATION our relationship in our marriage.
Ketika egois, SELFISHNESS yang mengontrol, menguasai maka pasangan suami isteri menjadi : @ Saling menyalahkan untuk menang ( blaming, unhealthy criticism, defensive).
@ Saling menuntut bahwa pasangan sebagai sumber Sukacita, Kebahagiaan, Kenyamanan, kepuasan hidup
@ Saling menghancurkan bukan membangun. Karena itu pasangan yang dikontrol selfishness biasanya sulit mengampuni, tidak menghidupkan kasih yang mengampuni, caring dan komitmen untuk setia.
—— the LOVE of JESUS CHRIST control, reign, drive/ influence as the basis our relationship in our marriage.
Ketika the LOVE of Jesus Christ yang mengontrol, menguasai maka pasangan suami isteri menjadi:
@ Pasangan pasutri yang membangun hubungan dengan komitmen untuk melakukan kindness, caring, kemurahan hati atau ramah. Kita DOING LOVE bukan FALLING in LOVE. Perasaan cinta bisa pudar, redup, hilang atau mati tetapi doing love yang terus menerus akan menumbuhkan perasaan cinta.
@ Pasangan pasutri tidak memandang pasanngannya sebagai sumber Sukacita, kebahagiaan, Kepuasan atau kenyaman hidup dalam berumah tangga TETAPI Yesuslah sumber kebahagiaan, kenyaman, atau kepuasan hidup dalam rumah tangga kita.
@ Pasangan pasutri belajar saling mengampuni dan saling membangun hidup. Seperti Yesus Kristus yang mengampuni, memberi kesempatan untuk membangun hidup kita demikian juga sikap kita pada pasangan kita.
Pasangan hidup kita sebagai alat yang dipakai Tuhan untuk mengubah, transform hidup kita. Semakin dekat atau semakin kenal dengan seseorang maka mereka makin mengenal kita. Menjadi alat transformasi Tuhan, maka pasutri haruslah mempunyai 2 hal ini kata David Tripp: (1) Kebesaran hati, DENGAR dengan baik, mau disentuh atau diberikan masukan/ kritikan yang sehat dan (2) Kejujuran yang total dalam menyatakan dengan penuh kasih.
Discussion for life transformation
(1) Apakah yang terjadi kalau — the kingdom of self/ SELFISHNESS controls, reigns in our relationship as husband wife?
(2) Apakah yang terjadi kalau — the kingdom of Jesus Christ/ THE LOVE of CHRIST controls, reigns, influences, drives in our relationship as husband wife?
Bagaimana Jesus Christ’ LOVE bisa control ( reign in our relationship as husband & Wife) dalam hub pasutri sebagai Gaya Hidup kita??
(3). Your spouse is a tool of His transformation.
Pasangan hidup kita sebagai alat yang dipakai Tuhan untuk mengubah, transform hidup kita. Semakin dekat atau semakin kenal dengan seseorang maka mereka makin mengenal kita. Menjadi alat transformasi Tuhan, maka pasutri haruslah mempunyai 2 hal ini kata David Tripp: (1) Kebesaran hati, DENGAR dengan baik, mau disentuh atau diberikan masukan/ kritikan yang sehat dan (2) Kejujuran yang total dalam menyatakan dengan penuh kasih.
Bagaimana kita menghidupkan 2 karakter ini dalam pernikahan kita atau secara praktis, apa yang harus kita lakukan untuk menghidupkan 2 karakter ini sebagai suami isteri?
(4) Bagi yang belum menikah, bagaimana menjalani hidup ini tanpa kuatir soal pasangan hidup?