Dengar dan Lakukan Firman

  


Seri Wisdom in Living
Stephanus Pradhana
Ringkasan khotbah 24 Oktober 2021

Dalam Matius 7:22-23 di tuliskan akan ada banyak orang yang “menipu diri nya sendiri”, mereka merasa mereka akan diterima oleh Tuhan, yakin dengan kerohanian mereka, tapi ditolak oleh Tuhan.

Baca Yakobus 1:21-27.

Yakobus menggambarkan kehidupan lama kita dengan dua hal: hidup yang penuh kejahatan dan hidup yang kotor. Tapi bagaimana cara nya kita membersihkan diri kita dari lumpur dosa? Yaitu (ayat 21b) dengan menerima firman Tuhan dengan rendah hati.

Artinya adalah kita mengakui firman Tuhan yang otoritatif dalam hidup, dan menerima nya dengan kerendahan hati.

Yakobus menambahkan “…dengan rendah hati” dalam menerima Tuhan karena firman Tuhan sering bertentangan dengan intuisi kita. Kita perlu mengakui keterbatasan kita.

Dan kita juga perlu mengakui bahwa kita sering lebih memilih hobi kita atau aktivitas lain ketimbang mendengar/membaca firman Tuhan.

Sering kita memberikan alasan bahwa kita tidak punya waktu, tapi COVID-19 lockdown/PPKM membuktikan sebaliknya. Kita lebih ada waktu, tapi tetap kita tidak membaca/mendengar firman Tuhan – ini karena kita tidak ada kerinduan!

Yakobus juga menekankan untuk melakukan firman Tuhan, tidak hanya mendengar saja. Sering kita kagum dengan firman Tuhan dan mungkin menceritakan nya kepada orang lain, tapi ketika di tanya, kita sadar kita tidak berencana melakukan apa apa.

Ini berarti kita tidak menghargai firman Tuhan dan pada akhirnya, kita tidak menghargai Tuhan!

Manusia lebih suka mendengar daripada melakukan firmanNya, bahkan sejak jaman Yakobus. Ini karena melakukan firman Tuhan terasa sulit, kuno, mengganggu kenyamanan kita, dan belajar sesuatu yang baru membuat kita bergairah dan merasa puas.

Baca ayat 25 – kita perlu meneliti dan bertekun dalam firman Tuhan. Kita melihat ujian sebagai cara Allah untuk mengubah kita sehingga kita tidak lagi fokus untuk mengubah situasi atau orang lain, tapi bisa bersuka cita melihat bagaimana kita bisa diubah untuk menjadi serupa Kristus.

Walaupun melakukan firman Tuhan seperti membuat kita tidak bebas melakukan ini itu, tapi pada akhirnya kita akan mengalami kehidupan yang sesungguhnya bersama dengan Tuhan. Ada berkat rohani dari Tuhan, dan kita akan jauh lebih bebas dari sebelumnya!

”Tes kerohanian” ada di dalam ayat 26-27,
A. bagaimana seorang mengontrol/menguasai lidahnya
Apakah ucapan kita membangun? Atau menjatuhkan / membicarakan kejelekan orang lain? Apa komentar kita umumnya dalam sosial media?

B. bagaimana sikap kita terhadap kaum marginal? (Kaum miskin, terlantar, gelandangan, dsb).

C. bagaimana kita menjaga diri kita dari kecemaran dunia?
Dunia saat ini memegang nilai yang semakin jauh berbeda dari firman Tuhan. Bisakah kita membedakan nya satu dengan yang lain? Bisa kah kita menjaga diri kita supaya tidak ikut nilai dunia saat ini?

Dalam jaman sekarang ini, kalau ada seseorang yang melakukan hal yang tidak sesuai dengan nilai dunia saat ini, ia akan di permalukan ramai ramai di depan umum (sosial media, dsb), lalu di hujat, di hukum, dan di kucilkan dari lingkungan sosialnya. Apakah kita sering mengkomentari berita-berita seperti ini? Baca Yakobus 4:4.

Apakah kita hanya mendengar firman Tuhan tapi tidak melakukannya?

Apakah ibadah kita murni? Atau kita menipu diri sendiri?

Post a comment

X