Dosa membawa malu

  


Seri What is so bad about sin?
Stephanus Pradhana
Ringkasan khotbah 3 April 2022

Shame is the state and painful emotion of being regarded unworthy in social relationship.

Sin bring shame upon God

Allah layak dipuji dan dimuliakan tetapi ketika kita berdosa, kita melecehkan Allah dan tidak mengganggap Dia layak untuk dimuliakan. Ketika kita berdosa, kita mempermalukan Tuhan (sin bring shame upon God)!

Kita merusak nama baik dan reputasi Tuhan. Paulus membahas dosa-dosa yang dilakukan bangsa pilihan Allah, Israel (Roma 2:23-24). Seberapa sadar kita kalau kita sedang mencemarkan nama Allah saat kita berdosa? Saat kita mengejar hal-hal duniawi seperti uang, kesuksesan dan sebagainya. Atau saat kita kerja dan belajar asal-asalan?

Sin bring shame upon ourselves

Dosa membuat kondisi kita tidak layak di hadapan Tuhan (entah kita sadari atau tidak). We become unworthy before Him. Lihat Ezra 9:6.

Apakah kita merasa malu di saat kita berdosa? Apakah kita berasa tidak layak di hadapan Tuhan? Atau hati nurani kita sudah tumpul? Jawaban kita menunjukkan seberapa berartinya Allah bagi kita.

Baca Hosea 4:7, Habakkuk 2:16.

Sin bring shame upon our community

Kalau kita hidup dalam komunitas yang berbeda nilai nya dengan kebenaran firman Tuhan, maka kita tidak akan menyadarinya atau merasa malu.

Komunitas ikut menanggung malu di saat kita, suatu anggota komunitas, berdosa. Ketika seorang pendeta jatuh dalam dosa dan di expose, maka dia, keluarganya, gereja nya, dan gereja Tuhan secara umum dipermalukan.

Berbeda dengan guilt, shame attacks our worth – orang-orang akan menolak, mengucilkan dan membuat kita merasa tidak berharga, dan itu lebih menyakitkan dari rasa bersalah.

Dan bagaimana orang lain menilai diri kita, akan mempengaruhi bagaimana kita melihat diri kita sendiri!

How do we usually deal with our shame?
a. We cover up (dengan pelayanan, perbuatan baik, sosial) and hide (tidak mau lagi mendengar firman Tuhan, tidak renungan, menarik diri dari komunitas). Padahal bersembunyi makin memperparah keadaan.

b. We change divine and social perspective on sins that we practice
Kita ubah interpretasi firman Tuhan mengenai keuangan, gender, seks, pernikahan, dan sebagainya. Ini supaya kita bisa terus melakukan dosa tapi tidak kehilangan muka. Kita bisa mengubah pandangan komunitas terhadap dosa, karena hati manusia cenderung pada dosa.

Tapi kita tidak bisa mengubah pandangan Allah, apa pun usaha kita. Dosa tetap dosa, dan merupakan kekejian terhadap Allah!

c. We become shameless
Kita menebalkan muka, tidak perduli apa kata orang.

We might feel better, tapi the issue of objective shame remains (Tuhan tetap di cemooh, dan kita dipandang rendah di hadapan komunitas kita). Lalu apa jalan keluarnya?

Allah berinisiatif, bekerja mengembalikan kehormatan/keagungan namaNya dengan menyelamatkan umatNya yang berdosa (Lihat Yehezkiel 36:16-23). Allah lah yang bekerja membersihkan kita dan menggantikan hati kita, sehingga Dia mengangkat umatNya from shame to honour! (Lihat juga Yoel 2:27) – melalui pengorbanan Kristus yang kudus tapi harus datang dan tinggal bersama kita yang berdosa!

Baca lagi kisah Yesus yang meminta air pada perempuan Samaria di sumur dalam Yohanes 4:4-26. Seberapa dalam nya kita sedang terjerumus di dalam dosa, Dia tidak memandang hina kita, tidak menolak kita. Dia masih mau bergaul dengan kita karena He is a friend of shameful sinners like you and me!

Kita bahkan berbagi kehormatan dan kemuliaan dengan Dia di dalam kerajaan Allah! Baca Ibrani 12:2 – Kristus dipermalukan dengan sebegitu rupa (Dia disalibkan dalam keadaan telanjang total, suatu state yang paling memalukan), supaya kita mendapatkan kehormatan bersama denganNya (from shame to honour)!

Seberapa jauh kau sudah jatuh di dalam dosa? Allah masih mau menerimamu apa adanya, dihargai, dan diampuni. Kasih dan penerimaan Kristus mengangkat kita dari rasa malu kita.

Hidup kita diubahkan melalui pengorbananNya!

Namun bagi kita yang tidak punya malu dan terus menerus menolak mempermuliakan Allah, Allah akan membuang kita ke dalam penghinaan yang kekal (Daniel 12:2). Ketika kita terus mengeraskan hati nurani kita, merendahkan Allah, menoak untuk mempermuliakan Allah, ada satu tempat dan kondisi diberikan bagi kita! Everlasting shame.

Karena itu, marilah datang kepada Kristus yang sudah menunjukkan kasihNya!

Post a comment

X