Freedom in Christ

  


Pdt Victor Liu
13 September 2015

Rekaman Praise & Worship

  1. All things New
  2. We have overcome
  3. Beneath The Waters (I Will Rise)
  4. Set a fire

Kalau saudara mengevaluasi hidup saudara minggu ini, apakah ada saat dimana kita jatuh lagi dalam sebuah dosa yang kita sudah sering lakukan? Mungkin itu melihat pornografi, hati yang penuh rasa benci, kemarahan, mulut yang tidak membawa berkat, dan sebagainya. Atau apakah kita malah bermain-main dan senang di dalam nya?

Yesus datang ke dalam dunia bukan untuk memberikan kita kesuksesan dan hidup kelimpahan dalam materi, tapi untuk dosa kita. Banyak orang mungkin berhasil dalam hidup yang sukses, tapi gagal dalam dosa terus menerus. Dosa sudah dikalahkan dalam kematian Yesus Kristus di kayu salib, Dia menebus kita dan membenarkan kita. Setiap orang yang percaya padaNya, dalam iman dia dibenarkan dan diampuni dosa nya.

Tapi keselamatan dan dosa yang diampuni ini tidak berhenti sampai sana saja. Sesudah kita dibenarkan oleh Yesus Kristus (salvation), melalui kematian dan kebangkitanNya kita diberikan kuasa dalam pergumulan dosa kita supaya kita hidup kudus (sanctification).

Roma 6:1-14 mau menjelaskan bahwa kita bisa menang atas dosa kita; dan bahwa semakin dosa sudah menghancurkan hidup kita, anugerah Tuhan semakin bertambah-tambah (seperti orang yang ada di sebelah Yesus waktu di salib, yang seumur hidup berbuat dosa lalu bertobat padaNya). Ini bukan berarti kita malah semakin bermain dengan dosa supaya anugerah Tuhan semakin bertambah!

Kemenangan atas dosa bukanlah kekuatan dan ketekunan dari kita [self-will & self-determination], itu yang dilakukan orang dunia. Mereka bisa berhenti dari dosa mereka namun tanpa ada hubungannya dengan Kristus. Lalu apa bedanya dengan anak Tuhan? Yaitu bahwa orang Kristen bisa mengalahkan dosa dan berubah karena apa yang Yesus sudah lakukan di atas kayu salib; atas apa yang Dia sudah lakukan dalam hidup kita.

Our actual identification with the death of Christ
ayat 2: “We who died to sin”
ayat 3: “We were baptized into Christ Jesus were baptized into His death”
ayat 4: “We were buried therefore with Him by baptism into death”
dan lihat ayat-ayat selanjutnya sampai ayat 13

Kebersatuan [mati dan bangkit] bersama Kristus berarti kita dibaptis dalam kematianNya (ayat 3)

Kematian Kristus merupakan suatu representasi (bahwa Yesus mati di kayu salib menggantikan kita) dan juga identifikasi (bahwa saat Kristus mati dan bangkit lagi, demikian pula kita). Apa maksudnya bahwa kita mati bersama Kristus? Yaitu baptisan; sebuah simbol. Lihat ayat 3.

Apa yang terjadi waktu seorang dibaptis? Baptis = baptiso = ditenggelamkan; dia mati, tenggelam, lalu bangkit kembali pada hidup yang baru, seperti yang terjadi pada kematian Kristus yang mati dan bangkit. Simbol ini mengingatkan kita terus bahwa Yesus mati di kayu salib (kita juga mati atas dosa kita bersama Kristus) dan bangkit lagi (kita juga bangkit bersama Kristus dalam hidup yang baru)!

Ayat 3, 6, dan 9 menunjukkan bahwa kekristenan berdasarkan knowledge, bukan feeling! (“Tahukah kamu” “Karena kita tahu”). Pengetahuan kita akan Kristus memberikan kita kemenangan atas dosa. Mengapa kita tidak bisa mengampuni orang yang jahat pada kita? Karena kita umumnya mendasarkan diri kita atas perasaan, bukan pengetahuan kita akan Kristus!

Kita tidak di design untuk bermain dan menikmati dosa. Saat kita sudah ikut Tuhan dan jatuh dalam dosa, ada suatu perasaan bersalah yang timbul di hati kita. Kita sudah tidak bisa menikmatinya lagi.

Kebersatuan [mati dan bangkit] bersama Kristus mengalahkan manusia lama kita (lihat ayat 6)

Melalui salib Kristus, manusia lama kita sudah dikalahkan, tidak ada kuasanya lagi. Tapi lalu kenapa kita masih sering merasa kalah dalam dosa (jatuh lagi dan jatuh lagi)? Bedakan manusia lama dengan nature kita as a sinner (flesh = kedagingan)!
Manusia lama kita sudah kalah melalui salib Kristus (tidak ada lagi kuasanya), tapi keinginan daging kita selalu mendorong kita untuk mau berbuat dosa. Karena itu daging kita harus dimatikan terus menerus melalui proses penyucian hidup. Jangan dikasih api!

Kalau kita terus menerus digoda dengan pikiran kotor, maka kita harus stop menonton film (jangan daging kita dikasih “bensin”!). Demikian pula dengan dosa-dosa kita lainnya, kita tidak boleh mengkomporinya sehingga keinginan itu semakin besar dan besar.

Kebersatuan [mati dan bangki] bersama Kristus bisa melihat bahwa mereka sudah mati terhadap dosa (ayat 11)

Contohnya adalah seperti orang yang sudah menikah, tapi dia lupa bahwa dia sudah menikah. Kalau kita tahu bahwa kita sudah mati dan bangkit bersama Kristus, kita harusnya ingat terus menerus, bahwa kita tidak bisa lagi bermain-main dengan dosa! Ingat siapa kita, ingat darimana kita berasal.

Saat kita jatuh dalam dosa, biasanya karena kita lupa siapa diri kita. Kita lupa kita anak Tuhan dan berada di tempat yang salah, berkata-kata dan berbuat yang tidak berkenan pada Tuhan!

Ayat 12-13 menyebutkan ada pilihan dalam hidup kita (karena kuasa dosa sudah dikalahkan), dimana kita bisa memilih untuk tidak lagi mau diperbudak oleh dosa yang selalu mengikat dan menggoda kita!


There is freedom from dominion of sin, thanks to what Jesus has done for us! Apakah hidup mu masih menikmati dosa? Kita bisa menang atas dosa, karena kuasa dosa sudah dikalahkan di atas kayu salib. Pilihan diserahkan pada kita, apakah kita masih mau mengompori dosa kita? Apakah kita masih memilih untuk menikmatinya? Manusia mudah sekali terpikat pada dosa.

Kita seharusnya sudah tidak bisa lagi menikmati dosa, karena apa yang Yesus Kristus sudah lakukan untuk kita, dan kuasa dosa sudah dikalahkan.

Apa dosa yang masih kau nikmati pada saat ini?

Post a comment

X