Celebrating Father’s Day 2012

  


Father and son 27

Foter

Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 2 September 2012

Hari ini adalah hari bapak (Father’s Day) di Australia dan firman Tuhan hari ini kitanya membuat kita untuk memikirkan soal nilai hidup kita. Setiap orang punya nilai (value). Seorang bapak yang baik (atau anggota keluarga apa pun juga) akan punya sebuah value (yang tidak kelihatan, tapi menggerakkan hidup kita). Value sebuah benda umumnya kelihatan, berbeda dengan value kehidupan seseorang.

Value/nilai hidup yang ditawarkan Tuhan berbeda dengan value/nilai hidup yang ditawarkan oleh dunia (terlihat oleh mata – kekayaan, materi, kecantikan, dll).

Ada satu ayat yang sangat menarik mengenai Yusuf: Keluaran 48:1.
Manasye dan Efraim adalah anak-anak Yusuf yang masih seorang pemuda-pemudi. Yusuf memberi teladan untuk menghormati bapaknya (padahal dia adalah seorang wakil Firaun yang begitu kaya dan berkuasa), dia bertekuk lutut pada papanya yang sudah mau meninggal dunia. Dia menghargai orang tuanya dan anak2 nya melihat hal itu.

Apa value tentang Yusuf di sini? Dia ingat Tuhan. Hidup dia selalu dihubungkan dengan Tuhan (apakah pada waktu dia bekerja di Kejadian 39, apakah pada waktu digoda istri Potifar yang ingin berhubungan dengan dia, apakah ketika dia di penjara, apakah saat dia dipanggil Firaun untuk menafsirkan mimpinya – dia selalu ingat pada Tuhan! Dan ketika dia berada di atas pun, dia tetap ingat bahwa Tuhan yang menempatkan dia di sana (ingat perkataan dia pada saudara-saudaranya (Kejadian 50:20)?

Inilah nilai yang diperlukan oleh anak-anak Tuhan, khususnya untuk seorang ayah, sebagai kepala keluarga!

Yusuf membangun nilai hidup ini sejak dia dari muda dan dijaganya. Nilai yang baik bisa hilang kalau kita tidak hati-hati dan menjaganya, kita bisa terbawa! Demas yang dulu cinta Tuhan dan semangat melayani bersama-sama dengan Paulus, dikatakan bahwa Demas telah mencintai dunia dan meninggalkannya. Tapi Yusuf berbeda! Dia menjaganya dan itulah yang dibutuhkan oleh laki-laki sekarang!

Ini jugalah nilai yang seharusnya dicari, bukan penampilan atau nilai-nilai lain yang tidak ada gunanya, yang membuat kita senang sekarang tapi menyesal di akan datang!

NILAI YUSUF DAPATKAN DALAM HIDUPNYA

1. Tuhan adalah Tuhan yang berdaulat, yang berkuasa

Iman kita sering bertumbuh saat situasi baik – kita jadi semangat, jadi bertumbuh. BUKAN ITU! Iman yang sejati yang bertumbuh adalah karena iman yang fokus pada Yesus Kristus yang berdaulat dalam kehidupan kita, di situasi apa pun juga.

Ketika Yusuf jauh dari orang tua, ketika Yusuf di penjara, dia tahu bahwa Tuhan yang mengontrol dan dia ada ketenangan.

2. Tuhan sumber berkat

Kalau kita perhatikan dari Kejadian 39, dikatakan bahwa “Tuhan menyertai Yusuf” dan Yusuf pun selalu mengakuinya.

Tidak pernah Yusuf menyombongkan diri nya dan selalu mengembalikannya kepada Tuhan. Tidak pernah barang apa pun juga dicintai di dunia ini, karena itu akan menghancurkan. Kita harusnya mencintai Tuhan semata-mata, sebagai sumber pengampunan dan juga berkat kita sehari-hari (anak, rumah, atau apa pun juga).

Karena itu semua dari Tuhan, kita harus berdedikasi dan bertanggung jawab! Seseorang bisa begitu mencintai uangnya atau apa pun yang dia punya, sampai lupa untuk mencintai Tuhan! Atau kita sebegitu teladan berdoa dan berusaha dalam mencari pekerjaan, tapi setelah mendapat pekerjaan, kita begitu sibuk sampai lupa pada Tuhan!

Tuhan mengaruniakan anak juga pada kita, dan itu berkat Tuhan. Jangan sampai berkat ini (atau apa pun juga) dipakai oleh iblis untuk menghancurkan kita, supaya semakin jauh dari Tuhan. Belajar dari Yusuf yang membawa anak-anaknya pada Tuhan!

3. Tuhan layak diikuti seumur hidup

Apa pun yang terjadi pada kehidupan Yusuf, Yusuf tidak pernah kecewa pada Tuhan atau meninggalkanNya. Dia melihat rancangan-rancangan Tuhan yang indah, yang mengubah hal-hal yang tidak baik menjadi baik dan mulia.

Yusuf juga tidak segan-segan berlutut di hadapan ayahnya, kerendahan hatinya, yang menghargai ayahnya dan menghargai Tuhan. Anak-anak selalu melihat teladan hidup orang tuanya, dan teladan Yusuf pasti akan terus diingat oleh anak-anaknya. Bukan nasihat dan perkataan panjang yang biasanya diingat oleh anak-anak, tapi teladan hidup!

Nama Manasye diberikan karena berarti “Tuhan membuat lupa kesengsaraanku” dan Efraim “Karena Tuhan memberikan anak di tengah-tengah kemiskinan orang2 Israel” – indah bukan?

Teladan orang tua, khususnya seorang ayah sebagai pemimpin gereja, sangat penting dalam keluarga kita. Tentu tidak ada orang yang sempurna, tapi sebagai seorang ayah kita harus rendah hati dan bertumbuh dalam Tuhan, supaya kita terus bisa memimpin keluarga dan menjadi teladan yang indah.

Karl Marx, menumbuhkan komunismie, karena ayahnya yang memberikan teladan bahwa sebuah agama adalah hanya sebuah topeng! Hanya karena teladan buruk ayahnya. Biar kiranya kita pulang, dan terus menjaga value kita yang benar di dalam Tuhan. Kita terus memberikan teladan yang baik bagi anak-anak kita, seperti Yusuf!

Post a comment

X