From Tragedy to Triumph

  


My Prison is an Open Cage
Pensiero / Foter / CC BY-NC-ND

Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 28 Juli 2013

Kejadian 39 menceritakan tentang Yusuf (pasal 37-50), anak nomor 11 dari Yakub, yang dibenci oleh saudara-saudaranya. Dari dibuang di sumur, Yusuf dijual sampai ke Mesir, dan dibuang ke penjara.

Baca Kejadian 39:1-6, 20-23

Keberhasilan tidak pernah dipisahkan dari berkat dan penyertaan Tuhan. Penyertaan Tuhan membuat Yusuf berhasil. Perhatikan di ayat 2 dan 3 berbicara soal penyertaan Tuhan dan di ayat yang terakhir (22 dan 23), dikatakan juga Tuhan menyertai Yusuf. Potifar melihat bahwa Tuhan menyertai Yusuf sehingga semua dipercayakan ke Yusuf. Yang menarik adalah bahwa penyertaan Tuhan juga ada saat dia di penjara.

Penyertaan Tuhan bukan berarti tidak akan ada godaan (Yusuf digoda istri Potifar) dan bukan berarti tidak ada penderitaan (Yusuf di penjara). Di dalam penyertaan Tuhan pun ada kesempatan untuk jatuh di dalam dosa. Tapi penyertaan dan takut akan Tuhan memberikan kita hikmat.
Tuhan mengijinkan ini semua terjadi pada Yusuf, untuk mempersiapkan dia di masa datang, karena Tuhan punya rencana yang besar.

Banyak orang Kristen bertanya “Dimana Kau, Tuhan?” pada saat kita menderita dan ada dalam masalah. Sebenarnya keberadaan Tuhan dan masalah yang kita hadapi tidak ada hubungannya; karena Tuhan selalu ada di dalam situasi apa pun juga!

Penyertaan Tuhan lah yang membuat Yusuf berhasil; sering kita lupa pada saat kita dipromosi, saat mendapatkan kesuksesan – dan memuji diri sendiri karena kekuatan dan keahlian kita. Di perikop ini jelas dikatakan bahwa Tuhan yang bekerja, tentunya di tengah-tengah tanggung jawab yang harus dipikul Yusuf.

KUNCI KESUKSESAN YUSUF

1. Ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh
Yusuf dijual ke Mesir “TETAPI” Tuhan menyertai Yusuf (ayat 2) – menunjukkan pemeliharaan dan kuasa Tuhan di tengah-tengah situasi apa pun juga. Dari Potifar, Yusuf dimasukkan ke penjara, dan pada akhirnya bisa bertemu dengan orang-orang penting di istana. Ini semua menunjukkan rencana dan penyertaan Tuhan yang besar yang menyiapkan Yusuf untuk hal ke depan.
Tapi perhatikan bahwa Yusuf bukan ikut Tuhan asal-asalan; orang sekitarnya melihatnya (itu berarti Yusuf tidak malu mengikrarkan imannya pada orang). Potifar melihat dan memperhatikan. Demikian halnya dengan kepala penjara.

Ikut Tuhan sungguh-sungguh akan menghasilkan perbuatan yang benar (doing what is right) dan itulah yang harus kita lakukan sebagai anak-anak Tuhan (contoh lain: Daniel memutuskan untuk tidak menajiskan dirinya)

Kesuksesan yang sejati didasarkan pada mengikuti kehendak dan melakukan prinsip Tuhan. Kesuksesan tanpa itu hanyalah bersifat sementara dan seringnya, malah merusak hati dan karakter kita!

2. Setia pada perkara kecil
Tidak pernah tanggung jawab besar diberikan sebelum kita setia pada perkara-perkara kecil (di hidup ini, di pelayanan) dan itu pun sama saja di dunia ini (di tempat pekerjaan, misalnya). Tuhan berkata bahwa saat engkau setia pada perkara kecil, engkau akan diberikan perkara yang lebih besar. Yusuf setia dalam melakukan apa saja, bahkan di penjara!

3. Waktu membuktikan bahwa dia bisa dipercaya
Ketika kita bekerja, manager kita melihat kapan kita datang, bagaimana kita bekerja, dan sebagainya. Kadang kita seperti itu juga, kalau kita sudah lama pelayanan, kita mulai malas. Waktu pertama kali datang ke Melbourne, kita rajin belajar lalu makin lama makin malas.
Tapi Yusuf tidak demikian!

Kadang kita sebagai anak Tuhan sering tidak disiplin pada saat kita pelayanan atau datang ke gereja. Kita datang terlambat, kita tidak disiplin. Tapi kenapa kalau kita ke kantor atau bisnis, kita serius dan bisa disiplin? Seolah-olah kita hidup dalam dunia yang berbeda!
Seharusnya kita lebih takut dan kagum pada Tuhan – walaupun berbeda dengan di kantor, kita tidak digaji dan tidak dimarahi oleh boss kita.
Kita harusnya sungguh-sungguh bisa melihat Tuhan yang jauh lebih besar dari dunia ini sehingga kita bisa menjadi pribadi yang sama di mana saja; setia dan bisa diberikan tanggung jawab.

4. Yusuf sabar
Yusuf sabar dan menanti waktu Tuhan. Kejadian pasal 37 berkata bahwa Yusuf berumur 17 saat dia mulai dimasukkan ke sumur dan dijual. Pasal 41 berkata bahwa Yusuf berumur 30 tahun pada saat dia bertemu FIraun. Itu berarti ada sekitar 13 tahun-an (kemungkinan 10-tahun an di penjara).

Banyak pengamat menyetujui bahwa Yusuf belajar banyak untuk melayani orang (Potifar dan 2 orang kepercayaan Firaun di penjara). Sebagai anak bungsu dan anak kesayangan, attitudenya kurang tepat sehingga disiapkan sedemikian rupa oleh Tuhan.

There is no shortcut. Selalu ada tangga ketekunan yang harus kita lewati dengan kesabaran bersama Tuhan. Kesuksesan dan keberhasilan diberikan Tuhan sehingga pada saat kita sabar menanti waktu Tuhan, kita bergantung penuh kepada Tuhan.

Tuhan tidak buta dan bodoh. Dia tahu pas waktunya kapan kita siap. Sering kita merasa kita sudah siap untuk mendapatkan sebuah berkat atau mengambil sebuah tanggung jawab. Yusuf menunggu waktu yang pas yang sudah ditentukan oleh Tuhan.

Sukses berarti kita melakukan apa yang benar dengan sebaik-baiknya dan menyerahkan hasilnya kepada Tuhan! Dan itu yang dilakukan oleh Yusuf!

Yusuf bekerja supaya pimpinannya berhasil (Potifar dan kepala penjara). Saat kita bekerja, kita seharusnya punya kerinduan dan keinginan perusahaannya untuk berhasil. Yusuf tidak dibayar apa-apa dan tidak memiliki apa-apa, tetapi dia melakukannya dengan sungguh-sungguh bukan untuk dirinya sendiri!

Yusuf pada akhirnya (saat bertemu lagi dengan saudara-saudaranya), mengerti seluruh rencana dan penyertaan Tuhan.

Perhatikan hal yang menarik di sini:
Pasal 37 menceritakan Yusuf
Pasal 38 diceritakan soal Yehuda (yang kawin dengan orang Kanaan)
Pasa; 39 kembali lagi meceritakan tentang Yusuf
Kenapa ada pasal 38 di sini? Karena Musa ingin menceritakan betapa pentingnya untuk menyiapkan Yusuf supaya ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh dan melakukan rencana Tuhan yang besar!

Yusuf berhasil karena dia tahu rencana Tuhan atas hidupnya. Tuhan menempatkan kita di sebuah posisi supaya rencana Tuhan tercapai melalui hidup kita!
Sungguh menyedihkan kalau kita bekerja hanya untuk dapat gaji, atau untuk sukses bagi diri dan masa depan kita. Jauh lebih indah kalau kesuksesan dan keberhasilan kita dipakai Tuhan untuk rencana-rencanaNya yang besar! Untuk melakukan pekerjaanNya yang indah.

Jadi, jangan santai, jangan asal-asalan di mana pun Tuhan tempatkan kau berada. Ikut dan taat Tuhan dengan sungguh-sungguh, di tengah-tengah kesulitan dan keberhasilan kita!

Download (Right click and Save As)

Post a comment

X