Dipanggil menjadi saksiNya

  


Seri Injil Yohanes
Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 9 September 2018

Rekaman Praise & Worship

Outline of Yohanes 15:
– Yoh 15:1-8: Relationship with Jesus (Up)
– Yoh 15:9-17: Relationship with others (In)
– Yoh 15:18-27 – Relationship with unbelievers (Out)

Perubahan dalam hidup bukan terjadi karena faktor external, bukan karena kita harus melakukan ini itu, tetapi karena buah daripada kita yang melekat pada Kristus (dari hati kita). Dan dari sini kita akan ada kasih satu sama lain; dan di saat ada kasih antara saudara seiman dalam satu Gereja, akan ada kesatuan dan memuliakan Allah.

Tentunya ada miskomunikasi dan kesalahan satu sama lain, karena itu penting nya kita bisa mengampuni satu sama lain. Ketika kita tinggal di dalam kasih Kristus, kita akan lebih mudah mengasihi orang lain.

Dunia tidak suka/membenci kita (anak Tuhan), tapi Kristus memerintahkan kita untuk bersaksi tentang Dia.

Baca Yohanes 15:18-27, khususnya ayat 26-27. Ayat 27 merupakan sebuah klimaks daripada ayat 18-27. Kita akan membahas di lain hari mengapa dunia membenci kita dan minggu depan tentang apa peranan Roh Kudus dalam kita bersaksi.

Apa artinya bersaksi dan mengapa kita harus bersaksi?

Banyak orang Kristen yang tidak suka bersaksi dan seolah sangat sulit untuk dilakukan. Yesus menjelaskan arti daripada bersaksi. Seperti hal nya di pengadilan, seorang saksi adalah seorang yang melihat kejadian kriminal tersebut. Dalam hal ini Yesus menyatakan bahwa para murid adalah saksiNya, sudah melihat Yesus dan melihat karya salib Kristus, apa yang Yesus kerjakan. Ini sama hal nya dengan kita sekarang.

Kesaksian selalu fokus pada Kristus; bukan fokus pada apa yang diperbuat Yesus dalam hidup kita dari segi berkat (misalnya mendapat pekerjaan, atau Tuhan menolong kita dalam masalah), tapi fokus utama pada Yesus -> tentang Yesus Kristus yang mati untuk menebus dosa kita dan bangkit kembali (mengalahkan dosa dan maut).

Yohanes menekankan daari pasal 12 tentang apa tujuan Kristus datang ke dunia, dan ini juga yang seharusnya menjadi fokus dari kesaksian kita. Dan bahkan di akhir Yohanes 20, Yohanes menulis untuk apa injil ini ditulis, yaitu supaya orang-orang percaya pada Kristus.

Kita memang tidak melihat Kristus secara langsung, tapi kita mengerti dan menyaksikan akan karya Kristus. Kita sadar bukan perbuatan baik kita yang menyelamatkan kita, karena tidak mungkin kita bersih dari dosa dan selalu berbuat baik seumur hidup kita (karena kita dasarnya adalah manusia berdosa). Kita tahu dan mengerti benar mengapa kita menyerahkan hidup kita pada Kristus yang menebus kita.

Kapan terakhir kita bersaksi? Kalau sangat jarang atau terasa berat, itu karena kita terlalu fokus pada diri kita sendiri: kita takut ditolak, kita merasa malu atau tidak enak dengan orang lain, dan sebagainya.

Kalau kita perhatikan para rasul dan murid pada waktu itu, semua memberitakan fokus firman Tuhan yang sama: bahwa kita orang bedosa, Yesus mati di kayu salib untuk menebus dosa kita, dan Dia bangkit mengalahkan dosa. Injil Tuhan tidaklah rumit yang dimana kita perlu belajar bertahun-tahun, dan ditujukan untuk semua orang dari berbagai golongan dan status.

Mengapa kita harus bersaksi? Yesus menjawab para murid karena “kamu dari semula bersama-sama dengan Aku”; Yesus sedang menekankan tujuan daripada para murid bersama Kristus. Markus 3 dan Lukas 6 menekankan tujuannya, yaitu bahwa Yesus memilih ke-12 murid untuk menjadi saksiNya.

Maksud Yesus di sini adalah bahwa kita harus bersaksi karena ini lah tujuannya. Inilah tujuan kita diselamatkan dan dipanggil Kristus, yaitu bahwa kita diselamatkan untuk menjadi saksiNya!

Tujuan hidup kita bukan supaya kita bisa lulus studi, bisa dapat pekerjaan, bisa dapat pasangan hidup atau bisnis dan rumah, lalu mati. Kita diberikan tujuan yang mulia oleh Kristus!

Yang menyedihkan adalah di saat kita sudah berasa nyaman dan enak dalam hidup, sehingga kita lupa akan panggilan Tuhan! Kita tidak mau repot dan ambil resiko, akhirnya kepekaan kita akan hilang dan tidak taat lagi akan panggilan hidup dari Tuhan yang sebenarnya.

Bersaksi sebenarnya bukan sesuatu yang berat. Lalu bagaimana kita bersaksi?
Tahu jelas dan yakin bahwa kita sendiri sudah percaya dan ambil keputusan akan Kristus sebagai Juru Selamat kita. Karena ini yang akan kita share/bagikan pada orang lain – kapan kita percaya padaNya.
Punya keyakinan yang kokoh (Roma 1:16 menulis Paulus punya keyakinan kokoh akan Injil) dan keyakinan yang kokoh akan Injil ini memberikan beban dan kasih! Akan mendorong kita secara otomatis untuk bersaksi, tidak perlu kita disuruh-suruh pendeta atau siapa pun.
Inisiatif berbuat baik untuk memuliakan Tuhan. Kita menjadi saksi dan memuliakan Tuhan. Teman teman yang bergumul dengan dosa dan masalah yang mereka hadapi, kita bisa menjadi berkat untuk mereka. Gaya hidup yang menjadi berkat akan dipakai oleh Tuhan untuk menjadi saksi memuliakan Tuhan (1Petrus 3:1). Perbuatan baik kita bukan untuk menyelamatkan kita atau membuat kita sombong, tapi dipakai sebagai alat untuk bersaksi yang indah!

Post a comment

X