Daud dan Goliat

  


David & Goliath
Seri Living in uncertain times
Stephanus Pradhana
Ringkasan khotbah 16 Agustus 2020

Seperti hal nya kita yang hidup dalam suasana tidak menentu, bangsa Israel selama 200an tahun harus menghadapi situasi yang tidak menentu, yang selalu diserang oleh bangsa-bangsa lain, terutama bangsa Filistin. Hari ini kita akan melihat hal yang terjadi di lembah Tarbantin dalam 1Samuel 17.

Kita bisa melihat bahkan raja Saul juga ketakutan. Dia tentunya menghitung kekuatan bangsa Filistin, dan juga Goliat, dan kemungkinan apa yang akan terjadi pada mereka setelah ini. Kita pun juga sama, kita takut saat kita membandingkan kemampuan kita dengan apa yang terjadi di sekitar kita, di luar kontrol kita.

Ketika segala sesuatu di luar kontrol kita, haruskah kita hidup dalam ketakutan?

Dalam ayat 26, kita bisa melihat Daud mempunyai reaksi yang berbeda dengan Saul, walaupun mendengar hal yang sama (tantangan Goliat). Daud melihat status Goliat di hadapan Allah yang hidup, sedangkan Saul hanya melihat penampilan luar Goliat! Daud juga tidak fokus pada kelemahan bangsanya, tapi dia melihat status Israel di hadapan Allah (yaitu tentara Allah yang hidup). Daud bukan berpikir positif, tapi teosentris – dia tidak meremehkan kekuatan Goliat, tapi dia melihat situasi dari sudut pandang Allah.

Apakah seperti Saul, kita melihat segala sesuatu dari sudut pandang manusia, atau dari sudut pandang Allah?

Darimana datangnya keberanian Daud? Yaitu dari pengenalannya akan Tuhan, lihat ayat 34-37. Dia mengerti penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Lihat 1Samuel 2:9-10 juga, yang menunjukkan karakter Allah kita. Daud mengenal karakter Allahnya. Daud betul-betul merasakan penyertaan Tuhan dalam kehidupan sehari-harinya, bahkan dalam hal-hal yang kecil. Karena itu ketika dia dihadapkan pada hal-hal yang besar, dia tidak takut lagi.

Kita sering tidak begitu mengenal Allah kita, atau hanya tahu sekedar teori. Kenali Allah kita!

“Many believers today identify immediately with David and his text as a promise of victory against whatever problems seem overwhelming at the moment. But we should ask if this is really the right bridge… [because] we tend to prejudge the original meaning of the text and what its significance is for modern readers” – Bill T. Arnold

Goliath is not the giant of your life, but the enemy of God. The war is not yours ultimately. The battle is the Lord’s against God’s enemy. Perhatikan ayat 45-47. Ia tidak berperang untuk kepentingan nya sendiri, tapi supaya seluruh bangsa mengenal Allah yang hidup, dan supaya bangsa Isarel sendiri mengenal dan mengandalkan Allahnya (dan tidak mengandalkan kekuatan atau raja nya sendiri).

Kalau kita mau mengaplikasikan perikop ini, maka aplikasi kita harus memuliakan Allah! Ketika kita fokus pada diri sendiri, kita akan terus menerus menghitung kekuatan kita.

Apa yang menjadi fokus mu dalam pandemi ini? Pribadi? atau kemuliaan Tuhan? Di tengah situasi yang amat sulit ini, marilah kita menjadi saksi Allah yang hidup. Bukan kekuatan, kepandaian atau bahkan keberanian kita, tetapi keyakinan kita bahwa Tuhan menyertai di tengah ketidak berdayaan kita.

Rencana selalu digenapi di tengah kelemahan orang-orang yang lemah seperti saudara dan saya. Daud menaruh kepercayaannya pada Allah untuk memenangkan umatNya, dan itu menunjukan pada Kristus, raja Israel yang sejati. Dia tidak hanya menyelamatkan bangsa Israel, tetapi seluruh bangsa dari kuasa dosa.

Kalau ketakutan kita yang paling besar dalam hidup ini, yaitu kematian, sudah dikalahkan Kristus, kenapa kita masih harus takut pada hal-hal lain di dunia ini?

Kita hidup dalam jaman yang tidak menentu, tapi kita punya kepastian hidup di dalam Kristus. Kiranya kita tidak lumpuh dalam situasi ini, dan kita melihat Dia, kenali Dia, bangkit dan berperang melawan musuh Allah, supaya Allah dipermuliakan. Dan biarlah orang-orang melalui pandemi ini bisa mengenal Kristus melalui kita. Ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan pada hari ini!

When your lives are attached to God’s purpose, you’ll be bold, you’ll be courageous. Why? Because God’s purpose will never fail.

Post a comment

X