Forgiveness

  


Stephanus Pradhana
Ringkasan khotbah 19 Agustus 2018
Yohanes 15:9-17

Rekaman Praise & Worship

Pengampunan merupakan hal yang sensitif dan personal. Dan setiap dari kita umumnya pernah dilukai oleh orang lain, apakah itu anggota keluarga, atau bahkan teman di gereja sendiri. Ada juga luka yang dalam, atau bahkan luka yang sudah lama kita tutupi.

Kalau dari diri kita ada yang merasa hidup berjalan baik dan kita tidak pernah merasa ada orang lain yang melukai, kiranya firman Tuhan hari ini bisa memperlengkapi kita, karena suatu saat kita pasti akan dilukai orang lain, atau melukai orang lain.

What is forgiveness?

Banyak orang merelasikan forgiving dengan forgetting. Benarkah demikian? Sebelumnya, mari kita lihat definisi dari forgiveness itu sendiri.

“Forgiveness is a continuous decision to release a person who has harmed you, by giving up the rights to seek repayment and by absorbing the cost of the offence yourselves.”

A. Kita melepaskan seseorang dari hutang
B. Kita menanggung sendiri kerugian dari kesalahan
Kata pengampunan berasal dari bahasa aslinya yang berarti “melepaskan”, “release”. Alkitab sering memakai kata hutang piutang saat merelasikan dengan pengampunan (Matius 18:21-35). Saat kita bersalah pada seseorang, kita berhutang pada orang tersebut (hutang dosa).

Setiap kesalahan, apakah di sengaja atau tidak sengaja, akan merugikan orang yang kita salahi (bisa rugi materi (barang jatuh tak sengaja), reputasi (digosipkan), identitas, dan sebagainya). Mengampuni berarti melepaskan seseorang dari hutangnya.

Seringnya, kita lebih sering ingin membalas atau memendam kesalahan orang. Namun kalau kita memendam, kita maka akan kepahitan dan dari hati yang pahit akan keluar perbuatan dan perkataan yang pahit juga.

Dan yang lebih menyedihkan, hati yang pahit itu di bawa dan orang lain yang tidak salah apa-apa malah terkena akibatnya karena kepahitan kita di masa lalu. “Unforgiveness is the poison we drink, hoping others will die”.

Pengampunan bukan dari perasaan, tapi dari perbuatan yang intensional. Ketika kita mengambil keputusan untuk mengampuni, terkadan tidak seketika itu juga perasaan kita berubah atau apa yang kita ingat tidak sakit lagi. Namun jangan kita merasa kecewa, karena pengampunan pun juga merupakan sebuah proses (Forgiveness is both an event and a process).

What does forgiveness look like?

Menurut Tim Lane:
A. I will not dwell on this offense
Kita sering me-replay, mengingat lagi dengan sengaja kesalahan yang orang lain lakukan di masa lalu, supaya kita membenci dia, ingin membalas dia.
B. I will not bring up this offense again or use it against you
Kita sering sengaja mengingat dan memakai kesalahan orang itu di masa lalu, untuk di pakai untuk menjatuhkan dia.
C. I will not gossip or malign you because of this offense
Ini sama saja dengan kita membalas, kita tidak membebaskan orang itu dari hutang dosa nya.

Setiap pengampunan seharusnya berujung pada rekonsiliasi, pemulihan. Sama dengan Allah yang bukan saja mengampuni kita, Dia malah mengangkat kita sebagai anakNya! Terkadang rekonsiliasi tidak selalu possible, karena pihak satu nya bisa tidak mau untuk mengaku salah atau tidak perduli akan hubungan yang dipulihkan. Tapi di hadapan Tuhan, tetap kita perlu untuk mengampuni dan melepaskan hutang dosa orang tersebut, dan bahkan mendoakan orang itu supaya berubah dan dijamah Tuhan.

How can we forgive?

Pengampunan hanya bisa keluar dengan kuasa Roh Kudus; saat kita dilukai begitu dalam oleh orang yang kita cintai, bukan kah kita sangat susah untuk mengampuni? Lihat Yohanes 15:9-10, 12. Pengampunan adalah hal yang supernatural, bukan natural. Kalau kita punya kerinduan untuk mengampuni, jangan mulai dari diri sendiri, tapi mulai dari Tuhan.

4 gambaran tentang Tuhan yang bisa membantu kita dalam proses mengampuni:
A. The God of all comfort (2 Kor 1:3-4a)
Kesakitan yang ada di dalam kita hanya bisa di jamah oleh Tuhan. Yesus bisa merasakan (empati) semua penderitaan yang kita alami, karena Dia pernah ditinggalkan orang-orang yang dikasihiNya, bahkan disangkal, dikhianati. Dia tahu dan mengerti perasaan kita dan Dia akan menghibur.

Bahkan Roh Kudus tinggal di dalam diri saudara dan Dia bisa merasakan apa yang kita rasakan! Tidak ada orang lain yang lebih bisa berempati pada kita selain Allah sendiri!
B. The Sovereign God (Roma 8:28)
Kita tidak akan bisa mengerti dengan keterbatasan kita sebagai manusia berdosa, kebaikan apa yang Tuhan bisa kerjakan melalui penderitaan yang kita alami, tapi percayalah padaNya! Yusuf adalah contoh yang kita bisa lihat dalam kitab Kejadian, bahwa di dalam dosa dan kejahatan saudara-saudaranya, Tuhan menjadikan dia pribadi yang dewasa dan bijaksana untuk rencana yang indah di kemudian hari.

C. The righteous and holy God (Roma 12:19-20)
Tuhan adalah Tuhan yang adil, dan setiap kejahatan yang kita lakukan pada orang lain, Tuhan akan ingat. Bagian kita adalah mengampuni, bagian Tuhan menegakkan keadilan. Kita tidak perlu membalas karena pembalasan adalah hak Tuhan.

D. The merciful God
Dia adalah Allah yang penuh kasih; Forgiveness can only happen when the amazing reality of God’s grace captivates our hearts. Sejahat-jahatnya orang yang lakukan pada kita, lebih jahat yang kita lakukan pada Tuhan.

Tuhan memakai perbandingan 10,000 talenta dengan 100 dinari (several miillion dollars dengan a few dollars) dalam perumpamaan hamba yang berhutang. Tapi walaupun kesalahan kita begitu besar, Tuhan mengampuni melalui kayu salibNya. Di saat kita sudah diampuni, Tuhan pun tetap tahu kita akan tetap melakukan dosa, tapi Dia tetap mengampuninya.

Saat kita sering merasa kita hidup lebih rohani dari orang lain, lebih baik dari orang lain, akan semakin susah bagi kita untuk mengampuni orang lain yang bersalah pada kita. Karena itu kita harus selalu memandang pada Kristus!

Saat kita disakiti orang dan harus mengampuni, kita bisa merasakaan apa rasanya seperti Tuhan yang mati untuk mengampuni kita, yang sudah menyakiti Dia.

Forgive, as the Lord forgave you (Kol 3:13b)

Post a comment

X