Dari tragedi menjadi kemenangan

  


From tragedy to triumph
Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 20 September 2020
1 Samuel 30:1-10

Dalam kehidupan ini tragedi atau sesuatu yang sangat sulit bisa terjadi pada kita. Daud sedang menghadapi sebuah tragedi yang sangat besar dalam kehidupannya, dan mungkin sekarang kita pun sedang mengalami sebuah tragedi. Di tengah tragedi seperti ini, kita mungkin bertanya-tanya, kapankah ini akan berakhir?

Umumnya dalam menghadapi tragedi & masalah, kita meresponi nya dengan merasa discouraged->distress->depression->disillusion.

How to respond in the midst of tragedy. Bagaimana respon anda dalam menghadapi tragedi ini sehingga anda mengubahnya menjadi kemenangan?

[1] Express your feeling honestly (ayat 4). Menyatakan perasaan kesedihan anda yang terdalam dengan jujur.

* Ketika Daud dan orang-orangnya sampai ke kota itu, tampaklah kota itu terbakar habis, dan isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan. Lalu menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis. 1 Samuel 30:3‭-‬4 TB

Daud melihat semua nya hilang, terutama orang-orang yang paling dicintainya. Mereka tidak menahan dan menyembunyikan kesedihannya. Ketika ada tragedi datang dalam hidup kita, tidak apa bagi kita untuk menangis. Yesus pun juga pernah menangis, menyatakan perasaannya (kisah Maria, Martha, dan Lazarus, Yohanes 11:35, Maka menangislah Yesus).

Tangisan dan air mata menunjukkan keterbatasan dan ketidak mampuan kita sebagai manusia. Dalam kitab Mazmur, ada istilah “cry out” yang sering ditulis, menunjukkan bahwa pemazmur mengungkapkan isi hati nya dengan sungguh-sungguh; menunjukkan ketulusan dan kejujuran untuk mengakui ketidak berdayaan kita.

Dua respon dalam menghadapi tragedi

Respon kita setelah ini bisa menjadi (a) self-pity (play victim) or kesal, marah, menggerutu, blaming others & situation seperti orang-orang di sekitar Daud yang menyalahkan Daud dan berkata satu sama lainnya ingin melempari Daud dengan batu.

Ada juga orang yang (b) melihat ke depan dan memikirkan rencana-rencana apa yang dia bisa lakukan untuk menghadapi tragedi. Pada akhirnya akan menjadi sombong kalau dia berhasil, atau depresi saat gagal.

Kedua respon ini menjauhi kita dari Tuhan. Tuhan tidak merencanakan kehancuran dengan mengijinkannya tragedi atau mengijinkan sesuatu yang paling sulit dalam kehidupan anda UNTUK menghancurkan hidup anda.

Respon ketiga adalah respon yang benar dan merupakan keunikan dalam kekristenan.
Tapi Daud (kekristenan) berbeda. Lihat “dia menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, Allahnya.” Mari bahas prinsip atau kebenaran ini.

[2] Strengthen your faith in God (ayat 6). Kuatkan imanmu pada Tuhan.

Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan , Allahnya.
1 Samuel 30:6 TB

Di tengah semuanya hilang dan orang-orang mulai menyalahkan Daud (dan bahkan ingin membunuhnya dengan melempari dia dengan batu – karena Daud lah yang mempunyai ide untuk lari ke tanah musuh supaya tidak dikejar Saul lagi), Daud lari kepada Tuhannya.

Menarik untuk diperhatikan kalau anda seorang peminpin: ketika semuanya berantakan atau ada masalah besar, biasanya anda sebagai peminpin akan disalahkan (menarik sekali, Daud tidak marah atau kesal dengan rekan-rekannya tetapi ia tetap memimpin) dan hal yang kedua, seperti Daud lakukan, respon anda sebagai peminpin mempengaruhi atmosfir atau situasi yang keruh dan berantakan itu. Sebagai peminpin respon anda harus berbeda dan anda sebagai peminpin memberikan “encouragement” sesudah datang padaNya dan dikuatkan Tuhan. * A good leader brings a message of encouragement and hope in the midst of chaos or tragedy situation.

“TUHAN, Allahnya” (The LORD, Yahweh, TUHAN: Allah, Elohim, Allah), menunjukkan Daud punya relasi yang dekat dengan Tuhan. Dia tahu dan mengenal Tuhan dengan baik. Ada perbedaan antara orang yang tahu tentang Allah ( knowing about God) dan orang yang mengetahui atau mengenal Allahnya ( knowing God). Knowing about God tidak ada atau jauh relasinya dengan Allah, sedangkan knowing God ada relasi dan apa yang diketahuinya menjadi suatu keyakinan serta karakterNya menjadi gaya kehidupannya.

Daud datang pada Tuhan, menguatkan dan meneguhkan hatinya. Dia mendapatkan kekuatan dari Tuhan, Allahnya bukan dari situasi, ketenangan, kenyamanan atau jabatan.
Iman anda lebih besar dari masalahmu atau tragedimu sebab Tuhan, Allah yang kita sembah lebih besar dari tragedimu.

Prinsipnya adalah kita menjadi kuat ketika kita datang pada Tuhan dengan keyakinan yang kokoh bahwa Ia adalah Yahweh, Allah yang hidup (Allah Abraham, Yakub & Ishak), tidak tergantung waktu atau situasi, keberadaanNya kekal adanya, yang setia menepati janjiNya dan yang adalah Pencipta, yang perkasa serta kuat tiada bandingNya. Tanggungjawab kita datang dan menguatkan hati serta fokus memikirkanNya maka Allah secara aktif menguatkan kita.

Prinsip yang sama diajarkan dalam Kolose 2:6-7 (dan 2 Timotius 2:1 jadilah kuat dalam kasih karuniaNya) yang ditulis dalam bentuk kata kerja pasif, menunjukkan Yesus Kristus yang bekerja dengan aktif sebagai sumber pertumbuhan serta kekuatan, dan kita hanya perlu datang dan dikuatkanNya dengan kita juga aktif taat. Juga perhatikan Filipi 4:13, kekuatan kita adalah di dalam Dia atau bersumber dari Dia. Dan kita bisa melihat banyak kisah lain dimana Abraham, Sara, beriman kepada Allah yang mengubah dan menguatkan mereka.
Datanglah pada Tuhan, dan biarkan Dia menguatkan hatimu di tengah-tengah tragedi yang menimpa hidupmu sehingga anda cakap dan mampu menanggung tragedi dalam kehidupanmu.

Belajar dari kesalahan: bergantung atau mengikuti pikiran sendiri

Kita bisa melihat Daud mendapatkan kekuatan dari Tuhan! Kita bisa melihat dalam 1Samuel pasal 27-30, Daud bergantung pada dirinya sendiri, pola pikirnya atau asumsinya yang berdasarkan situasi dan bergantung pada orang yang mempunyai kedudukan, raja Akhis, raja di kota Gat, salah satu kota dari bangsa Filistine, bangsa yang seharusnya orang Israel taklukan, kalahkan. Tetapi Daud bergantung padanya. Asumsi atau pikiran yang mengandalkan diri sendiri dengan bersandar dan percaya pada situasi dan kenyamanan yang semu dan sementara. *Tetapi Daud berpikir dalam hatinya: “Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya.” Bersiaplah Daud, lalu berjalan ke sana, ia dan keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia itu, kepada Akhis bin Maokh, raja kota Gat. Berkatalah Daud kepada Akhis: “Jika kiranya aku mendapat belas kasihanmu, biarlah diberikan kepadaku tempat di salah satu kota di tanah datar, supaya aku tinggal di sana. Mengapa hambamu ini tinggal padamu di kota kerajaan ini?” Maka pada hari itu Akhis memberikan Ziklag kepadanya; itulah sebabnya Ziklag menjadi kepunyaan raja-raja Yehuda sampai sekarang. Dan lamanya Daud tinggal di daerah orang Filistin adalah satu tahun empat bulan. 1 Samuel 27:1‭-‬2‭, ‬5‭-‬7 TB.

[3] Follow God’s direction for your life (ayat 7-8). Ikutilah, taatilah pimpinan Tuhan untuk hidupmu.

Kita cenderung dalam situasi sulit, mengambil keputusan yang kita pikir baik – lupa untuk kita bawa keputusan kita kepada Tuhan. Tuhan ijinkan tragedi ini terjadi untuk mengubah hati Daud untuk bergantung dan minta pimpinan pada Tuhan. Daud belajar dari kesalahannya yang ikut pikirannya dan bergantung pada situasi yang nyaman.

Tidak ada tempat yang nyaman dalam dunia ini dan tidak ada orang yang bisa memberikan kenyamanan dan ketenangan yang sejati dan selamanya. Hanyalah Tuhan yang memberikan ketenangan dan kenyamanan. Maka ketika tragedi datang, datanglah dan bernaunglah pada Tuhan maka anda menjadi kuat– meskipun masih dalam situasi tragedi dan situasi yang paling susah, anda bisa menjadi kuat dan tenang di dalamNya.

Ketika Daud kuat di dalam Tuhan maka ia mulai mencari pimpinan dan kehendak Tuhan. Ia belajar dari kesalahannya: jangan ikuti pikirannya sendiri dengan bergantung pada orang punya posisi yang memberikan kenyamanan. Hatimu lemah dan kalah dengan situasi atau tragedimu maka anda susah atau sangat sulit sekali bahkan tidak mungkin ikut suara atau kehendak Tuhan.

Jangan membuat kesalahan yang fatal: sesudah dikuatkan Tuhan lalu ambil jalan yang dulu lagi. Ikutlah kehendakNya. Daud memulai lagi dengan ketaatan untuk ikuti kehendak Tuhan. Dia bertanya, apakah harus mengejar orang Amalek yang membakar dan mengambil semua ternak dan keluarga mereka? Apakah Tuhan menyerahkan orang Amalek pada mereka? Sebelum bertindak dan berencana Daud minta petunjuk Tuhan.

Kemenangan adalah anugerah Tuhan! Semua keluarga dan ternak kembali ke tangan mereka dan bahkan mereka mendapatkan jarahan dari orang Amalek begitu banyak sekali. * Tidak ada yang hilang pada mereka, dari hal yang kecil sampai hal yang besar, sampai anak laki-laki dan anak perempuan, dan dari jarahan sampai segala sesuatu yang telah dirampas mereka; semuanya itu dibawa Daud kembali. Daud mengambil segala kambing domba dan lembu; semuanya itu digiring mereka di hadapannya, serta berkata: “Inilah jarahan Daud.” 1 Samuel 30:19‭-‬20 TB

Lihat apa kata Daud dalam 1Samuel 30:21-24 saat mereka telah menang. Dia tahu Tuhan lah yang memberikan kemenangan itu, Tuhanlah yang menyerahkan mereka, Tuhanlah yang melindungi. Bukan dia, atau pun 400 orang yang ikut untuk mengalahkan orang Amalek. Jadi 200 tentara, yang tidak ikut berperang karena kecapaian, tetap mendapatkan upahnya.

Cerita Daud di pasal 30 ini dimulai dengan tragedi, periistiwa yang sangat sulit, sangat melukai, sangat menyedihkan tetapi berubah jadi suatu kemenangan. From tragedy to Triumph, from victim to victory, from temptation to testimony.

Bukan Daud yang mengubah tragedi menjadi kemanangan TETAPI TUHAN lah yang mengubah hal itu. Dia mampu, Dia sanggup dan Dia mau campur tangan dalam kehidupan anda. He can change from tragedy to triumph, from victim to victory, from temptation to testimony!

Jesus Christ is The LORD, TUHAN, who gives victory for us.
*His tragedy, His dead on the cross, becomes our triumph.

Perhatikan nats ini, 1Samuel 30, dihubungkan dengan Yesus Kristus. Yesus Kristuslah memberikan kemenangan yang sesungguhnya, kemenangan yang jauh lebih besar dan hebat dari tragedi kehidupan ini. Kematian dan penghukuman neraka dikalahkanNya dengan kematianNya di kayu salib dan kebangkitanNya atas kematian. His tragedy becomes our triumph. KemenanganNya atas kematian adalah jaminan bahwa tragedi dalam kehidupanNya, dengan mati di kayu salib, sebagai dasar untuk kemenangan dalam tragedi kehidupan yang manusia alami.

Tragedi Daud dibalikkan Allah jadi suatu kemenangan karena Allah lah yang memberikan kemenangan itu. Sebaliknya, tragedi Yesus Kristus, yang mati di kayu salib, memberikan kita kemenangan yang sejati, kemenangan atas dosa, kematian dan penghukuman neraka.

Istilah TUHAN dalam 1 Samuel 30:6 b menunjuk pada Yesus Kristus, 3 alasan:
@ Istilah Tuhan dipakai oleh Yesus Kristus.
Yahweh, di LXX, Septuaginta, Kitab Perjanjian Lama yang diterjemahkan ke bahasa Yunani dari bahasa Ibrani, menterjemahkan dengan KURIOS, LORD,terjemahan English nya), dan TUHAN terjemahan bahasa Indonesia. Misalnya,
Roma 10:9 & Filipi 4:9-11 menyatakan bahwa Yesus adalah TUHAN, KURIOS. Dicatat pada umumnya di PB istilah Lord adalah untuk Yesus Krustus ( Filipi 4:5; Lukas 2:11 Today your Savior is born in the city of David. He is Christ the Lord. Luke 2:11 NET.

@ Perjanjian Baru menyatakan bahwa Yesus memimpin orang Israel. Perhatikan hal ini, peranan Yesus sebelum menjelma jadi manusia. Dia adalah Tuhan yang membebaskan dan memimpin orang Israel.
Yesus lah yang membebaskan dan memimpin dari Mesir ( Yudas 4-5 *Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus. Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya. Yudas 1:4‭-‬5 TB) dan memimpin orang Israel waktu di padang belantara ( 1 Korintus 10:3-4 *Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. 1 Korintus 10:3‭-‬4 TB.

@ Istilah Aku adalah… yang dinyatakan dalam Yohanes menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan, sehakekat dengan Yahweh. Yohanes ingin menyatakan bahwa Aku adalah menunjuk pada Yahweh, Aku adalah Aku di Keluaran 3:14 (maaf dalam kotbah ada salah pengucapan; di kotbah diucapkan Kejadian; yang benar adalah Keluaran). Istilah ini dikatakan Tuhan pada Musa yang lagi menolak untuk jadi pemimpin yang diutus Tuhan ke Firaun, raja Mesir untuk membawa keluar orang Israel. * Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” Keluaran 3:14 TB.

Yesus menyatakan secara implisit bahwa pernyataan di Keluaran 3:14 dari Allah itu juga di claim untuk diriNya sendiri dan Ia adalah sehakekat Yahweh yang kelihatan, penampakan diriNya dengan mengambil jubah manusia. Yohanes 4:14, Akulah air kehidupan. Yohanes 6:35, Akulah Roti Hidup. Yohanes 8:12 Yesus berkata Akulah Terang dunia; Yohanes 10:7, 11 Akulah Pintu & Gembala yang baik; Yohanes 11:25 Akulah kebangkitan & hidup.: Yohanes 14;6 Akulah Jalan dan Kebenaran & Hidup. Yohanes 15:1-5 Akulah Pokok Anggur. Yohanes 8:58 sebelum Abraham ada, Aku sudah ada. Yohanes 6, Yesus berkata bahwa Ia dari Surga *Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Yohanes 6:51 TB

Dalam Perjanjian Baru, istilah Allah dipakai dengan Theos, bahasa Yunaninya sebaliknya istilah Tuhan, the Lord, Kurios (yang dalam PL pakai istilah Yahweh) dipakai untuk Yesus Kristus.

His Tragedy at the cross becomes our triumph, our victory.

Tragedi Daud dibalikkan Allah jadi suatu kemenangan karena Allahlah yang memberikan kemenangan itu. Sebaliknya, tragedi Yesus Kristus, yang mati di kayu salib, memberikan kita kemenangan yang sejati, kemenangan atas dosa, kematian dan penghukuman neraka.

Dan di dalam Yesus Kristus, kita sudah menjadi pemenang! Ada kekuatan, kasih karunia, dan kemenangan di dalam Kristus. Dan bukan hanya sekedar kemenangan dari masalahmu, tapi kemenangan dalam tragedi terbesar, yaitu kematian kekal dan terpisah dari Allah selama-lamanya! Dalam Yesus Kristus ada kemenangan yang sejati.

1 Korintus 15:57, dalam Yesus Kristus sudah membuat kita menang karena kebangkitanNya.
2 Korintus 2:14, dalam Yesus selalu ada kemenangan. Roma 8:37, kita lebih dari pemenang karena kasih Allah dalam Yesus Kristus.

Yesus adalah sumber kemenangan manusia dan Ia sanggup membalikkan tragedimu menjadi kemenanganmu. Yesus tahu tragedimu dan Dia sanggup mengasihi dan memulihkanmu. Tanggungjawab anda adalah datang padaNya. Kalau anda tidak datang maka anda tetap hancur berantakan, tetap broken. Datang pada Yesus dengan hati yang hancur dan Dia akan mengubah tragedimu menjadi kemenangan! Yesus adalah ahli pemulih hidup manusia.

Post a comment

X