


Seri Authority, Fear, and Faith
Stephanus Pradhana
Ringkasan khotbah 5 Februari 2023
Suasana dunia saat ini banyak membuat kita takut dan kuatir; apalagi banyak berita-berita negatif yang membuat kita menjadi pesimis dan skeptis. Dan tidak ada yang kita bisa lakukan.
Kiranya segala ketakutan kita bisa hilang dihimpit oleh iman kita di dalam otoritas dari Tuhan kita, Yesus Kristus.
Baca Markus 4:35-41.
Surprised by the Storm
Kalau kita berada di dalam perahu dengan para murid-murid Kristus, tentu kita juga pasti akan terkejut. Dan mungkin kita mulai mempersalahkan Yesus karena Dia lah yang menyuruh murid-murid untuk menyeberang danau.
Badai ini datang ketika mereka (atau kita, kalau kita bayangkan ada di sana) sedang taat sepenuhnya pada Yesus, tanpa banyak tanya dan mengeluh. Ini tentu hal yang mengejutkan, bukan?
Sering kita berpikir kalau kita taat pada Tuhan, semua akan baik-baik dan kita akan dijauhi badai kehidupan. Sehingga saat kita sudah taat dan masih ada badai datang, kita akan frustrasi. Misalnya saat kita taat pada Yesus tapi malah dijauhi teman-teman kita, atau malah ditipu orang, dan sebagainya. Yusuf dipenjara karena ketaatan nya untuk hidup kudus, tidak mau meniduri istri Potifar.
Ketaatan kita tidak membuat kita kebal dari masalah kehidupan ini. Ketaatan tidak bisa mengontrol masa depan kita, karena itu kita sering merasa takut dan kuatir.
Lalu apakah badai hidup datang secara acak? Tidak. Selalu ada tujuan nya mengapa Tuhan mengijinkan hal itu terjadi, namun kita sering tidak tahu (saat kita di dalam sebuah badai) apa yang Tuhan ingin kerjakan.
“Don’t You care?”
Reaksi para murid aneh, karena mereka tidak langsung berteriak minta tolong, tapi menuduh Yesus bahwa Dia tidak perduli pada mereka. Mereka langsung mengvonis hati dan karakter Yesus.
Reaksi mereka menunjukkan bagaimana mereka melihat Yesus, bahwa mereka tidak sungguh-sungguh percaya pada Dia. Mereka tidak mengenal hati Yesus yang sebenarnya! Karena itu reaksi mereka mudah berubah, tergantung suasana.
Badai dalam cerita ini menunjukkan apa yang ada di hati mereka, dan badai dalam hidup kita pun juga menunjukkan hati kita yang sebenarnya! Saat masalah besar datang dan seperti tidak ada jalan keluar, kita langsung menuduh Tuhan. Susah untuk percaya pada Dia saat ada badai di dalam hidup kita.
”Silence! Be Still!”
Biasanya badai butuh waktu lama untuk reda, namun saat itu badai reda seketika itu juga saat Yesus berkata-kata.
The main message of this story is not that Jesus would still the storms of this life. This is not a promise that his people would never perish by drowning.
Cerita ini bukan janji Tuhan yang berkata bahwa Yesus pasti meredakan badai hidup kita kalau kita berdoa dan percaya padaNya. Banyak yang tidak sembuh dari penyakit, banyak yang mengalami kecelakaan maut.
”Who is this Man?”
Badai sudah reda, tapi murid-murid Yesus malah lebih takut lagi. Kejadian ini menunjukkan otoritas Yesus atas alam semesta, segala ciptaan di dunia ini.
Identitas Yesus dari kejadian ini menunjukkan Dialah Allah.
Murid-murid takut karena mereka sekarang tahu Yesus bukan seorang manusia biasa! Yesus adalah Tuhan Allah yang tidak bisa dikontrol dan tidak bisa di manipulasi.
Apa implikasinya?
[1] Ketika kita mencoba terus untuk melawan Yesus (memaksakan rencana kita dan bukan rencana Dia), kita pasti akan hidup dalam ketakutan.
Kita tidak bisa mengontrol Dia, jadi kita akan selalu was-was setiap kita memiliki rencana. Tapi kalau kita bersama dengan Dia, kalau kita masuk dalam rencanaNya, kalau kita menyerahkan hidup kita padaNya dengan penuh percaya, kita akan merasa aman. Karena tidak ada satu pun dalam dunia ini yang bisa melawan Dia dan rencanaNya.
”If He’s Lord of the storm, then no matter what shape the world is in – or your life is in- you will find Jesus provides all the healing, all the rest, all the power you could possibly want.” – Timothy Keller
Fear and Faith
Yesus memberikan dua pertanyaan (dan menghubungkan dua hal): Ketakutan mereka dan ketidak percayaan mereka.
Yang membuat mereka takut adalah ketidak percayaan mereka pada Dia. Ketakutan muncul saat kita mulai kehilangan kontrol. Dan ketakutan kita akan hilang saat kita tahu segala yang terjadi dalam hidup kita ada dalam kontrol Tuhan.
Di saat badai datang menempa, kita harus percaya bahwa itu baik buat kita dan itu untuk memuliakan Tuhan.
Segala ketakutan kita akan hilang perlahan-lahan ketika kita belajar untuk takut akan Tuhan dan menyerahkan hidup kita dalam tangan kasihNya.